Chapter 19

576 65 13
                                    


Chapter 19

"NICHOLAS!!" Ella langsung terbangun saat mendengar suara lelaki. Siapa dia? Kenapa memanggil Nicholas.

"NICH-" Lelaki itu berhenti di depan pintu ketika melihat Ella yang sedang tiduran membelakanginya. Ella membalikkan badan melihat sosok lelaki di belakangnya. Dia lelaki yang tampan dengan rambut hitamnya itu. Dia memiliki paras yang hampir mirip dengan Nicholas, namun yang membedakan adalah warna matanya yang coklat.

"Kau siapa?!" Ella sedikit berteriak. Dia langsung mengubah posisi menjadi duduk.

"You are my brother's girlfriend!" ucap lelaki itu. "I'm Daniel!" lanjutnya.

Ella bingung. Nicholas memiliki seorang adik? Bukankah dia adalah anak tunggal?

Seseorang bernama Daniel itu langsung duduk di sebelah Ella dan mengambil tangannya. Kemudian, ia mencium punggung tangan Ella. Dia tersenyum dengan satu lesung pipi di wajahnya. Ella masih menampilkan eskpresi wajah bingungnya itu. Ella langsung melepaskan tangannya dari genggaman Daniel dan lelaki itu langsung menyeringai. Perempuan manapun pasti langsung mengetahui jika sosok lelaki ini sangat suka menggoda. Ella langsung beranjak berdiri dan menamparnya. Lelaki itu sangat tidak sopan.

"Wow, you are a fierce woman." Daniel memegang pipinya yang sedikit panas dan kemudian menyeringai.

"Aku penasaran, kenapa Nicholas bisa bersamamu. Dia terlihat sangat gila denganmu, itu yang ku lihat di internet." Daniel menjeda pembicaraannya. "Well, aku pernah mengira dia adalah seorang gay atau ada masalah dengan, you know what I'm talking about, right?" lanjutnya. Ella sedikit berdiri lebih jauh. Ia tidak ingin dekat dengan lelaki itu.

"Bisa kau lebih dekat? Aku tidak akan memakanmu, and CAN YOU TALK TO ME?!" Daniel mulai kesal. Dia memutar kedua matanya dengan jengkel.

"Not official." Jawab Ella.

"What official?"

"The relationship, me and Nicholas." Daniel langsung membulatkan mulutnya. Dia terlihat terkejut dan kemudian tertawa setelah mendengar Ella.

"Kau menolak NICHOLAS STAMFORD?!" Daniel masih tertawa. Ella kemudian melihat Nicholas keluar dengan kemeja hitam dan celana pendek berwarna hitam. Dia terlihat santai dengan pakaian tersebut dan Ella menyukainya, daripada melihat Nicholas yang selalu memakai jas dan celana panjang.

"Dia belom menolakku. Kau kira aku bisa ditolak?" Nicholas duduk di sofa di hadapan Daniel. "Kau tidak melakukan hal aneh ke Ella, kan?" lanjutnya.

"Just kissed..." Daniel langsung menerima tatapan tajam dari Nicholas. "on her hand. Please dude, calm down." Daniel tertawa. Nicholas menoleh ke arah Ella yang berdiri di depan meja kerjanya. Ia memberikan sinyal untuk Ella duduk di sampingnya. Ella mengikutinya dan kemudian ia merasakaan tangan Nicholas yang melingkar di pinggangnya dengan posesif. Dia ingin memberitahu jika Ella adalah miliknya.

"What are you doing here?" Tanya Nicholas kepada Daniel.

"Kau tidak merindukanku? Kita bahkan tidak bertemu selama tiga minggu? Dua minggu?" Jawab Daniel. Nicholas memutar kedua matanya. Kehidupan dia sangat tenang jika tidak ada Daniel. Setelah pertemuan Nicholas dengan Daniel waktu terakhir kali, Daniel memutuskan untuk pergi ke Paris. Dia ingin membantu bisnis Ayahnya, namun dia memutuskan untuk melakukannya lagi dan memberikannya kepada adiknya yaitu Miguel. Itu yang Nicholas ketahui. Paling tidak, semua keluarga dan kerabat Stamford masih dalam pengawasan Nicholas.

"Kau pergi saja jika tidak ada urusan."

"Kau melakukannya lagi, kan? Kenapa kau tidak mengajakku setiap melakukannya?" Tanya Daniel menatap Nicholas dengan sedikit kesal. Selama keberadaannya di Paris, Daniel selalu tau pergerakan The Valley. Dia juga anggota The Valley, namun dia tidak begitu banyak berperan disana karena perannya digantikan oleh Darren.

"Kenapa aku harus menunggumu untuk melakukannya? You're in Paris!" Jawab Nicholas sambil menekan kata terakhirnya. "With your bitches." Lanjutnya.

Ella menyimak saja. Dia bersandar di bahu Nicholas yang sangat nyaman. Ia tidak tau apa yang mereka bicarakan, memangnya apa yang dilakukan oleh Nicholas? Dia selalu misterius bagi Ella dan akan sepert itu. Meskipun begitu Ella tidak ingin memusingkannya dulu. Ia berpikir jika suatu hari, ia pasti akan memahami Nicholas sepenuhnya. Walaupun akan memakan waktu yang cukup lama untuk mengerti pola pikirnya dan segala kelakuannya. Ia yakin jika semua orang memiliki sisi yang berbeda dari sisi yang ditunjukkan, namun sangat sulit untuk orang lain melihatnya.

"Kau membuatku iri. Apa aku bisa memanggil Clara kesini?" ucap Daniel sambil menunjukkan wajah sedihnya, namun kemudian dia tertawa setelah melihat tatapan Nicholas yang seakan ingin memakannya. Daniel bingung kenapa sepupunya ini selalu saja emosi. Dia tidak bisa seperti dirinya yang santai dalam menjalani hidupnya.

Mereka berbincang cukup lama sampai jam makan malam tiba. Posisi Ella sudah berubah menjadi tidur di pangkuan Nicholas. Lelaki itu bahkan meminta Clara untuk membawakan selimut agar Ella semakin nyaman tertidur. Ia yakin perempuannya itu sudah lelah karena dia pergi kuliah pagi. Daniel meminum kopi yang tadi dibawakan oleh Clara.

"Kau tidak mau cerita padaku, kenapa kau bisa bersama Ella?" Tanya Daniel.

"She's something for me." Jawab Nicholas sambil memperhatikan wajah tidur Ella.

"And then?"

"That's all. Aku tidak akan memberitahumu."

Nicholas selalu jatuh ke senyuman Ella. Ia tidak pernah bisa melupakan senyuman Ella yang bisa membuat membuang semua rasa mumatnya. Daniel menyilangkan kedua tangannya dan menyipitkan pandangannya. Ia sedang melihat sepupunya ini sedang dimabuk asmara. Terakhir ia merasakan ini adalah ketika Nicholas bersama dengan mantan kekasihnya. Tentu saja Daniel berterima kasih kepada Ella yang mampu membuat Nicholas berubah menjadi sedikit hangat perlahan. Paling tidak, Ella mampu membangunkan sisi hangat Nicholas yang selama ini tidur.

"Aku akan ke basecamp dan mungkin akan tinggal untuk sementara waktu. Aku tau Darren akan senang dengan kedatanganku." Ucap Daniel.

"Dia akan memelukmu, aku berani yakin." Ujar Nicholas sambil menyeringai.

"Kau harus membangunkannya sekarang dan mengajaknya makan." Kata Daniel menyarankan. Nicholas memutar kedua matanya. Sepupunya itu tidak harus mengajarkannya karena sudah pasti ia akan melakukannya. Daniel pergi dari ruangan Nicholas setelah menghabiskan kopi yang tadi ia pesan.

Sekarang hanya ada Nicholas dan Ella di ruangannya. Ia mengambil ponselnya dan melihat ada dokumen yang sudah ia nantikan. Semenjak perbincangan di Malibu Restaurant, Nicholas meminta Darren untuk mencari tau tentang kehidupan Ella. Ia berpikir untuk mengenalnya seiring waktu namun setelah mendengar cerita dari Ella, ia langsung berubah pikiran. Nicholas ingin melindungi Ella dan membiarkan perempuan itu bisa menikmati hidupnya. Mungkin sebentar lagi, ia akan meminta Flo untuk memberhentikan Ella dari pekerjaannya. Ia akan memberikan Ella pekerjaan yang lebih layak, misalnya menjadi asisten pribadi dirinya. Asisten pribadi yang hanya perlu menemaninya dan tidak melakukan apapun.

Berbeda dengan pekerjaan Darren. Nicholas berani yakin pasti Darren akan mengomel. Cuman dia tidak akan bisa melakukan apapun. Nicholas membaca semua dokumen yang dikirimkan oleh Darren.

"Good morning, Sunshine." Ucap Nicholas dan kemudian menyimpan ponselnya disaku. Ella terbangun dengan sendirinya dan hal pertama yang ia lihat adalah wajah Nicholas yang sedang melihat serius kearah ponselnya.

To be Continued.

Cigarettes and LipsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang