3. Mona

13.1K 1.5K 95
                                    

Mona menggeser jendela

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mona menggeser jendela. Memperhatikan lebih jelas truk yang berhenti di seberang rumah. Dua orang pekerja turun dari truk dan mengeluarkan barang-barang yang tersusun di atas truk tersebut. Di belakang truk, mobil sedan melipir. Dua orang turun. Seorang wanita paruh baya dengan laki-laki yang Mona tebak adalah Adit, cucunya Nenek Bunga.

Akhirnya mereka datang!

Mona berseru dalam hati. Senyumnya merekah. Ingin sekali ia ke luar dari rumah dan menyapa mereka, tapi pasti akan terlihat aneh, jadi, Mona melihat dari kejauhan. Lagipula, seharusnya Mona tidak senang, karena apa yang cucu Nenek Bunga alami bukan hal yang menyenangkan. Mona tau sekali rasanya.

Nenek Bunga muncul, segera merentangkan tangannya untuk memeluk cucunya. Adit tampak kikuk dipeluk Nenek Bunga. Padahal bagi Mona, pelukan Nenek Bunga itu sangat nyaman. Mona rasanya bisa berjam-jam berada di pelukan Nenek Bunga.

Sedang asyik menonton mereka dari dalam rumah, Anwar menyundul bagian belakang bahu Mona.

"Anwar mau makan?" tanya Mona dengan senyum di wajah. Dia memeluk Anwar dan membawanya ke dalam gendongan.

Rumah Mona selalu sepi. Jelas sepi, karena penghuninya hanya dia dan Anwar. Mona melenggang menuju dapur dan mengambil cat treats yang sangat Anwar sukai. Anwar mengeong kencang, ingin segera melahap makanan tersebut.

Setelah memberi makan Anwar, Mona kembali melihat rumah Nenek Bunga dari balik jendela. Para pekerja masih membawa barang-barang ke dalam rumah, namun, anak dan cucu Nenek Bunga sudah tidak terlihat. Tampaknya sudah masuk. Istirahat. Perjalanan Jakarta-Sukabumi memang tidak sebentar.

Mona menopang dagu dengan siku bersandar pada kusen jendela. Menatap rumah di seberang.

Mona ingin bertemu Adit.

Mona ingin mengatakan bahwa badai yang sedang Adit alami sekarang, akan menyurut, dan pada akhirnya, Adit akan baik-baik saja.

Mona yakin karena ia pernah mengalaminya.

***

Kotak katering di boks belakang motor Mona tersisa satu. Milik Nenek Bunga. Mona memang mengantar katering dari blok terjauh hingga terdekat. Tentu saja rumah di seberang Mona adalah tujuan terakhir sebelum ia bisa berleha-leha dengan Anwar menonton Upin-Ipin.

Siang ini Mona memakai baju kuning lengan pendek dengan celana kulot warna hitam. Sudah oke banget, kan? Rambutnya juga diikat satu dengan poni samping. Mona mengecek penampilan di spion, nyengir lebar memastikan tidak ada cabe di gigi.

Rumah Nenek Bunga tampak sepi walau bertambah dua penghuni. Mona turun dari motor, mengambil kotak katering, dan bergerak menuju pintu rumah Nenek Bunga. Ada bel dengan ukiran bunga di samping. Seperti biasa, Mona memencet bel tersebut, dan satu menit kemudian, Mona menduga Nenek Bunga yang membuka pintu dengan senyum hangatnya.

Di Seberang RumahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang