Setelah sampai kemarin, Claire sudah diajak berkenalan dengan beberapa penduduk desa. Namun Claire penasaran dengan tempat tinggal Gray, kenapa dia tidak bertemu lagi dengannya.
Claire duduk termenung di meja makan, bahkan sarapan pagi sandwich anggur kesukaannya tidak ia sentuh sama sekali.
"Kamu melamun terus, makanlah lalu bantu aku." Suara Jack membuyarkan pikiran Claire.
Jack bahkan sudah selesai makan sepuluh menit yang lalu, sebenarnya apa yang mengisi pikiran adiknya itu.
"Aku penasaran Gray tinggal dimana, kenapa kemarin saat berkeliling aku tidak bertemu lagi dengannya!" Ucap Claire keceplosan. Jack tidak mengedipkan kelopak matanya selama beberapa detik.
"Kenapa penasaran?" Jack bertanya dengan intonasi menggoda, Claire mengalihkan pandangannya. "Aku hanya bertanya kok!"
"Kalau kamu begitu penasaran dengan Gray.. antarkan pesanan dari toko pandai besi, Gray pasti disana." Jack menyerahkan kantung berisi pesanan pada Claire.
"Cih.. ngga begitu kok, tapi okelah akan kuantarkan." Ucap Claire dengan malu-malu, lalu menyimpan kantung itu dalam ranselnya.
"Kalau begitu cepat habiskan sandwich itu, lalu kau bisa langsung bertemu dengan Gray." Bisik Jack dengan nada mengejek.
"Kakak!!" Claire menggembungkan pipinya, membuatnya terlihat menggemaskan.
"Hahahaa!" Jack melenggang pergi keluar rumah sambil tertawa.
🐣🐣🐣Langit pagi ini sangat indah, matahari yang bersembunyi di balik awan membuat cuaca tidak terlalu panas. Gray mengawali harinya dengan membaca berita di papan pengumuman, saking asiknya Gray sampai melupakan bahwa ia harus segera pergi ke Pandai Besi.
Karena sudah lewat beberapa menit, kakeknya yang galak itu pasti akan mengomelinya. Dengan berlari kecil Gray menuju ke Pandai Besi, dan benar saja di dalam, Saibara sudah menunggunya dengan tatapan menyelidik.
"Keluyuran kemana?! Lihat pekerjaan sudah menumpuk, dan kamu baru datang?! Benar-benar tidak becus!!" Omel Saibara dengan nada tinggi.
"Kau mau begini terus hah?! Anak konyol! Dunia ini keras! Jadi perbaikilah sikap burukmu!"
Gray mengatur nafasnya, rasanya amarahnya memuncak mendengar kata-kata Saibara. Pria tua itu bahkan tidak mau mendengar penjelasannya sedikit pun, apa dia berhak berkata jahat begitu dan hanya berpegang pada pandangannya sendiri?
"Kek! Aku--"
'Ckleek.. '
Dari balik pintu muncul seorang gadis mungil dengan mata biru, itu Claire dengan senyuman lebarnya.
"Oh.. suasana menegangkan apa ini?" Tanya Claire dengan polosnya.
"Toko sedang tutup! Pergilah!!"Bentak Gray tiba-tiba, tentu saja Claire merasa terkejut.
"Jangan tidak sopan Gray, sikapmu itu sangat memalukan!!" Tegur Saibara, lalu mengalihkan pandangannya pada Claire.
"Kau Claire, adiknya Jack benar?" Tanya Saibara, Claire hanya mengangguk kikuk.
"Cih! Menyebalkan!!" Umpat Gray, lalu pergi dan membanting pintu toko.
Claire memandangi pintu itu dengan tatapan bingung, "Maaf atas sikap cucuku, dia memang agak lancang." Ucap Saibara sambil menggaruk kepalanya yang agak botak.
Claire menggeleng dan tersenyum, "Tidak masalah, hmm.. ini pesanannya, Jack menyuruhku mengantarkannya." Claire menyerahkan kantung berisi pesanan pada Saibara.
"Terimakasih, ini upahmu." Claire menerima uang imbalan itu lalu memasukkannya kedalam saku.
"Kalau begitu aku pergi." Ucap Claire sebelum melenggang keluar toko.
KAMU SEDANG MEMBACA
She's My Diamond
FanfictionKarena libur panjang sekolah, Claire memutuskan untuk datang ke desa Mineral Town. Disana ia ingin membantu Jack mengurus perkebunan yang ditinggal kakeknya, namun siapa sangka Claire akan jatuh cinta pada salah satu pemuda di desa? yaitu Gray. Seme...