Bab 7

138 23 25
                                    

Memasuki ballroom, Skala bersama dengan Ren saling bergandengan tangan, layaknya pasangan bahagia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Memasuki ballroom, Skala bersama dengan Ren saling bergandengan tangan, layaknya pasangan bahagia. Beberapa tamu undangan sibuk mengabadikan momen mereka yang kompak tersenyum seraya mengucapkan terimakasih.

Meskipun perasaan Skala masih campur aduk, dia tetap melanjutkan pernikahannya karena bagaimana pun tujuannya untuk menikah hanya demi kesehatan ibunya.

Setelah saling mengucapkan janji di depan tamu undangan, mereka pun saling berhadapan. Skala ragu untuk mencium mempelai wanitanya, makanya hanya kecupan di kening saja yang bisa dia berikan.

Namun rupanya semua itu tak membuat tamu undangan merasa puas. Jenni yang berdiri di pinggir panggung sambil membawa kotak cincin langsung menghampiri Ren dan juga Skala.

"Selamat ya buat kalian.." ucap Jenni sewaktu Skala dan Ren mengambil cincin pernikahan mereka. "Ka, bisa gak sih nanti lo cium istri lo yang bener?!" Perintah Jenni yang sontak bikin Ren melotot.

Setelah bicara, Jenni kembali ke posisi awal sambil memperhatikan kedua pasangan yang baru menikah itu saling bertukar cincin.

Mengingat ucapan Jenni, keduanya cuma saling memandang sejenak. Skala hanya merasa takut Ren menganggap kalau dia lelaki yang mengambil kesempatan dalam kesempitan.

Tapi diluar dugaan Skala, Ren lah yang justru berjinjit lalu menarik kerah baju Skala hingga bibir tipis Ren menyentuh bibirnya. Skala sempat terkejut, namun ketika dia mendengar tamu undangannya yang heboh akhirnya Skala pun membiarkan gadis itu menciumnya lalu Skala ikut berakting dengan meletakan tangannya di pinggang Ren.

Ren melepaskan ciumannya, dia menatap wajah Skala yang datar lalu kedua sudut bibirnya terangkat hingga senyuman manis Ren terlihat disana.

Acaranya berlangsung dengan lancar, mereka saling menyapa tamu undangan hingga berdansa bersama. Bahkan Rosa sama Ren terlihat sangat menikmati pestanya.

Selesai acara, Ren sama Skala memilih langsung beristirahat di suite room yang sudah mereka sewa.

Ren langsung membanting tubuhnya ke atas ranjang yang di atas kasur berukuran king itu terdapat dua buah handuk yang dibentuk angsa.

Jujur saja, tulang-tulang Ren berasa mau copot, seharian dengan gaun pengantinnya yang berat serta high heels yang membuat betisnya terasa makin kencang.

Skala tak menggubris kelakuan Ren, dia hanya sibuk melepas jas dan dasi kupu-kupunya sebelum lelaki itu memilih untuk segera mandi.

Pikirannya masih kacau sejak dia menerima pesan singkat Luna sebelum pernikahannya dengan Ren. Gadis dengan gaun putih itu bangun dari tidurnya, dia memperhatikan sejenak gerak-gerik Skala yang menurutnya aneh.

"Lo kenapa? Lagi ada masalah?" Tanya Ren.

Skala menoleh menatap Ren yang hari ini memang benar-benar terlihat cantik.

You Are My HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang