Fifty Four

4.7K 673 42
                                    

"Masuk Non, Ibu Seruni ada di kamarnya, lagi asyik merajut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Masuk Non, Ibu Seruni ada di kamarnya, lagi asyik merajut."

Ini sudah sepuluh hari semenjak Seruni dilarikan ke rumah sakit akibat kondisi kesehatannya yang menurun. Sesuai permintaannya, segala kemoterapi telah dihentikan. Kini wanita itu hanya bergantung pada obat-obatan yang diresepkan dokter.

"Terima kasih Bik," jawab Keziana setelah dipersilahkan masuk. Wanita itu melangkah tenang dengan membawa kantong kertas di tangannya. Sembari menaiki anak tangga, ia memperhatikan foto-foto keluarga Radjasa yang terpajang di dinding.

Tatapan matanya lantas terpaku pada sebuah foto keluarga yang diambil saat pernikahannya dengan Jeviano. Baik keluarga Radjasa dan keluarganya tersenyum begitu lebar, seakan menunjukkan bahwa pernikahan tersebut adalah momen yang begitu membahagiakan.

Keziana menghela nafas panjang. Dadanya terasa sangat berat untuk beberapa hari terakhir.

Wanita itu tak langsung masuk ke kamar, melainkan berdiri di depan pintu. Karena Seruni sudah mengetahui rahasia di antara dirinya dengan Jeviano, maka sekarang adalah waktunya untuk meluruskan segalanya. Ia tidak bisa menundanya lebih lama lagi.

Jika ingin hidup bahagia, maka segala hal yang memberatkan hati harus segera dilepaskan. Apapun resikonya.

"Keziana?"

Keziana terkesiap kala mendengar Seruni yang menyapanya dari dalam. Dengan segera ia membuka pintu, lalu mengulas senyum lebar.

"Omaaa.."

Seruni terlihat sumringah. Wajahnya sudah tidak lagi pucat seperti tiga hari yang lalu. "Oma liat kamu dari pantulan cermin, kenapa gak langsung masuk aja??"

"Aku tadi tiba-tiba inget kerjaan di kantor Oma, ada yang kelupaan atau enggak," bohongnya. Keziana lalu duduk di sebuah kursi yang berada tempat di sebelah ranjang.

"Kalo udah ke sini, jangan pikirin kerjaan doong," Seruni kemudian menunjukkan sebuah syal yang sedang dirajutnya. "Mending ikut Oma ngerajut sambil nonton drama korea. Seru loh ternyata."

Keziana hanya tersenyum sebagai jawaban. Ia memandangi Seruni yang tampak bersemangat, wanita itu terlihat jauh lebih bahagia setelah lepas dari segala jadwal kemoterapi.

"Oma ngerajut apaa?" tanyanya sembari meletakkan kantong kertas berisi buah-buahan kesukaan Seruni ke atas meja. "Wah, tali kur nya banyak banget, warnanya juga macem-macem.."

"Oma mau bikin syal, tapi baru jadi dua nih," jawab Seruni. Ia mengangkat dua buah syal berwarna biru dan hitam. "Yang biru buat Jevi, yang hitam buat Javi, dan warna putih yang lagi Oma rajut ini buat kamuu.."

Keziana sontak terdiam. Ia mengerjapkan matanya yang mendadak hangat berulang kali. Seakan telah siap untuk menjatuhkan bulir-bulir air kapan saja.

"Oh iya, Oma juga pengen buat baju kecil gitu," Seruni menyodorkan ponselnya ke arah Keziana. "Nih, gimana menurut kamu? Bagus kan?? Kalo kamu sama Jevi punya anak nanti, kayaknya bisa dipakai sekitar umur satu tahun deh.. Nanti Oma buat dua, yang biru buat anak laki-laki dan yang merah muda buat anak perempuan—"

Suddenly I Became His Wife | JENO × KARINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang