Ini adalah hari kedua, hari kedua setelah keberangkatan Daniel dan Kenzo ke Amerika. Hari kedua dimana Luna kehilangan semangat nya, bekerja tanpa semangat, dan melakukan segala hal tanpa semangat. Entahlah, ia terbiasa bersama Daniel setiap harinya. Setelah mendengar pengorbanan pria itu untuk nya membuat Luna semakin gusar. Ia tak bisa berjauhan seperti ini dengan Daniel yang terus-menerus mengabaikan pesan juga beberapa panggilan nya selama dua hari terakhir.
Luna dan Zea tetap bekerja dan kuliah seperti biasanya, yang berbeda hanyalah mood nya. Luna benar-benar seperti orang yang tidak punya semangat hidup, hanya bekerja, kuliah, lalu langsung pulang ke rumah dan tidur. Hanya itu yang ia lakukan, bahkan ia cenderung mengurung diri di kamar karena rasa bersalah yang terus menyerangnya tanpa ampun.
Sering kali Kelvin mengajaknya keluar rumah, namun Luna menolak dengan alasan pekerjaan yang banyak. Padahal jika ia mau, ia bisa saja keluar sebentar. Tapi, terkadang Luna lebih memilih bergadang di malam hari dan menyelesaikan pekerjaan yang menjadi dua kali lipat lebih banyak dari biasanya karena Daniel tidak ada di sini.
Segelas susu hangat Violence sodorkan pada Luna yang masih berkutat dengan pekerjaan nya di ruangan kerja Daniel, bahkan ia tak sadar sekarang sudah pukul 1 tengah malam.
"Jangan kecapekan, nanti gue lagi yang dimarahin Daniel."goda Violence membuat Luna menoleh.Luna tersenyum, "Dikit lagi Violence. Nanggung banget. Besok ada meeting lagi, kalau gak di selesaikan sekarang kapan lagi?"tanya Luna.
Violence meletakkan tangannya pada pundak Luna, "Gak harus dengan menyia-nyiakan jam tidur lo juga kan?"tanya Violence lagi.
"Gak papa, lagian juga gue yakin Daniel juga gak bisa tidur disana. Ini impas kan? Harusnya gue juga gak boleh tidur. Semua ini gara-gara gue. Daniel kecapekan gara-gara gue. Dia pasti marah banget sama gue."keluh Luna sendu.
Violence terkekeh pelan, sebegitu khawatir nya kah Luna pada Daniel sampai harus seperti ini. Luna bilang tidak ada hubungan apa-apa, tapi cinta yang mereka perlihatkan jauh lebih jelas dari siapapun.
"Daniel nelpon gue."ucap Violence membuat Luna menatap Violence antusias."Terus? Daniel ngomong apa? Dia gak bales pesan gue. Jangan-jangan marah banget lagi. Gue takut Violence."jujur Luna memegangi tangan Violence di depannya.
"Enggak lah, dia tuh gengsi doang. Gaya-gayaan gak mau balas pesan lo, tapi pas nelpon gue malah uring-uringan gak jelas. Katanya khawatir sama lo, takutnya lo kenapa-kenapa. Dasar gengsi nya tinggi banget tuh anak."ledek Violence membuat Luna tersenyum malu.
"Gue nelpon dia gak diangkat. Gue chat juga gak dibalas sama sekali. Gue khawatir Violence. Gue takut dia gak bisa tidur. Gue juga takut dia lupa makan."lirih Luna sendu.
"Na, lo bener. Daniel sama Kenzo gak tidur sama sekali. Selama 2 hari ini dia gak tidur sama sekali, gue juga khawatir. Tapi kabar baiknya adalah, Daniel besok pulang, proyeknya udah kelar. Sisanya bisa di handle sama orang kepercayaan daddy gue disana. Jadi gak usah khawatir, dia besok pulang. Dia sengaja gak tidur dan menyelesaikan semuanya secepatnya biar cepet pulang kesini."jelas Violence dengan senyuman mengejek setelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANIELUNA (ON GOING)
Teen FictionMATURE KONTEN (21+) 🦋Novel by LsnaaLuna_🦋 [BEBERAPA PART AKAN DI PRIVATE, FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA💜] ⚠️PLAGIAT PERGI JAUH-JAUH! HARGAI KARYA YANG SUSAH PAYAH SAYA BUAT⚠️ "Gue suka wangi tubuh lo, lo pakai parfum apa?"tanya Daniel be...