Sinopsis
Demi mendapatkan uang untuk pengobatan neneknya, Ajeng terjebak dalam situasi yang rumit, dan mau tidak mau, Ajeng terpkasa menjadi pengantin penggantin nyonya Vanya. Nyonya Vanya yang mengalami kecelakaan di sehari sebelum pernikahannya.
“Aku jijik sama kamu, jangan terlalu berharap dan besar kepala, Ajeng. Kamu menjadi istriku hanya sampai Vanya bangun dari komanya, setelah Vanya bangun dari komanya, kamu akan kuceraikan, aku tidak akan menyentuhmu, bagaimana mau menyentuhmu, berdiri depan kamu saja, aku merasa jijik. Sudah, bereskan tempat tidurku, walau kamu sudah menjadi istriku, kamu tetap ku anggap pembantu. Segera beresi tempat tidurku, aku kembali, kamarku sudah harus bersih, istriku…”ucap Adnan tegas di awal, dan di akhir ucapannya, di ucap dengan nada suara ejek oleh laki-laki itu.
Bagaimana bila kedua orang berbeda status sosial bersatu dalam ikatan pernikahan? Apakah Pernikahan yang terjadi karena insiden ini, akan berakhir sesuai dengan ucapan Tuan Adnan?
Atau Ajeng lah yang akan meninggalkan Tuan Adnan dan bahkan kabur diam-diam dari Tuan Adnan bahkan sebelum nyonya Vanya sadar dari komanya?
Maaf banyak typo
Part SATU
***Mau memutuskan sepihak panggilan dengan bibinya di kampong, nanti Ajeng di cap tak sopan.
Sumpah demi Tuhan. Bukan Ajeng pelit, bukan Ajeng tak ingin mengirim uang untuk sang nenek yang sudah membesarkan ia sedari bayi. Tapi, Ajeng bisa apa? Uang dari mana yang harus Ajeng kirim di saat gajinya selama 3 bulan Ajeng bekerja di rumah keluarga Arifin ini, gaji Ajeng sedikitpun belum di berikan oleh Nyonya Sarah.
Ajeng sudah berkata sangat jujur pada Bibi Vina, tapi tetap saja perempuan yang galak itu tidak mempercayainya. Membuat Ajeng rasanya ingin menyerah. Ingin berhenti bekerja di rumah ini, sayangnya, Ajeng tak bisa. Ijazah satu-satunya harapan Ajeng, ada di tangan Nyonya besar Sarah. Apabila ia mengundurkan diri tanpa di pecat nyonya Sarah, maka ijazahnya akan di buang dan di bakar oleh nyonya Sarah.
"Sudah ku bilang pada ibuku 19 tahun yang lalu, jangan besarkan anak pelacur itu, tapi ibu tetap keras kepala, membesarkan anak seorang pelacur sepertimu, jadi pelacur saja di kota atau kembali pulang ke kampong, menikah lah dengan Pak Kades, jadi istri ke 3 pak Kades. Kamu cukup bekerja di atas ranjang..."
Klik. Tak sanggup mendengar ucapan yang kejam itu dari mulut Bi Vina. Ajeng mau tak mau memutuskan panggilannya secara sepihak. Bahkan Ajeng juga dengan tangan yang sangat gemetar, mematikan handpohe jadul miliknya, agar tak bisa di hubungi lagi oleh Bi Vina.
"Aku memaafkan semua ucapan kasar dan tak sopan bibi padaku tadi, wajar bibi seperti itu, aku memang tak guna, tapi aku janji, secepatnya, aku akan mengirim uang untuk bibi dan nenek..."ucap Ajeng bagai sumpah mati dan hidupnya. Ajeng yang duduk meringkuk di samping teras yang sepi, siap untuk berdiri, masuk ke dalam rumah, mengerjakan pekerjaan rumah yang masih banyak, tadi Ajeng mencuri waktu untuk mengobrol, mengingat selama hampir 10 hari, Ajeng belum mengobrol dengan neneknya, saking sibuk dan banyaknya pekerjaan Ajeng di rumah.
Rumah keluarga Arifin yang hampir 2 minggu ini memang sedang sibuk, karena sedang mempersiapkan pernikahan yang sangat besar dan mewah anak perempuan satu-satunya yang ada di keluarga ini.
Merasa sudah tidak ada air mata di wajahnya, Ajeng hampir saja berjalan untuk segera masuk ke dalam rumah.
Tapi, percaya lah, belum sempat kaki Ajeng melangkah, tubuh Ajeng menegang kaku, dan wajah Ajeng pucat pasih dengan jantung yang rasanya ingin meledak di dalam sana di saat Ajeng melihat.... Tuan Adnan, calon suami nyonya Vanya yang sedang turun dari mobilnya di depan sana.
Sadar, ia hanya seorang pembantu. Ajeng tak berani melangkaahi calon Tuan besar di rumah ini, sehingga yang Ajeng lakukan. Ajeng berdiri dengan kepala menunduk, menunggu Tuan Adnan dulu yang masuk lebih dulu ke dalam rumah ini.
Sedetik, dua detik, dan delapan detik sudah lewat. Pasti, Tuan Adnan sudah masuk ke dalam, membuat Ajeng dengan perasaan sedikit lega, mengangkat kepalanya.
Tapi, sialan. ajeng reflek melangkah mundur dua langkah belakang di saat Tuan Adnan ternyata masih ada di teras dan bahkan sudah berdiri tepat di depannya saat ini, jarak hanya sekitar 3 jengkal. Andai Ajeng tidak melangkah mundur dua langkah kebelakang, mungkin jarak keduanya berdiri hanya setengah jengkal.
Menelan ludahnya kasar, masih dengan kepala yang menunduk dalam. Ajeng mencoba mengangkat pandangannya sedikit, dan sial. Tuan Adnan masih menatap kearahnya.
Ajeng yang tidak sanggup di tatap tajam dan dalam, dalam keadaan hening, Ajeng...
"Apa ada yang bisa saya kerjakan, Tuan..."
"Jangan ceritakan pada teman sesame pembantumu atau kamu menceritakan pada keluarga calon istriku, kalau 1 bulan yang lalu, kamu tak sengaja melihat milikku dan melihatku yang kencing sembarangan di rumah ini....."ucap Tuan Adnan dengan nada tegas dan dinginnya, yang jelas mendapat anggukan patuh dari Ajeng.
Ajeng yang wajahnya sangat memerah saat ini.Ya, entah apa yang di pikirkan oleh Tuan Adnan atau Tuan Adnan malas gerak hanya untuk masuk dan pipis ke dalam toilet. Ajeng yang sedang membersihkan taman tepat di belakang Tuan Adnan dan Nyonya Vanya yang asik duduk di taman belakang rumah ini.
Tuan Adnan 1 bulan yang lalu, malah kencing tepat di depan Ajeng yang di halangi oleh tumbuhan entah apa namanya yang daunnya lebat dan harum.... Bahkan tangan Ajeng yang sedang membersihkan tumbuhan hijau itu, terkena oleh air kencing Tuan Adnan...."Peembantu bodoh, kamu dengar ucapanku? Jangan ceritakan pada siapapun tentang kejadian bulan lalu!!!''ucap Tuan Adnan terlihat sangat marah membuat Ajeng cepat-cepat menganggukkan kepalanya patuh.
Tapi, entah kenapa.... Sakit.... Sakit sekali hati Ajeng melihat Tuan Adnan...
Tuan Adnan yang saat ini, menatap jijik dan bergidik kearah Ajeng, lebih tepatnya kearah baju Ajeng yang bolong-bolong kecil seperti sobek karena gigitan semut, terus Adnan juga menatap kearah rok Ajeng yang ujung-ujung sudah sobek juga.
Perempuan kecil yang ada di depannya sangat menjijikkan. Kumuh dan menyedihkan di mata Adnan, kenapa membeli baju dan pakaian yang layak tidak pembantu sialan ini lakukan untuk dirinya sendiri. Padahal, yang Adnan dengar-dengar, keluarga Arifin sama baik seperti keluarganya, upah untuk para pekerja lebih besar dan banyak bonus yang di dapat mereka.Pembantu yang sangat pelit pada dirinya sendiri, dan bodoh.... Nilai Adnan kejam penampilan pembantu kekasihnya Vanya yang tak layak untuk kerja di rumah ini juga piker Adnan.
Padahal, tanpa Adnan tahu, di beberapa hari yang akan datang, pembantu atau Ajeng yang ia marahi, kasari dan tatap hina dan jijik, tidak sengaja menjadi istrinya karena insiden mengerikkan yang menimpa Vanya calon istrinya...
Tbc
Lanjut dan ada yg baca?
Biar nanti sore part 2nya di update??
14-12-2022-10:49Rabu
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah Dengan Kekasih Majikanku?
RomanceDemi mendapatkan uang untuk pengobatan neneknya, Ajeng terjebak dalam situasi yang rumit, dan mau tidak mau, Ajeng terpkasa menjadi pengantin penggantin nyonya Vanya. Nyonya Vanya yang mengalami kecelakaan di sehari sebelum pernikahannya. "Aku jiji...