Late

2 0 0
                                    

"Om tante kak, Ares izin pulang. Terima kasih sudah memaafkan Ares dan memberi izin untuk melanjutkan hubungan kami ke jenjang serius."

"Iya sama-sama, nak." Ucap ibu Tara.

"Terima kasih juga atas jamuan kue-kue nya, enak sekali tante."

"Terima kasih nak, tante senang kamu suka."

"Iya tante dan terima kasih sudah menerima Ares dengan baik, Ares permisi~"

Ares pun diantar Tara menuju mobilnya setelah bersaliman.

"Hebat juga lo bisa curi hati orang tua dan kakak gue."

"Semua tuh bersumber dari ketulusan, Tar."

"Halah, tulus apa akting?"

"Dua-duanya~ tinggal gimana lo menyikapinya aja."

"Oke~ nih bawa kuenya, semoga lo beneran suka."

"Waaah asik dibungkusin, ya beneran suka lah~"

"Makasih ya~ maaf juga atas kondisi rumah-"

"Makasih juga, apaan sih Tar, gak boleh lo kayak gitu~"

"Iya iya gue cuma takut lo ngerasa risih dan gak nyaman aja, umm nih buat lo."

"Enggak dong~ apa lagi nih?"

"Bagus kalo gitu, buka aja~"

"Nanti deh, gua balik ya."

"Ya udah, hati-hati."

"Oke~" Ares pun memasuki mobilnya.
"Jaga kucing gua sebaik mungkin!"

"Siap!"

Mobil Ares pun melesat meninggalkan area rumah Tara.

.

Tara merasa berdegup saat tadi melihat wajah Ares yang serius di hadapan orang tua dan kakaknya.

"Cie senyum-senyum sendiri yang abis didatengin pacar~"

"Eh kak, enggak apaan dih?? Orang aku s-seneng aja akhirnya punya kucing."

"Ah bisa aja ngelaknya. Oh iya, gimana rasanya ada cowok yang serius kayak Ares gitu?"

"Yaa gak gimana-gimana~"

"Bukannya kamu tuh paling takut dideketin cowok, bahkan jomblo dari lahir sampe sekarang."

"Ish, sebel banget. Sekarang udah enggak jomblo wle~"

"Iya deh~ sekalinya ada yang deketin, langsung ajak serius."

Sebenernya gak tau aja, selama aku menjomblo dua puluh satu tahun lamanya, Alaska yang berhasil buat aku gak jomblo lagi, dia pacar pertama aku, batin Tara bersuara memberitahu kebenarannya.

"Yaa namanya juga jodoh, gak ada yang tau kapan, dimana, dan gimana terjadinya."

"Si Ares bertanggung jawabnya kok nikahin kamu sih apa dia ngehamilin kamu?!!!"

"Ih kakak ngawur banget ya, gak boleh bilang kayak gitu! Y-Ya dia suka sama aku kok, umm mungkin udah waktunya cinta aku berbalas. Udah deh kak gak usah dipikirin, mending tidur sana!~"

"Ya udah deh, yang penting dia udah minta maaf dan semoga dia jadi pasangan kamu yang baik."

"Iyaaa iya semoga~"

Kakak Tara pun meninggalkan kamar Tara, Tara sungguh tidak habis pikir dengan perkataan kakaknya itu, sungguh berlebihan.

"Tapi dipikir-pikir emang agak gak jelas juga, tapi si Ares kan mau nikah karena ada tujuan tertentu. Ya udah lah, ini kan cuma nikah kontrak, gak usah dipikirin banget dan gak usah dibawa serius, apa sih?!"

.

.

"Kinan dimana?"

"Udah pulang, baru balik lo? Gimana?"

"Dia ada bilang sesuatu gak?"

"Ada. Jawab pertanyaan gua dulu bang!"

"Lancar, walau agak kena mental."

"Berarti lo jadi nikah sama Tara?!"

"Iya."

Alaska menghela napas kasar,
"Gua gak tau harus kasih selamat apa marah."

"Marah aja gak apa-apa, gua tau lo sakit banget."

"Ya sebelum itu gua mau nanya, kenapa lo berjuang banget untuk bisa nikah sama Tara?"

"Gak sampe banget kok, tapi gua usaha sebisa gua."

"Iya, kenapa?"

"Kenapa? Karena gua mau bebas dari papa dan gua punya rencana hidup gua sendiri."

"Terus gua?"

"Dek, gua gak bermaksud korbanin lo untuk gantiin gua buat nurutin semua kehendak papa. Gua juga gak mau lo berakhir kayak gua, tapi gua gak ada pilihan lain, semua udah gini karena papa yang buat, kita diatur sama papa."

"Tapi sekarang lo enak."

"Enggak. Justru gua harus nikah sama cewek yang gak gua suka demi citra perusahaan."

"Karena lo udah buat salah!"

"Ya gua akui itu, tapi seharusnya gak sampe kek gini."

"Dan lo tetep ngejalanin hal gila itu bang!"

"Gua tau lo marah banget karena yang bakal gua nikahin itu pacar lo, tapi asal lo tau-"

"Gua diem terus karena gua rasa bakal sia-sia juga kalau gua berisik gini. Tapi, gua punya perasaan, gua gak mau orang yang gua cinta tiba-tiba kena skandal anjing gak jelas terus berakhir nikah. Apaan coba?!!!"

"Alaska...."

"Gua tau ini terlambat, tapi jujur dari hati gua, gua marah, gua kesel, omong kosong semua ini!!!"

"Jadi mau lo apa?!"

"Batalin pernikahan kalian."

Ares membulatkan matanya sekejap,
"Oke, gua batalin sekarang juga. Tapi lo harus inget, salah satu alasan gua ngelakuin semua ini karena lo sendiri yang gak mau sampai Tara dicap cewek gak baik, lo juga gak mau sampe gua kena kasus, dan lo sendiri yang kasih kepercayaan ke gua buat jaga nama baik Tara dengan nikahin dia."

"Ya~ tapi kenapa harus sampe nikah?" Tanya Alaska dengan mata memerah karena menahan air mata yang bercampur amarah.

"Udah begini jalannya, dari awal lo sendiri udah tau, kan? Al, kita ini keluarga terpandang, apa-apa jadi berita sama omongan, dan kalau sampe gua gak realisasikan statement waktu itu, masalah lagi yang bakal muncul."

"Apa statement lo itu dari papa?"

"Eu, itu, papa yang minta gua ngarang."

"Apa??"

"Gua kacau waktu itu, gua gak tau harus ngomong apa. Jadi, gua ambil kesempatan itu buat ngehindar dari pernikahan sama Alesya dengan kasih statement kayak gitu."

"Gila lo."

"Iya gua gila."

"Udah sejauh ini kenapa gak dari awal ngomong! Hahhh~ lo lanjutin aja deh~" ujar Alaska kemudian berlalu dengan jalan yang terasa seperti kehilangan arah. 

Ares kini hanya berdiri dengan diam, untuk pertama kalinya Alaska semarah itu padanya. Ares pun hanya bisa berteriak frustasi.









.

.

.

Bersambung...


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 01, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love Is Not OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang