Perdebatan kerap terjadi antara Sella dan sang ayah. Sella yang banyak sekali maunya membuat ayahnya kewalahan sendiri meladeni putri satu-satunya itu.
"Pah, aku gak mau tau, aku pengen beasiswa Luna di cabut!"tegas Sella kekeuh pada pendiriannya."Gak bisa Sella, papah sudah berusaha melakukan kemauan kamu tapi untuk kali ini tidak bisa sayang."bujuk sang ayah.
"Papah itu pemilik kampus besar itu, bukan hal sulit bagi papah untuk keluarin anak itu dari kampus."kekeuh Sella.
"Sella dengarkan papa dulu, papa memang pemilik kampus itu, tapi donatur terbesar di pegang oleh Johannes, perusahaan besar Johannes grup. Kau tau itu, dan Johannes meminta agar beasiswa Luna tidak boleh dicabut."jelas ayahnya.
"Emang ada hubungan apa Luna sama Johannes? Kok bisa donatur sebesar itu belain anak beasiswa biasa kaya Luna."tanya Sella kesal.
"Papa juga tidak tau, tapi Johannes mengancam akan berhenti menjadi donatur tetap di kampus kita jika beasiswa Luna dicabut, itu sama saja papa akan menghancurkan kampus papa sendiri. Papa harap kamu mengerti sayang, ini demi kenyamanan hidup kamu juga."bujuk ayahnya lagi membuat Sella kesal setengah mati, ia berlari ke kamarnya dan menutup pintu kamarnya dengan keras.
***
Sesuai janjinya kemarin, Zea meminta izin pada Rafael untuk datang terlambat hari ini karena ingin mengantarkan Luna untuk melamar pekerjaan.
Luna terus mengeluh tak percaya diri kepada Zea, lagi-lagi Zea lah yang bersikeras meyakinkan sahabatnya itu.
Setelah menaiki taksi kurang lebih 15 menit, keduanya sudah sampai di depan perusahaan besar nan megah itu. Itu membuat nyali Luna semakin menciut. Bukan hanya itu yang membuatnya terganggu tapi juga banyaknya orang yang ingin melamar pekerjaan itu, bahkan banyak sekali yang datang. Rasanya Luna ingin pulang saja, peluang nya untuk diterima rasanya hampir tak mungkin.
"Ze, lo liat tu, yang ngelamar kerjaan aja sebanyak itu, sedangkan yang di cari cuman 2 orang, ini tuh kaya lebih sulit dari jalan kaki keliling kota."keluh Luna."Ih lo tuh kebiasaan, ayo dong semangat."kekeuh Zea. Kini keduanya tengah menunggu panggilan interview, karena posisi itu diperlukan cepat jadi Daniel ingin menyelesaikan nya hari ini juga dibantu oleh Kenzo tentunya.
Daniel dan Kenzo terus mengumpulkan surat lamaran yang baru saja di serahkan oleh karyawan yang memang ia tugaskan untuk mengumpulkan surat-surat dari para pelamar itu. Kini sudah lebih dari 50 orang yang ia interview namun belum menemukan orang yang ia rasa pantas dengan posisi itu.
Daniel bilang ia sendiri yang ingin mewawancarai pelamar itu tapi ia sendiri yang mengeluh kelelahan.
"Lagian sih lo juga yang pengen wawancara sendiri, nyusahin aja."kesal Kenzo."Ya mana gue tau bakalan sebanyak ini yang ngelamar kerjaan, pusing gue bangsat."umpat Daniel tak terima.
"Ya iyalah banyak yang daftar, ini perusahaan besar bego, dan posisi yang lo tawarkan tinggi banget, jelas lah banyak yang mau."jelas Kenzo membuat Daniel menghela nafas frustasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANIELUNA (ON GOING)
Dla nastolatkówMATURE KONTEN (21+) 🦋Novel by LsnaaLuna_🦋 [BEBERAPA PART AKAN DI PRIVATE, FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA💜] ⚠️PLAGIAT PERGI JAUH-JAUH! HARGAI KARYA YANG SUSAH PAYAH SAYA BUAT⚠️ "Gue suka wangi tubuh lo, lo pakai parfum apa?"tanya Daniel be...