The good old days.

24.2K 680 64
                                    

Luna berlari kencang tanpa memperdulikan kakinya yang sakit, entah mendapatkan kekuatan dari mana hingga ia bisa berlari secepat itu sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Luna berlari kencang tanpa memperdulikan kakinya yang sakit, entah mendapatkan kekuatan dari mana hingga ia bisa berlari secepat itu sekarang. Ia hanya memikirkan bagaimana caranya agar Zea tidak mengetahui ini, satu-satunya adalah menjauh sejauh-jauhnya dari Bar besar ini.

Nafasnya sampai ngos-ngosan, ia menunduk pelan kala larinya terhenti, rasanya ia sudah tak mampu lagi. Merasa situasi sudah aman, Luna memutuskan untuk menelpon Zea, demi Tuhan, ia tak tau lagi harus apa. Tenaganya habis sudah.
"Halo Na? Lo dimana? Katanya udah dijalan, lama banget."celoteh Zea.

"Ze tolongin gue dong, gue udah gak kuat jalan lagi. Gue gak bawa uang buat bayar taksi, gue minjam uang lo dulu please, udah hampir mampus nih gue."mohon Luna.

"Lo abis lari ya? Nafas lo ngos-ngosan gitu, sekarang lo sharelock gue jemput kesana."putus Zea.

Luna benar-benar bersyukur memiliki Zea di dunia ini, "Okey gue sharelock sekarang juga."ucap Luna mematikan panggilannya.

Ia duduk di halte bus yang kebetulan tidak terlalu ramai, hanya ada beberapa orang yang sesekali lewat disana, ia tak memperdulikan pandangan orang-orang terhadap nya. Kakinya rasanya sakit sekali, harus berlari sejauh tadi tidak semudah itu, Luna hampir pingsan karena nya.

"Na, lo ngapain malam-malam sendirian disini? Zea pasti khawatir sama lo, ayo gue antar pulang."ucap Kelvin yang tiba-tiba datang dengan bingkisan berisi makanan untuk ia makan malam ini, kebetulan rumahnya tidak terlalu jauh dari sini, Kelvin memutuskan untuk duduk di samping Luna.

Luna menoleh ke arah lain, bahkan mengabaikan ucapan Kelvin, entah kenapa perselingkuhan itu terus terputar di kepalanya, membuat rasa kecewanya kembali ia rasakan.

Kelvin terdiam, mengerti jika Luna tidak ingin bicara padanya, lebih tepatnya mengacuhkan dirinya.
"Gue tau lo gak mau ngomong sama gue Na, kalau gitu gue temenin disini sampai Zea datang, lo pasti nunggu Zea."putus Kelvin tanpa penjelasan apapun.

Luna masih diam, ia hanya menoleh ke kanan dan ke kiri, disaat seperti ini kenapa Zea malah lama sekali.

Kelvin meletakkan bingkisan makanan itu di sampingnya, ia berjongkok di depan Luna duduk sekarang, lalu meraih kaki Luna untuk ia letakkan ke atas kakinya. Kelvin mulai memijit pelan kaki Luna, hal yang selalu ia lakukan setiap kali Luna mengeluh kakinya sakit, semanis itu hubungan mereka dulu.

"Aw shh."Luna meringis pelan kala merasakan sakit pada pergelangan kakinya.

"Kayanya kaki lo terkilir deh Na, lo habis lari pakai high heels setinggi ini? Ceroboh banget sih Na."celoteh Kelvin membuat Luna terdiam.

Kenapa harus ada perselingkuhan, dulu Luna dan Kelvin baik-baik saja, Kelvin adalah pria yang berhasil menggantikan sosok ayahnya, pria yang benar-benar mengerti dan memahami Luna, namun sekarang, pria itu juga yang menghancurkan nya setelah harapan Luna terlampau besar padanya.

DANIELUNA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang