Ditengah malam, yang kini hanya terdengar suara jarum jam yang berdetak setiap detiknya. Senyap, sunyi dan menenangkan.
Setelah membereskan bekas makannya, kini Luna dan Daniel tengah berada di rooftop, keduanya terlihat duduk bersama sambil menatap hamparan bintang-bintang yang terlihat begitu indah malam ini, juga sang bulan yang ikut serta menghiasi kegelapan malam, menjadi penerang untuk semuanya.
Angin malam menerpa wajah Luna juga Daniel, Luna masih setia menatap keindahan kota dari atas rooftop ini, ia sangat antusias saat Daniel mengajak nya kesini.
Daniel diam, menatap dalam ke arah Luna. Wanita cantik yang berhasil menenangkan nya. Wanita cantik yang tahu semua kelemahan nya. Daniel tak punya kata-kata yang cukup sempurna untuk menggambarkan bagaimana perasaan nya pada Luna, yang jelas ia ingin selalu berdekatan dengan wanita ini.
Jam 02.00 tengah malam, keduanya masih juga belum beranjak dari sana. Berbekalkan jaket yang cukup tebal yang menyelimuti tubuh Luna, sedangkan Daniel hanya mengenakan kaos saja.
Tiba-tiba saja ada sebuah bintang jatuh yang membuat Luna bertepuk tangan kegirangan. Ia menutup matanya seraya menggenggam tangannya mengucapkan permohonan, yang konon katanya akan terkabul jika membuat permohonan saat ada bintang jatuh.
"Semoga Daniel lebih kuat dan gak sedih-sedih lagi."lirih Luna lalu membuka matanya.Daniel terkekeh pelan, membuat Luna membuka matanya dan duduk menghadap ke arah Daniel.
"Daniel ayo buat permohonan, katanya kalau ada bintang jatuh nanti akan terkabul."rengek Luna menggoyangkan tangan Daniel, mendesaknya untuk segera berdoa.Daniel membenarkan posisi duduknya menghadap Luna, duduk saling berhadapan. Tangannya terangkat, mengusap pelan kepala Luna.
"Gue gak perlu permohonan itu, gue udah punya lo disini."jawab Daniel membuat Luna tertegun."Daniel ayo kita deep talk, gue pengen kenal lo lebih jauh."ajak Luna.
Daniel mengangguk cepat, "Yaudah mau tanya apa?"tanya Daniel lembut.
"Jangan langsung nanya, Luna mau cerita dulu."ucapnya cepat.
"Tau gak Daniel, bunda tuh cantik banget. Dulu setiap Luna pulang sekolah, Luna sering di beliin coklat, es krim juga, sampai papa kadang marah karena gigi Luna sakit keseringan makan itu, tapi Luna suka, sampai sekarang juga suka."ucapnya dengan kekehan kecil setelahnya, Daniel bisa melihat dengan jelas kebahagiaan yang Luna rasakan saat bercerita sosok ibunya.
"Tapi papa lo bener, nanti kalau lo sakit gigi kan bahaya."ucap Daniel membenarkan.
"Tuh bener kan, Luna juga setuju sama papa tapi Luna juga suka coklat, jadi Luna tetep makan. Terus ya Daniel, bunda suka banget sama bunga, rumah yang dulu penuh sama bunga di terasnya, terus juga bunda dulunya punya kebun bunga, Luna sering banget bantuin bunda ngurus kebun itu. Sekarang Luna benci bunga."jawabnya, kalimat terakhir Luna membuat Daniel menatapnya sendu. Daniel mengerti arti dari kata membenci yang Luna maksudkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANIELUNA (ON GOING)
Fiksi RemajaMATURE KONTEN (21+) 🦋Novel by LsnaaLuna_🦋 [BEBERAPA PART AKAN DI PRIVATE, FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA💜] ⚠️PLAGIAT PERGI JAUH-JAUH! HARGAI KARYA YANG SUSAH PAYAH SAYA BUAT⚠️ "Gue suka wangi tubuh lo, lo pakai parfum apa?"tanya Daniel be...