Bab 19

174 29 33
                                    

Jenni bersembunyi dibalik bilik toilet hotel tempat acara anniversary rumah sakit tempat kerjanya berlangsung. Dia masih shock dengan apa yang baru saja dia dengar lima menit yang lalu. Kakinya mendadak lemas bak agar-agar. Otaknya saja sudah tak bisa berpikir saat dia tak sengaja mendengar ucapan Sita di luar ballroom tadi.

Sebenernya dia ingin tak percaya, tapi Sita dan Kaluna tidak mungkin berbohong kan?

Saat ini, Jenni nggak tau harus gimana? Melihat Ren yang sedari awal acara selalu tersenyum bahagia bikin Jenni makin nggak bisa berpikir.

Bagaimana perasaan Ren, kalau sampai dia tau rahasia Skala, suaminya?!

Jenni dibuat kaget dengan dering ponselnya yang berbunyi, nama Genta tertera disana. Dia geser tombol hijaunya dan suaranya terdengar bergetar.

"Beb...."

"Halo, beb. Aku udah di lobby nih.. kamu dimana?"

Bukannya menjawab, Jenni justru menangis sesenggukan hingga membuat Genta, kekasih Jenni kebingungan.

"Beb, kamu kenapa?? Cerita sama aku cepet!!! Kamu dimana?"

🍄

"Kamu cari siapa, Renata?"

"Jenni. Kok tiba-tiba gak ada?" Tanya Ren yang lagi menikmati hidangan namun pandangannya tengah mencari seseorang.

"Palingan itu anak lagi cari muka di depan para direksi!!" Jawab Skala asal.

"Ih.. mas.. gak boleh gitu.."

"Bercanda, sayang..." Skala ikut celingukan. "Di toilet kali atau mungkin udah ada Genta... tadi katanya sih, Genta mau dateng..."

"Genta siapa?"

"Pacarnya!"

"Oh.. "

Renata kembali menikmati makanannya, sesekali Skala menyuapi Ren. "Enak gak?"

"Enak.. mau coba yang itu dong, mas..." Ren minta disuapin kembali oleh Skala.

Pemandangan itu jelas makin membuat Sita geram. Dia nggak bisa membayangkan kalau sampai Kaluna melihatnya, pasti hatinya hancur banget.

Demi Skala, Kaluna sudah banyak berkorban. Dia rela meninggalkan Skala yang saat itu tengah merintis karirnya. Kaluna tidak ingin fokus Skala buyar karena harus menikahinya di awal-awal karirnya. Untuk mendapatkan gelar Sp. BS memang tak mudah, masih banyak hal yang saat itu Skala ingin kejar sehingga Kaluna membuat kesimpulan sendiri bahwa menikah dengannya bukanlah jalan keluar.

Meskipun waktu itu, Sita melarang Kaluna untuk pergi tapi Kaluna hanya memikirkan Skala, Skala dan Skala.

Sekarang hidup seperti tidak adil bagi Kaluna, menurut Sita, seharusnya Skala tidak sebahagia ini jika melihat bagaimana hancurnya Kaluna menjalani hari-harinya tanpa Skala, meskipun saat itu Kaluna memutuskan menikah dengan Rega, namun Sita yakin, bayang-bayang Skala masih mengitari kehidupan Kaluna sehingga akhirnya lagi-lagi Kaluna harus menderita akibat perpisahannya dengan Rega.

Saat ini, Skala tengah sibuk berbicara dengan para direksi yang datang. Ren jelas tak ingin mengganggu suaminya yang tengah sibuk berbincang. Dia akhirnya memilih untuk mengambil minuman dingin di pojok gedung. Saat gelas itu dia ambil, sebuah tangan juga ikut mengambil gelas yang sama. Pandangan mereka sempat beradu lalu keduanya tersenyum.

You Are My HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang