Chapter 7

985 99 9
                                    



Author's Note

Berdasarkan pilihan kemarin, kalian lebih suka sudut pandang ketiga untuk penulisan. Mungkin setelah chapter ini, aku bakal pakai sudut pandang ketiga. Aku udah telanjur buat chapter ini pakai POV hehehe

Author's Note


Chapter 7

"Nicho, selama kami pergi setahun, apa kau ada dekat dengan seseorang?" Tanya Juliette.

Nicholas tersenyum tipis.

Ia baru ingat masih ada Ella yang ia tinggalkan selama kesibukannya di Boston. Apa perempuan itu mencarinya atau melupakannya? Ella pasti berpendapat jika Nicholas menghilang seperti bayangan semenjak makan malam. Jika iya, Nicholas harus cepat bertemu dan menjelaskannya. Namun selama seminggu, ia tidak menemukan pesan jika Ella mencarinya. Sebenarnya hubungan mereka masih abu-abu sehingga bisa dikatakan dapat pergi dan datang.

"Kau tidak benar-benar-" Nicholas memotong ucapan Michael.

"Tentu saja tidak, Pa. Kenapa kalian begitu percaya dengan media?"

"Kalau begitu cepat kenalkan! Kau sudah hampir kepala tiga, Nicho!" pinta Juliette.

"Umur hanyalah angka, Ma. Lagi pula, aku masih butuh waktu untuk memperkenalkannya pada kalian." Ucap Nicholas.

---

Ella's POV

Aku baru saja menyelesaikan penampilanku lebih awal. Biasa aku tampil hingga tengah malam, namun hari ini berbeda. Flo mengatakan padaku untuk pulang lebih awal karena besok aku harus tampil lagi untuk waktu yang lebih lama. Ia mengatakan jika aku menggantikan jadwal Gianna karena kaki ia sedang terkilir. Aku tidak akan menolak jika mendapat kesempatan untuk dapat bayaran lebih banyak. Oh ya, ini sudah terhitung dua minggu semenjak aku terakhir berkomunikasi dengan Nicho. Ia tampaknya tidak membuktikan omongannya. Aku tidak benar-benar berharap dia membuktikannya, hanya saja seorang lelaki lebih baik membuktikan janjinya.

Bulan depan sudah masuk musim panas. Aku akan pulang ke rumah Bibi untuk sementara waktu. Meskipun ia tidak mengharapkan kedatanganku, namun aku merindukan sepupuku. Tidak terasa, Aku akan menginjak usia 23 tahun. Beberapa bulan lagi aku akan sibuk dengan project tugas akhir kelulusan. Aku harus menulis laporan mengenai studi project bersama Steven. Setelah itu, aku berpikir untuk pergi dari Los Angeles dan hidup mandiri tanpa tekanan Bibi ku. Bisa dikatakan, aku pergi dari satu-satunya keluargaku yang tersisa. Aku ingin hidup dengan damai dan meninggalkan semua di kota ini.

Aku sudah menabung selama aku bekerja. Aku pikir akan cukup untuk melunasi semua utangku kepada Bibi dan hidup sendiri nanti.

"J, aku pergi dulu. Sampai ketemu besok malam." Kataku kepada Jasmine. Dia sangat baik dan perhatian padaku. Ia hidup bersama adik lelakinya yang masih bersekolah. Jasmine hanya berbeda satu tahun denganku. Dia tidak berkuliah dan hanya bekerja untuk menghidupi dirinya serta adiknya. Aku cukup kagum dengan kegigihannya itu.

Aku keluar dari Black Swan pukul 10 malam. Aku melihat masih banyak orang yang mengantri masuk ke dalam. Aku melewati mereka dan menikmati suasana malam kota Los Angeles. Udara cukup dingin namun aku masih bisa menahannya.

"Ella!" Panggil seseorang. Aku membalikkan badan. Dia adalah Nicholas. Lelaki yang menghilang selama dua minggu, lalu muncul dengan wajah dinginnya. Sial, aku masih saja terpesona dengan lelaki es itu. Kemana dia selama ini?

Nicholas berdiri di depan Black Swan. Aku melihat sebuah mobil hitam mewah di sampingnya. Aku yakin dia baru saja datang.

Dia jalan menghampiriku, berhubung aku tidak membalas panggilannya. Entahlah, aku sedikit kesal tapi juga sedikit senang. Aneh, bukan?

Cigarettes and LipsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang