Bab 10

148 30 24
                                    

"Ayooo mas... Cepetan!! Ngebut kek!!" Ujar Ren seraya memperhatikan jalan dan sesekali melihat jam tangannya.

"Ya ampun Renata, sabar dong.. kalau saya ngebut terus kita berdua celaka gimana?"

"Emang paling bener gue tadi naik ojek!!"

"Gak usah protes. Lagian sekarang juga belum jam 7.."

"Iya 15 menit lagi udah jam 7.. lo sih nyuruh-nyuruh gue mandi segala!!"

"Renata, kebersihan itu nomor satu. Kamu emangnya gak risih keluar rumah tapi belum mandi. Apalagi katanya kamu mau ujian dan itu tandanya otak kamu itu harus fresh!!"

Ren cuma bisa manyun seraya melipat kedua tangannya di atas perut. "Ya gimana, namanya juga lagi buru-buru, apalagi chef yang sekarang jadi tutor gue tuh galak. Gue gak mau nilai gue kurang karena gue telat dan berakhir gak bisa ikut ujian!! Kalo sampe kayak gitu, lo harus tanggung jawab!!"

"Sebaiknya kamu diem dari pada mengganggu konsentrasi saya!!"

Tahu-tahu Skala menginjak pedal gas hingga mobilnya melaju dengan cepat. Saat itu juga, wajah Ren berubah takut. Dia sampai duduk tegak dan memegang keras sabuk pengamannya.

Emang salah sih kalau Ren nyuruh Skala ngebut, karena pada dasarnya Ren takut sama kecepatan tinggi.

Tapi dari pada dia ngoceh lagi dan berakhir Skala jadi sebel sama Ren, akhirnya cewek itu memilih diam hingga sesekali menutup matanya karena saking ketakutan.

Sampai akhirnya mobil itu berhenti tepat di depan tempat dimana Ren kursus membuat kue selama ini.

"Udah sampe nih.."

Ren pelan-pelan membuka matanya. Dia lantas membuang nafasnya kasar lalu pandangannya beralih pada Skala sinis. Tahu-tahu pukulannya mampir ke lengan Skala.

"Lo tuh kalo mau ngebut aba-aba kek!!!"

"Lho, kamu kan yang minta saya cepet-cepet.."

"Iya tapi kan...."

"Gak usah ngajak ribut! Katanya gak mau telat, 5 menit lagi udah jam 7 nih!!"

Wajah Ren langsung shock, dia buru-buru keluar setelah mengucapkan terimakasih. Tapi saat Ren hendak masuk ke dalam, langkahnya terhenti sewaktu seseorang memanggilnya dari belakang.

Rupanya Lian yang memanggilnya. Dengan setelan jeans dan kemeja putih, pagi ini Lian nampak kelihatan cerah. Lelaki itu tersenyum lebih dulu hingga berdiri di depan Ren yang lagi terkesima sama ketampanan cowok yang baru beberapa minggu ini jadi guru baking-nya.

"Kamu baru dateng juga?" Sapa Lian.

"Hehehe.. maaf chef, saya telat!"

Lian melihat jam tangannya. "belum kok. Masih ada waktu tiga menit lagi!" Katanya sambil tersenyum.

"Syukurlah kalo gitu.."

"Yaudah kita masuk bareng yuk.."

Dengan senyum malu-malunya Ren mengangguk berjalan beriringan dengan Lian.

"Udah siap ujian kan?" Ucap Lian basa-basi.

Lagi-lagi Ren cuma mengangguk hingga keduanya hilang dari pandangan Skala yang sejak awal melihat gimana Ren tersenyum manis dengan lelaki asing di depannya.

"Bisa malu-malu juga tuh anak!!" Ucap Skala rada bete.

🍄

Sinar matahari sudah memasuki area kamarnya sewaktu Luna membuka jendela kamarnya. Dia terus menatap lurus ke depan hingga sebuah tangan kecil milik Shana menggenggam tangan Luna.

You Are My HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang