BAGIAN ENAM

60 11 0
                                    

Dan benar saja, pagi-pagi sekali Aksara sudah ada di depan pintu apartment gadis itu dengan pakaian olahraga yang melekat di tubuhnya. Senyum manis terpampar di wajah Aksara saat melihat Haruna juga mengenakan pakaian santai untuk joging pagi. "Puas?" Tanya Haruna pada Aksara dan di balas tawa kecil dari lelaki itu. "Besok-besok kalau mau joging yaudah joging sendiri aja. Males banget tahu nggak sih akunya." Kesal Haruna.

"Lagian maksa banget ngajak joging." Gerutu Haruna.

"Gue ngajak joging biar sehat, Na. Lagian gue janji beliin lo mainankan." Ingat Aksara.

"Kan aku nggak ada minta, Aksara." Gemas Haruna.

Kedua remaja itu tengah berlari pelan, Aksara mengikuti langkah Haruna yang melembat. Lelaki itu mengikuti setiap langkahnya gadis itu, jika pelan ia akan ikut pelan, jika cepat ia akan ikut cepat. Sebuah taman yang lumayan luas ada di deket apartment mereka, Haruna bahkan baru tahu ada hidden gem seperti ini kalau bukan Aksara yanf mengajaknya kemari. Keduanya hanya melakukan joging lima putaran karena Haruna yang sudah menyerah terlebih dahulu. "Udah mau selesai?" Tanya Aksara.

"Udah," Sahut Haruna sambil mengambil air mineral yang baru saja di beli Aksara. "Kamu mau joging lagi?" Tanya Haruna.

Aksara yang berdiri menjulang tinggi dihadapannya mengangguk. "Iya, lagi tiga putaran. Lo tunggu disini dulu ya." Kata Aksara.

"Oke, tiga putaran ya. Kalau lebih aku balik duluan." Ucap Haruna. Aksara hanya mendengus dan langsung meninggalkan Haruna yang memilih duduk di trotoar jalan.

Haruna menatap kerumunan anak kecil yang bisa ia pastikan mereka semua masih playgroup, semuanya menggunakan pakaian yang sama yang di dampingi oleh beberapa orang dewasa, sepertinya mereka semua sedang melakukan kegiatan diluar sekolah. Haruna tersenyum kecil saat mereka semua langsung berlari jika badut mengejar mereka. Dulu ia sangat takut dengan badut karena teman-temannya selalu mengatakan jika badut suka memakan anak perempuan dan bisa-bisanya ia percaya denga ucapan temannya tapi saat ini ia sudah mulai berani walaupun tergantung situasi dan kondisi bentukan badut.

"Lihat apa?" Tanya Aksara yang sudah duduk di sampingnya. Haruna menunjuk kerumunan anak kecil itu dengan dagunya sebagai jawaban. "Oh, itu anak-anak panti asuhan." Kata Aksara.

Haruna menoleh cepat sambil menatap Aksara. "Bukannya anak-anak playgroup?" Tanya gadis itu.

Aksara menggeleng. "Bukan, anak-anak panti. Nana pernah main bareng mereka pas di panti," Katanya.

"Oh, mereka pakai pakaian yang sama soalnya." Guman Haruna pelan.

"Disengajain mungkin." Ucap Aksara. "Mau nyamperin?"

"Apanya?" Tanya Haruna bingung.

"Merekalah." Jawab Aksara.

"Tapi kita nggak bawa apa," Kata Haruna pelan. "Kamu tahu panti asuhannya? Kalau tahu kita besok aja kesana." Tawar Haruna. Aksara mengangguk, "Tahu, yaudah besok aja kesana. Mumpung minggu." Haruna mengangguk lantas kembali menatap kumpulan anak-anak kecil yang masih bermain bersama. Bagitupun Aksara yang ikut menatap anak-anak tersebut, sesekali menatap gadis berkuncir kuda disampingnya.

"Mau balik sekarang?" Tanya Aksara sambil menatap Haruna yang fokusnya belum teralihkan  dari sekumpulan anak-anak kecil tersebut. Haruna menoleh, menatap mata kelam Aksara yang sedang menatapnya. Beberapa detik tak adda sahutan, "Katanya mau beli mainan." Cicitnya pelan. Senyum perlahan terbit di bibir Aksara, "Oke."

Seperti janji Aksara, lelaki itu benar-benar mengajaknya membeli mainan-mainan jadul yang dikatakan pria itu.

Haruna senang? Tentu saja. Dirinya benar-benar senang saat melihat begitu banyak mainan yang tergantung dan lebih parahnya mainan tersebut tidak dijual di toko mainan tetapi di atas motor.

THE END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang