Twenty Two

5.9K 905 25
                                    

Chapter Twenty Two

Enjoy reading☺️♥️

Haresh Dewa membaca sebuah artikel di ponselnya dengan hati-hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haresh Dewa membaca sebuah artikel di ponselnya dengan hati-hati. Kedua pupil matanya melebar, bahkan pegangannya pada benda pipih itu kian mengerat kala menemukan sebuah foto yang dalam sekejap sukses membakar hatinya.

Foto siapa lagi kalau bukan Keziana dengan calon suaminya, Jeviano Gabriel.

"Lo bahkan udah lamaran, dan pernikahan lo tinggal dua belas hari lagi?!"

Keziana bungkam. Awalnya gadis itu ingin menceritakan perihal rencana pernikahannya hari ini, namun siapa yang menyangka jika Jeviano tiba-tiba datang dan membuat situasi di antara mereka menjadi runyam.

"Kita temenan atau engga sih Zi? Kenapa rencana besar kayak gini gak lo ceritain ke gue?!" Haresh mencecarnya sekali lagi. Dan perlakuan itu sukses membuat nyali Kezia kian menciut.

"Bisa ngomong baik-baik?" Jeviano yang sedari tadi menyimak akhirnya angkat bicara. Ia tak suka mendengar nada bicara Haresh yang terdengar cukup tinggi. "Lo gak sadar dari tadi orang-orang ngeliat ke sini terus?"

Sadar akan perilakunya yang salah, Haresh otomatis menghela nafas. Emosinya yang tiba-tiba memuncak membuat ia tak dapat mengendalikan diri. Tidak, bagaimana ia bisa menahan diri sementara gadis yang dicintainya sejak lama sebentar lagi akan menjadi istri orang lain?

"Sebenernya gue mau ngasitau lo hari ini, Resh. Tapi siapa yang tau kejadiannya bakal kayak begini," Kezina melirik horror pria yang duduk di sebelahnya. Jeviano hanya menelan ludah, memalingkan wajahnya dan menolak melakukan kontak mata dengan gadis itu.

"So, you're really going to marry him?"

Pertanyaan tersebut membuat Jeviano mengangkat salah satu alis tegasnya. Tatapannya menelisik tajam, begitu pula dengan raut wajahnya yang tampak kesal.

Jeviano tersinggung.

"Why are you asking again?  We were engaged and of course she—"

"Are you love him?"

Bagus, melihat bagaimana Haresh memotong ucapannya membuat Jeviano tersulut. Kedua tangannya mulai terkepal erat dan jantungnya berdegup tak wajar. Dari tatapannya yang tampak putus asa itu, sudah jelas bahwa pria ini menyukai calon istrinya.

Jeviano mendecih pelan ketika otaknya mulai menyimpulkan bahwa ada cinta sepihak yang terjadi di antara mereka.

"Zia, setau gue dari sejak kita kuliah, lo gak pernah deket sama cowok manapun. Terus tiba-tiba lo mau nikah sama dia? You didn't even date him before?"

Jika Haresh menganggap Keziana lebih dari sekedar teman, maka lain halnya dengan gadis itu. Selama tujuh tahun berteman dengan Haresh, ia hanya menganggap sang pria sebagai seorang sahabat dan kakak laki-laki, tidak lebih.

Suddenly I Became His Wife | JENO × KARINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang