Hari Minggu menjadi hari libur Mona dalam usaha kateringnya. Di hari itu biasanya Mona membersihkan sudut-sudut rumah walau tak banyak yang perlu dibersihkan. Kemudian menghabiskan hari dengan membaca buku di balkon kamar. Satu-satunya kamar yang berpenghuni.
Ketenangan di hari itu tiba-tiba musnah ketika Mona melihat jendela balkon di rumah seberang Mona akhirnyaterbuka, dengan Adit berdiri di sana menatap Mona.
Mona mulai cegukan.
Rumah di kompleks ini rata-rata memiliki empat kamar. Dua kamar di lantai bawah dan dua kamar di lantai atas. Dari sekian kamar tersebut, Mona tak menyangka Adit berdiam di kamar yang berseberangan dengan kamarnya.
Mona meraup botol minum yang ada di samping bean bag, menegak isi botol berharap cegukannya mereda. Dari ekor mata, Mona mendapati Adit mulai menyapu balkon kamarnya, tampak tak begitu peduli dengan keberadaan Mona.
"Aku nggak mau kamu ketemu atau ngobrol lagi sama dia."
Suara Danu terngiang di kepala Mona.
Bagaimana ini? Mona ingin sekali mengobrol dengan Adit. Seperti, apakah Adit sudah betah tinggal di Sukabumi? Apa Adit sudah kulineran? Apa Adit sudah mencoba makanan katering Mona? Bagaimana kondisi Adit sekarang? Pertanyaan-pertanyaan itu seperti tersendat di kepala Mona saja.
"Lagi baca apa?"
Mona nyaris menjatuhkan novelnya ke luar balkon. Adit tiba-tiba bertanya! Adit berbasa-basi dengannya! Mona mendekap novelnya erat dengan mulut membentuk huruf O.
"Novelnya ... Nagi ... Nagita ...," gumam Mona.
"Oh. Novel Nagita bagus-bagus."
Perasaan senang membuncah di dada Mona. Ada satu kesamaan antara Adit dan Mona. Menurut Mona, novel Nagita bagus-bagus! Kalau tidak bagus, mana mungkin Mona membaca ulang novel Nagita hingga novel ini terlihat usang?
Adit selesai menyapu. Dia hilang dari balkon dan kembali dengan ember. Oh. Saatnya mengepel.
Mona memperhatikan Adit diam-diam di balik novel. Adit tampak tak terpengaruh sama sekali dengan Mona.
"Kamu deket sama nenekku, ya?"
Pertanyaan kedua!
Mona menurunkan novel dari wajahnya. "Iya ...."
Kira-kira apa yang Nenek Bunga katakan pada Adit, ya?
Adit mengangguk-angguk.
"Kalo katering? Udah berapa lama usaha katering?"
Pertanyaan ketiga!
"Udah tiga tahun ...," jawab Mona dengan tatap takjub. Apa sekarang ia sedang mengobrol dengan Adit? Benar-benar mengobrol?
Mona ingin sekali bertanya sesuatu pada Adit seperti Adit yang bertanya padanya—walau mungkin hanya basa-basi, tetapi, bibir Mona seperti terkunci, hanya menatap ke arah Adit dan aktivitas membersihkan balkonnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Seberang Rumah
RomanceDunia Adit sedang hancur ketika bertemu Mona. Pernah melalui apa yang Adit lalui, Mona membantu Adit bangkit kembali merangkai dunia baru. Namun, siapa bilang dunia Mona baik-baik saja?