Sudah empat tempat wisata Adit kunjungi bersama Mama. Pikirannya memang lebih segar dibanding hanya berada di rumah, namun, ia capek juga menjadi juru foto Mama. Maka di tempat selanjutnya, Adit hanya ingin ke mal yang berada di jantung kota.
Adit sedang menunggu dengan sabar dua cone es krimnya terisi. Ketika menoleh, Mama sedang asyik membuat selfie di hiasan mal.
"Mama," panggil Adit.
Mama menoleh dengan bibir sedang posisi mengerucut ke depan.
"Apa? Mama lagi sibuk."
Ya ampun ....
"Mama mau es krimnya rasa apa?"
"Apa aja."
Sabar ... sabar ....
Adit memesan es krim rasa vanilla. Rasa yang menurutnya aman. Setelah itu, ia menunggu Mama selesai mengambil selfie dengan dua tangan memegang cone es krim.
Mal hari ini ramai, mungkin karena sedang akhir pekan. Di lantai atas ini, game center menjadi tempat para anak-anak berpetualang, sementara para orangtua banyak yang duduk-duduk di foodcourt menunggu anak mereka selesai dengan urusannya.
"Dit, fotoin Mama, dong."
Adit menoleh ke arah Mama. Wanita paro baya itu sedang berpose jongkok dengan satu kakinya diluruskan.
"Aku megang es krim, Ma," tolak Adit langsung.
"Oh, iya. Ya udah, Mama foto sendiri."
Adit mengembuskan napas melihat Mama kini sibuk kembali dengan ponsel di tangannya. Bila Mama sudah selfie, Adit bisa menunggu cukup lama. Bisa-bisa, es krim di tangannya mencair. Adit kurang suka bila tangannya kena es krim. Lengket.
Adit memilih duduk di bangku tinggi yang ada di foodcourt. Matanya mengedarkan pandangan ke sekeliling. Sebagian besar diisi dengan para orangtua atau anak remaja yang sedang kumpul bersama teman-temannya. Jarang ada yang seumuran dengan Adit, sehingga Adit sendiri merasa sedang salah tempat. Sepertinya target pengunjung mal ini bukan di usia 20-an. Masih banyak kafe-kafe kekinian yang lebih cocok dijadikan tempat nongkro—
Tunggu.
Adit menyipitkan mata, punggungnya menegak. Adit tidak mungkin salah lihat. Walau hanya beberapa kali melihat sosok itu dari balik balkon kamarnya, Adit yakin sekali bahwa sosok itu adalah orang yang sama. Namun ... perempuan di sebelah orang itu bukanlah orang yang sesuai dugaan Adit. Keduanya duduk di pojok ruangan, sedang tertawa-tawa dan duduk menempel. Kontras sekali dengan ketika sosok itu bersama orang yang berada di seberang rumah Adit. Jangankan tertawa, tersenyum saja jarang.
"Dit? Mama udah beres nih foto-fotonya."
Adit menoleh ke arah Mama. Gawat. Kalau Mama melihat apa yang Adit lihat, Mama bisa-bisa langsung membeberkan ini pada tetangganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Seberang Rumah
RomanceDunia Adit sedang hancur ketika bertemu Mona. Pernah melalui apa yang Adit lalui, Mona membantu Adit bangkit kembali merangkai dunia baru. Namun, siapa bilang dunia Mona baik-baik saja?