Chapter 10

841 85 12
                                    

Chapter 10

"Kau sudah mempersiapkan semuanya?" Tanya Nicholas. Ella tidak tau apa yang dimaksud oleh Nicholas. Mungkin keperluan untuk rapat besok atau apapun itu. Kenapa juga ia harus mencari tau, pikir Ella.

"Sudah siap semua, anda hanya perlu memberitahu jika sudah waktunya."

Setelah itu, Nicholas memberi kode agar Darren pergi dari ruangan.

"Aku harus bekerja sebentar, kau santai saja dulu or do anything what you want."

Ella mengangguk paham. Ia duduk di sofa sementara Nicholas duduk di meja kerja. Ella sekali lagi memperhatikan ruangan, semua terlihat tenang dan hanya ada sinar matahari yang masuk menerangi seisi ruangan. Ella juga melihat ada pajangan lukisan harimau yang ia yakini harganya ratusan juta. Tidak hanya itu, ia melihat pajangan kepala rusa diatas meja yang penuh dengan piala penghargaan. Ella berpikir, apa Nicholas gemar berburu? Jaman sekarang jarang sekali seseorang menyukai olahraga seperti itu. Oh, dia bisa membelinya. 

Ella bermain ponsel dan membaca buku secara online. Kemudian ada notif dari Jasmine. Teman Ella itu mengatakan jika ia baru saja membeli lingerie terbaru berwarna putih. Ella sudah lama sekali tidak membeli baju 'kerja' itu. Mungkin ia akan membelinya setelah pulang dari rumah Bibinya. Dari sofa, Ella melihat wajah Nicholas yang sedang sibuk memeriksa dokumen. Lelaki itu juga beberapa kali mengetik sesuatu pada komputer miliknya dan membuka ponselnya untuk memeriksa. Tanpa ia sadari, rasanya sangat menyenangkan melihat Nicholas bekerja. Wajahnya sangat serius dan fokus, terlihat dari alisnya yang ia sudutkan.

"Kau sudah puas melihatku?" Nicholas menginterupsi. Ella langsung mengalihkan pandangannya dan terseyum konyol. Ia baru saja dipergoki karena melihat lelaki itu terlalu lama. Salah siapa jika Nicholas terlalu tampan? Semua perempuan pasti tidak akan melewatkan kesempatan seperti ini. Dari jauh, Ella bisa melihat Nicholas tersenyum tipis meskipun matanya masih membolak-balikkan kertas. Dengan rasa penasaran, Ella menghampiri Nicholas dan berdiri di sampingnya. Ia ingin tau apa saja yang dilakukan oleh lelaki itu.

Nicholas lansung menarik pinggang Ella sehingga duduk di pangku lelaki itu. Nicholas melingkari satu tangannya di pinggang Ella sementara satu tangan lagi memegang pulpen.

"Lepas, Nicho. Aku akan menganggumu." Kata Ella, mencoba melepaskan rengkuhan Nicholas.

"Diam, biar aku fokus membaca."

Nicholas sesekali mengelus dan meremas pinggang Ella dengan lembut. Ella hanya diam seperti patung dengan wajah yang memerah. Ia selalu saja seperti ini, tidak bisa berkutik jika sudah berhadapan dengan Nicholas. Bagaimana jika ada orang lain yang masuk ke ruangan dan melihat mereka seperti ini?

"Boleh aku tanya sesuatu, Nicho?" Tanya Ella pelan. Nicholas hanya menjawab dengan deheman.

"Apa kegiatanmu selalu seperti ini setiap hari?"

"Tidak selalu, aku biasa harus ke luar kota untuk memantau proyek secara langsung. Selain itu pertemuan dengan partner kerja dari perusahaan lain. Sebenarnya bisa saja aku meminta orang lain mewakilkan aku, cuman aku lebih suka untuk pergi sendiri." Jawab Nicholas. Ella secara perlahan belajar dengan cara berpikir Nicholas. Ia lelaki yang sangat bertanggung jawab namun tegas. Ia ingin semua pekerjaan terlihat jelas dan biar lelaki itu yang memeriksanya sendiri.

"Oh, ya, siapa perempuan yang ada didepan ruanganmu?" Ella menyelipkan rambut ke telinga karena menganggu pandangannya. Nicholas meletakkan pen yang ada ditangannya. Ia bersandar dan memeluk pinggang Ella dengan kedua tangan.

"Dia Clara, sekretaris aku dan ia membantu pekerjaan Darren. Dia dikenalkan oleh Papa karena dia anak sekretaris Papaku. Sedangkan Darren, dia sudah menemani aku sebelum aku menggantikan Papa." Jawab Nicholas dengan pelan dan jelas.

"Kau tidak terpengaruh dengan kecantikan Clara? Aku saja yang perempuan sampai memujinya cantik." Kata Ella. Nicholas menggeleng.

"Kau saja sudah cukup bagiku." Ella semakin panas. Ia tidak bisa terlalu lama dekat dengan Nicholas, semakin lama ia akan menjadi kepiting rebus. Ella langsung menutup wajahnya. Nicholas tertawa melihatnya.

"Cukup Nicho! Kau pintar sekali menggodaku." Ella langsung beranjak dari pangkuan Nicho, namun lelaki itu menahannya. Ia menarik kedua tangan Ella dan langsung mencium bibirnya. Dengan gerakan lembut, Nicholas mampu membawa Ella menikmati sentuhan pertama mereka. Nicholas melepas satu tangan dan meletakkannya di leher Ella, sehingga membuat ciuman mereka semakin dalam. Ella merasa kakinya seperti agar-agar karena ciuman Nicholas yang sangat handal.

Mereka melepas ciuman dan mengatur pernafasan. Ella tidak bisa menyembunyikan senyumannya. Ia langsung mencium pipi Nicholas dan langsung pergi memasuki kamar istirahat yang ada disana. Nicholas tersenyum tipis sembari melihat tubuh mungil itu menjauh darinya. Ella selalu bisa membuat dirinya ingin menyentuhnya. Meskipun pertemuan mereka masih terbilang awal, dan semua terjadi cepat. Namun itu yang diiginkan oleh Nicholas. Ia ingin cepat-cepat memiliki Ella.

---

Nicholas mengirim pesan kepada Darren setelah pekerjaannya selesai. Setelah itu, Nicholas menghampiri Ella yang ada di kamar istirahat. Ia bisa melihat jika perempuan itu sedang tertidur dengan pulas. Wajah cantik Ella sangat menenangkan. Pandangan mata Nicholas terhenti pada bibir merah yang beberapa waktu lalu ia sentuh. Kulit putih Ella sangat halus dan sehat. Nicholas membawa tubuh Ella secara perlahan setelah Darren sudah tiba di ruangannya. Lelaki itu memberitahu Darren untuk membawa barang Ella.

"Kau bisa memberitahu mereka, jika aku sedang jalan ke sana." Pinta Nicholas kepada Darren.

Darren mengangguk paham. Ia melihat Nicholas membawa Ella dengan pelan agar tidak membangunkannya. Dalam hati Darren, ia senang melihat Nicholas seperti ini. Paling tidak, kehadiran Ella mampu membuat sisi hangat Nicholas muncul. Selama ia mengenal Nicholas, wajahnya selalu dingin dan datar. Ia bahkan berpikir jika kehidupan Nicholas hanya dipenuhi dengan pekerjaan. Meskipun begitu, Nicholas masih berhutang cerita padanya tentang bagaimana ia bisa bertemu dengan Ella.

Singkat cerita, Nicholas dan Ella sudah berada di dalam mobil. Ella masih tertidur di pelukan Nicholas. Ia baru sadar jika perempuannya ini bisa tertidur lama dan tidak mudah terganggu. Setelah setengah jam perjalanan, akhirnya tiba di tempat tujuan. Nicholas mengelus pipi Ella untuk membangunkannya secara perlahan. Namun tidak membangunkannya sehingga ia berpikir untuk mencubit pipinya.

Berhasil!

"Sakit, Nicho!" Ella menggerutu kesal.

"Kau bangun susah sekali."

"Ini dimana? Pantai?!" Ella terkejut. Dia merasa baru saja di tertidur di kantor dan sekarang sudah ada di pantai.

Nicholas mengangguk. "Kau baru sadar, jika kau tidur lama sekali." Kata Nicholas. "dan sudah dibangunkan." Tambahnya.

Ella langsung malu dan menutup wajahnya.

To be Continued.

Cigarettes and LipsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang