Difficult

7 1 0
                                    

Dari klarifikasinya, Ares sudah siap dengan masalah yang lain.

Alesya masuk ke dalam mobilnya dan langsung menamparnya lalu memukulinya dibarengi dengan tangisnya yang begitu pilu.

"Apa tadi?! Apa Res?!!! Apa yang kamu bilang? Kamu ngomong apa?!"

Ares lebih membiarkan Alesya mengeluarkan semua amarahnya.

"Ares ada apa?! Ngapain kamu ngelakuin hal gila sementara kamu udah tunangan!!! Ares!"

"Sya..."

"Aku gak bisa diginiin, satu kampus tau kamu udah tunangan sama aku, ngapain ini tiba-tiba ada statement kamu mau nikah sama perempuan lain?!!! Apa Res?!!"

"Sya, aku bisa jelasin. Kamu duduk dan atur napas yang baik," ujar Ares sembari mengusap air mata Alesya yang sedih tersayat.
"Aku bilang begitu karena papa."

__

"Kamu bilang aja kalau perempuan di video itu calon istri kamu dan karang hal lain kenapa yang di video itu bisa terjadi."

"Tapi pa, Alesya?"

"Selesaikan hubungan kamu dengan dia, kamu memang tidak mau kan dengan dia?"

"I-Iya, tapi pa-"

"Lakukan Res."

___

"Aku gak nyangka, kamu jahat banget sama aku, kamu bener-bener orang paling jahat yang pernah aku temui Res. Aku benci banget sama kamu Res, aku benci!" Celoteh Alesya sembari melepas cincin tunangannya,
"Pagi tadi kamu nanya kan bakal turutin apa aja yang aku mau, aku mau ... kita selesai. Jangan pernah ada di hadapan aku lagi, kamu bakal jadi orang yang paling aku benci di dunia ini!" Ujar Alesya berapi-api sembari melempar cincin ke arah Ares.

"Sya, maafin aku. Aku gak mau sampai kamu benci sama aku kayak gini...."

"Res, hati kamu selama kita bareng ternyata bukan buat aku. Aku udah berusaha supaya kamu suka aku, tapi kamu gak akan pernah suka aku, tunangan pun karena diminta sama papa kamu, sekarang pun ngarang cerita di depan orang banyak karena papa kamu, kamu jahat dan gak punya pendirian. Terima kasih atas dua tahunnya."

"Sya...." panggil Ares dan menarik Alesya untuk dibawa ke pelukannya.
"Seenggaknya, kamu udah isi hari-hari aku selama dua tahun ini. Maafin aku yang jahat ini, maafin aku yang memilih jalan salah untuk gak melanjutkan hubungan kita, maafin aku yang bikin kamu jadi wanita paling tersakiti dalam hal cinta. Aku harap kamu bahagia."

"Iya, tapi kamu bakal jadi lelaki yang paling aku cintai meski gak ada cinta yang aku dapat dari kamu, dan kamu gak perjuangkan itu, Res. Lebih baik kita balik jadi orang asing, sama-sama gak kenal."

Pelukan pun dilepas.

Alesya ke luar dari mobil tanpa melirik Ares sedikit pun.

Ares menangis sampai memukul stir mobilnya.

Ya, gua gak punya pendirian, gua Ares si brengsek!

.

.

.

"Pa, Tara itu pacar aku!"

"Kamu gak pernah cerita, mana papa tau."

"Pa, kenapa begini sih?!"

"Al, papa merasa tidak enak juga sama kakak kamu karena terbelenggu dengan seseorang yang sama sekali tidak dicintai."

"Iyaa, tapi gak begini pa! Apa jangan-jangan yang ngerekam..."

"Ya, anak buah papa yang papa minta untuk rekam kemudian meminta salah satu mahasiswa untuk kirim di berbagai media sosial kampus."

"Keren banget pa, keren."

"Kamu itu tampan, banyak perempuan yang suka sama kamu, tinggal pilih saja. Ngapain kamu pacaran sama perempuan gak bener itu!"

"Tara anak baik pa, aku susah dapetin diaaa. Terus, kenapa papa bilang dia gak bener, sementara minta bang Ares buat kasih statement gila tadi?!"

"Semua karena Ares mabok, dia harus tanggung akibatnya. Apa kamu mau liat kakak kamu dipenjara karena kasus asusila? Relakan dia sama kakak kamu, ini demi kebaikan bersama, Al."

"Ya kenapa harus divideoin?!!! Aku benci sama papa, kenapa aku sama bang Ares dipermainkan gini sih?!"

"Papa malu jika sampai kakak kamu terjerat kasus, lebih baik papa tutupi dengan pernyataan karangan."

"Ya ampun pa~ semua gak bakal gini kalau gak divideoin!!! Papa ini kenapa sih? Lebih mementingkan citra papa?"

"Ya, papa tidak mau ada noda dalam keluarga dan perusahaan kita."

.

<><>

Laska

Kita putus, maafin aku. Terima kasih atas dua bulannya Tar

Aku gak bisa nemuin kamu (:

<><>

Tara masih menangis, kini dirinya tengah di rooftop. Tangisnya semakin pilu saat membaca pesan dari Alaska.

Hari paling gila, omong kosong, dan gue benci Ares.

.

.

.

Berita pun langsung menyebar mengenai selesainya hubungan Ares dan Alesya, Ares yang tetap di keluarkan dari kampus, saham perusahaan menurun, dan kabar pernikahan Ares dan Tara.

"Ares, silakan kamu nikahi gadis itu, kuliah sesuai jurusan yang kamu mau, lakukan apa yang kamu suka. Kejadian ini jadi terakhir kalinya kamu membuat papa malu, sekarang papa kasih kamu kebebasan."

"Papa pikir aku seneng? Papa berani bicara begitu karena papa ada Alaska yang selanjutnya dijadikan korban! Aku gak ngerti sama pola pikir papa?!"

"Papa tidak paksa adik kamu, dia merelakan kekasihnya untuk kamu nikahi, dia rela asalkan kamu jaga gadis itu."

"Enggak, aku gak mauuu!"

"Ya sudah, kamu akan jadi tersangka pelaku tindakan asusila. Alaska membiarkan kamu menikahi gadis itu karena tidak ingin kamu dipenjara Res!"

"Pa, papa ini apa sih? Apa semua ini??!!! Gak apa-apa aku dipenjara, daripada aku rebut kebahagiaan adik aku!"

"Kamu hanya perlu pertanggung jawabkan apa yang sudah kamu katakan dalam konferensi pers!"

"Oh ghost!" Dengus Ares pelan tapi tersirat betul beban baru yang akan dihadapinya.











.
.
.

Bersambung...

Love Is Not OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang