Forty Seven

5.3K 722 171
                                    

"Sherine!?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sherine!?"

Senyum Jeviano memudar kala mengetahui bahwa yang datang tak sesuai harapannya. Sherine berdiri di depan pintu lalu melangkah masuk tanpa permisi.

"Kenapa kamu ada di sini??" kagetnya. Bukankah wanita ini seharusnya masih di New York?

"Kenapa kamu kaget? Menurut kamu buat apa aku tetep di New York sementara kamu pulang?" Sherine dengan enteng melepas alas kakinya dan meletakkan heels tersebut di rak sepatu. Seakan-akan sudah sangat familiar dengan rumah Jeviano. "Kamu sebegitunya gak perduli, sampe gak sadar kalo kita dua puluh dua jam satu pesawat?"

Sherine memasuki ruang tengah, melihat ke sekeliling rumah yang sudah tidak pernah ia kunjungi itu. Kedua matanya menyipit ketika melihat sebuah rumah kucing di sudut ruangan.

"You have a kitten?? Keziana gak tau kamu alergi kucing?" tanyanya dengan nada sinis.

"She knows everythings about me." Jawab Jeviano penuh penekanan. Ia tak suka intonasi wanita itu.

"Kalau tau kenapa masih dipelihara juga? Istri macem apa yang gak perduli sama kesehatan suaminya sendiri?" tak puas mencibir, Sherine terus berbicara seakan Jeviano begitu mudahnya dapat dipengaruhi.

"Kalau kamu gak tau tentang apapun, tutup mulu kamu," balas sang pria. "And get out of my house."

"Wow, sekarang kamu ngusir aku? Kenapa? Keziana ngelarang aku buat dateng ke sini?"

Jeviano berkacak pinggang. Ia berusaha mati-matian untuk tak menjadi laki-laki brengsek hari ini. Namun Sherine begitu memancing emosinya, ia benci mendengar nama Keziana keluar dari mulut kecil itu.

Ia tidak boleh membiarkan Sherine terlalu lama di rumahnya. Rencananya untuk menyatakan cinta pada Keziana malam ini harus berjalan sempurna. Jadi Jeviano harus mengusir wanita ini secepat mungkin.

"Aku tau niat kamu gak baik Sher. Jadi pergi sekarang."

Sherine terkekeh pelan. Bukannya pergi, wanita itu lantas menyandarkan kedua kakinya di punggung sofa. "Rileks Jev, aku cuma mampir. Kamu lupa kalo dulu aku sering banget main ke sini? You always open the door for me. Nikah gak bikin kamu tiba-tiba amnesia kan?"

"Tapi rasanya ruangan ini udah beda, banyak benda-benda asing yang sebelumnya gak ada," Sherine melihat ke sekeliling. Sorot matanya terlihat meremehkan. "See, selain dia, aku juga tau banyak tentang kamu."

"Pergi sekarang juga, Sherine Cassandra." Jeviano sangat jengah. Tuhan, bagaimana cara mengusir wanita ini tanpa harus melakukan kekerasan?

Sherine menarik Jeviano untuk mendekat. Lalu salah satu tangannya bergerak ke atas, menyentuh tengkuk sang pria. "Sebentar, jangan buru-buru. Aku butuh satu orang lagi supaya show nya berjalan sesuai rencana."

"Apa maksud kamu?" bagus, kali ini emosi Jeviano benar-benar tersulut. Namun ia tetap mati-matian menahan diri untuk tidak mengangkat kepalan tangannya. "Sher. Don't cross the line. Keep your hands off my body."

Suddenly I Became His Wife | JENO × KARINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang