14

957 111 10
                                    

Regis baru saja memotong kedua tangan Adin setelah berbagai pertempuran terus berulang. Kini Adin sudah di lumpuhkan dan di ikat dengan artefak agar kekuatannya di segel sepenuhnya.

Choi Han juga sudah selesai melumpuhkan Duke yang merupakan tangan kanan Adin.

Mereka akhirnya dapat memenangkan perang dan membuat musuh kalah telak tanpa menyisakan apapun.

Namun ada yang janggal , kekuatan tempur dari musuh tidak sekuat biasanya.

Ksatria berhelm yang selalu menghalangi Regis dan Choi Han tidak muncul dengan pasukan wyvernnya.

"Yang Mulia Raja Han , apa ada kabar dari Istana"

"Komunikasi kita terganggu , belum lagi para penyihir kehabisan mana saat bertempur tadi"

"Entah kenapa firasatku sangat buruk , Raja Han tolong tangani sisanya aku harus kembali ke ibukota"

"Cale sepertinya berada dalam bahaya , perasaan gelisah ini sama seperti yang Raja Han rasakan saat penyerangan di ibukota terjadi"

"Pergilah , sisanya akan aku tangani dengan bawahanku yang lain"

"Terima kasih Yang Mulia"

Regis keluar dari tenda dan menunggangi kuda putihnya dengan kecepatan yang sangat tinggi.

Dalam dua jam dia harus sudah sampai di wilayahnya. Semakin lama perjalannya , hatinya akan semakin resah.

'Cale ku mohon untuk aman , jangan sampai hal buruk terjadi padamu'

..

..

..

..

BRAK...BRAK...

Tangan Cale kebas saat perisainya terus bergetar akibat tabrakan dengan wyvren yang berbenturan dengan perisai peraknya.

'Nak kamu harus aman'

Cale dengan keras berusaha mengendalikan perisainya tetap kokoh.

'Ini saat yang tepat , aku harus membuka celah untuk jalan anak panah ke atas. Wyvern harus jatuh agar para beruang jatuh ke bawah dan dapat di serang dengan meriam.'

'Meski tidak dapat membunuh mereka tapi hal ini dapat melukai dan mengurangi daya tempurnya."

" Sir Brando arahkan pasukan pemanah untuk bersiap. Arahkan saja semua panah ke atas sisanya berikan padaku"

"Baik Duchess -nim"

Sir Brando memiliki nyala api penuh rasa kagum pada Duchess. Tubuh kecilnya terlihat paling kokoh saat ini.

Dengan tekad ini , Dia dengan cepat mengatur pasukan pemanah untuk segera masuk ke posisi siap dan memanah dengan semua kemampuan mereka.

"Tembakan panahnya"

Suara Sir Brando dengan keras menggema dan itu menjadi awal dari ribuan anak panah di tembakan ke atas , tempat di mana Wyveren tengah terbang membawa suku beruang.

Cale berkeringat dingin saat kekuatan angin mulai dia gunakan untuk membimbing dan memperkuat kekuatan panah yang sudah di tembakan ke udara.

Dengan fokus yang tinggi , Cale menggunakan dua kekuatan kuno sekaligus. Puluhan Wyveren mulai oleng dan menjatuhkan tubuh mereka ke bawah tembok.

Keringat dingin terus menetes. Mengendalikan perisai tetap kokoh meski ada celah untuk memanah membuat Cale harus berusahan berkali kali lipat dari penggunaan normal kekuatan kuno.

Ini barulah awal dari perang yang sesungguhnya. Langkah selanjutnya masih panjang dan pertahanan perisainya tidak boleh goyah.

Wyveren yang jatuh hanya memiliki sedikit luka pada sayapnya. Mereka semua oleng karena sayapnya yang sobek dan kehilangan kendali untuk terbang.

Marriage LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang