Hari ini, Adit sukses nggak menulis cerita lagi.
Adit turun ke lantai satu untuk mengambil buah-buahan yang ada di meja, sekilas melihat ke arah Nini yang tengah asyik merajut sambil menonton televisi. Setelah mengambil satu apel, Adit duduk di sebelah Nini, mengamati tangkasnya tangan Nini merajut.
"Mau bikin apa, Ni?"
"Taplak meja."
Adit mengangguk-angguk.
"Susah nggak, Ni?"
Mendengar itu, Nini tertawa pelan. "Nggak ada yang susah kalo dicoba, Adit."
Benar juga.
Adit menatap tertarik benang-benang rajut yang ada di keranjang rotan di sebelah Nini. Baru saja Adit hendak mengambil benang tersebut, bel rumah berbunyi.
"Aku aja," ucap Adit ketika tangan Nini berhenti bergerak dan hendak bangkit.
Sambil memakan apelnya, Adit ke pintu depan. Mona berdiri di depannya dengan dua kotak katering. Adit segera mengambil kotak tersebut.
"Thanks, Mon."
Adit ingin beranjak dari tempatnya, namun, Mona masih berdiri di tempat dengan wajah meragu.
"Kenapa?" tanya Adit.
Mona menggaruk pipinya pelan. "Itu ... aku mau pinjem alat buat masang lampu."
Alis Adit mengernyit pelan. Alat apa?
"Nenek Bunga tau."
Adit membentuk huruf O dengan mulutnya, kemudian ia meminta Mona menunggu di tempat karena ia ingin menanyakan hal tersebut pada Nini. Nini menyuruh Adit mengambil tongkat oranye di halaman belakang. Adit pun menyerahkan tongkat tersebut pada Mona.
"Kamu mau masang lampu sendiri?" tanya Adit ketika tongkat tersebut sudah di tangan Mona.
Mona mengangguk.
Adit diam di tempat. Apa terlalu melewati batas bila Adit ingin membantu Mona memasang lampu?
"Kenapa?" tanya Mona, mungkin sadar dengan tatapan Adit ke arahnya.
Adit segera menggeleng. "Nggak apa-apa."
"Aku kembaliin langsung habis masangin lampunya, ya."
"Oke."
Adit menutup pintu ketika Mona sudah berbalik pergi.
Sambil menunggu tongkat itu dikembalikan, Adit mencoba makanan katering Mona. Pantas saja Nini berlangganan. Enak. Mereka bilang, meski resepnya sama, bila tangan kokinya beda, rasanya juga akan beda. Mona berbakat masak, rupanya.
Makanan katering Mona habis seketika. Mona tak kunjung mengetuk pintu. Ketika Adit melihat jam, sudah tiga puluh menit lebih berlalu. Apa memasang lampu memang selama itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Seberang Rumah
Roman d'amourDunia Adit sedang hancur ketika bertemu Mona. Pernah melalui apa yang Adit lalui, Mona membantu Adit bangkit kembali merangkai dunia baru. Namun, siapa bilang dunia Mona baik-baik saja?