Bab 18

197 31 46
                                    

Sore itu, setelah Skala mendapat pesan dari Ren yang akan pergi ke rumah orangtuanya dan meminta Skala untuk menjemputnya disana, Skala sedang membalas pesan singkat dari istrinya kalau Skala sama sekali tak keberatan jikalau dia harus menjemput Ren terlebih dahulu sebelum pulang ke rumah.

Selesai membalas, Skala hendak kembali melanjutkan kunjungan ke kamar para pasiennya sebelum akhirnya dia sudah melihat Shana yang tengah berlari dari ujung koridor lantai 3 rumah sakit ini. Masih dengan pakaian pasien rawat inap dan plester bekas jarum infus serta suntik di tangannya, anak kecil itu seperti tak merasakan sakit sama sekali. Dia kelihatan sehat-sehat saja meski wajahnya masih nampak pucat.

"OM DOKTER......" Teriak Shana yang sukses bikin dokter-dokter muda yang lagi koas menatap heran ke Skala dan Shana.

"Shana. Kamu gak boleh lari-lari kayak gini!! Badan kamu masih lemah.."

Nafasnya tersengal-sengal, namun anak kecil itu tak peduli. "Aku benci mami..." Sahut Shana yang bikin Skala tambah bingung.

"Kenapa sayang? Kamu berantem sama mami kamu?"

Shana mengangguk. "Katanya aku udah gak boleh ketemu om dokter. Padahal aku udah ijin kok sama tante Renata buat bisa ketemu om dokter dan tante Renata juga mengijinkan aku..."

Skala tersenyum simpul, pasti Kaluna sedang berusaha membatasi pertemuan mereka sejak Ren datang menemuinya.

"Emangnya Shana mau ngapain ketemu om?"

"Aku mau main kayak anak-anak yang tadi aku tonton di TV...." Wajahnya sedih, kelihatan kalau Shana mulai merasakan perbedaannya dengan anak-anak sehat diluar sana.

"Main apa?"

"Aku mau main gelembung sabun kayak anak-anak kecil yang ada di taman..."

"Oke, kalau kamu udah sehat. Om janji akan ajak kamu ke taman dan kita main gelembung sabun? Gimana?"

Shana menggeleng, "aku maunya sekarang!!"

"Tapi kan Shana masih sakit?"

"Aku udah sembuh kok om. Tadi pagi, aku udah lepas infusan dan kata dokter jakson, aku udah bisa berjalan-jalan keluar..."

"Oke, sebentar ya..." Skala mengeluarkan ponselnya lalu dia mencoba menghubungi dokter yang menangani Shana, syukurlah Shana juga ditangani oleh dokter yang sama dengan Anggita.

"Dok, saya mau tanya kondisi pasien dokter atas nama Shana. Gimana perkembangan pengobatannya dok?" Tanya Skala saat panggilannya sudah dijawab Dokter Jakson.

"Tumben. Biasanya dokter nanyain kondisi ibu Anggita?"

"Kebetulan, orangtua Shana teman saya. Jadi penasaran aja gimana kondisinya sekarang?!"

"Oh... Good, setelah kemarin kemo, gak ada masalah serius.. semua organnya aman dan terakhir dengan pemberian obat pun kondisi tubuhnya bisa dengan baik menerima obatnya, mungkin besok anak itu sudah bisa pulang dan kembali lagi bulan depan.. "

Laporan kesehatan Shana dijelaskan dokter Jakson secara rinci kepada Skala, serta beberapa masalah yang mungkin bisa terjadi pada Shana jikalau obat yang sekarang sedang dikonsumsi Shana menolaknya.

Tapi tidak ada masalah yang serius sehingga dokter Jakson pun mengijinkan aktifitas luar asal tetap ada batasan untuk Shana agar tidak kelelahan.

Skala mematikan panggilan teleponnya dengan Jakson lalu memasukan benda persegi itu ke dalam saku jas putihnya.

"Shana tunggu di kamar dulu. Nanti kalau om dokter sudah selesai bekerja, om dokter pasti ke ruangan Shana..."

Lagi-lagi Shana menggeleng, "gak mau... Aku mau ikut om dokter aja..."

You Are My HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang