apa yang akan kamu lakukan jika kenangan cinta pertama yang menjijikkan, dan pria idaman semasa SMA yang susah payah ingin kamu lupakan itu ternyata adalah orang yang dalam semalam menjadi suamimu??
Jeviano Gabriel Radjasa, membuat Keziana Lucia gil...
Haloo semua! Apa kabar? 🤗 Mohon maaf karena baru bisa update Kezia Jevi sekarang, maaf sudah buat kalian menunggu lama yaaa, hopeyou enjoy❤️ Are you ready for the real conflict?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Keziana mengerjapkan mata, gadis itu terbangun karena ingin buang air kecil. Namun ia merasa raganya kaku, tak dapat digerakkan.
Tidak, tidak ada yang salah pada organ tubuhnya, melainkan ada seseorang yang seakan tengah mengunci ruang geraknya. Memeluknya kelewat erat seperti guling empuk hingga tak menyisakan jarak.
Apa ini? Kenapa Jeviano begitu menempel padanya? Kemana semua pembatas yang telah ia susun rapi malam tadi? Apa pria itu tanpa sadar merusaknya?
Kebiasaan deh ni cowok, kalo tidur gak pernah bener!—omelnya dalam hati. Ia melirik ke arah jam, waktu telah menunjukkan pukul tiga pagi. Masih terlalu dini untuk bangun dari tidur.
"Jevv, lepasin dulu, gue mau ke toilet," bisik Keziana sembari berusaha memindahkan lengan kekar Jeviano yang memeluk tubuhnya. Namun sedetik kemudian, aktifitasnya terhenti saat ia mendengar sesuatu yang sukses membuatnya terjaga.
Suara detak jantung Jeviano yang tak beraturan.
Ada apa dengan pria ini? Apa ia sakit? Atau sedang bermimpi buruk? Kenapa jantungnya berdetak begitu cepat?
Dengan segera Keziana meletakkan punggung tangannya di dahi Jeviano. Tidak terasa panas, pria ini tidak sakit. Lalu apa penyebabnya?
"Lo lagi mimpi buruk ya? Mimpiin apa sih?" tanya Keziana penasaran. Namun Jeviano tak menjawab, matanya masih terpejam sempurna.
Dari bawah sini, Keziana dapat melihat apa yang tidak pernah ia perhatikan sebelumnya. Jeviano memiliki bulu mata yang panjang namun tidak lentik, batang hidungnya lebar dan terlihat tajam, bibirnya pun penuh dan merah muda. Hampir tidak ada pori-pori terbuka di kulit wajahnya, singkatnya, paras pria itu nyaris sempurna.
"Hmm, ganteng," berniat untuk hanya bergumam di dalam hati, siapa yang menyangka jika Keziana malah bersuara. Ditambah lagi, ada senyum tipis yang terulas di wajahnya.
"Tapi sayang cuma bisa jadi milik gue sementara. Setelah semua urusan selesai, kita bakal cerai kan?"
Hening, tak ada yang menjawab pertanyaannya.
Keziana tersenyum kecut, kemudian kembali mengangkat tangan Jeviano dari tubuhnya. Setelah bebas dari perangkap sang pria, ia turun dari kasur, lalu melangkah pelan ke arah toilet sambil bergumam kecil untuk menghibur diri.
Namun setelah itu, ia terduduk di ujung ranjang. Entah mengapa raganya enggan untuk kembali tidur, padahal matanya masih ingin terpejam barang sejenak.
Keziana beringsut mendekat. Entah apa yang merasukinya, ia membelai puncak kepala Jeviano lembut. Memainkan ujung rambut sang pria, merapikannya, lalu membuatnya berantakan lagi.