*bugh
*Plakk
*Prangg
*Ctarr ctarr
*Anak ga guna
*Ctarr ctarr
*Mati Lo
*Byurr
Meliana merasakan sakit yang amat sakit saat ini bagaimana tidak ia di cambuk di tendang di tampar di Jambak di guyur membuat darahnya menyatu dengan air.
"Arghhh sakit pah udah hiks meli ngga tahan hiks hiks". Ujar meli mengalungkan tangannya di kaki Rama
"Jangan sentuh saya!,saya ngga Sudi". Mendorong tubuh Meliana
"Apa salah Meliana pah hiks hiks kenapa harus meli yang ngrasain ini semua". Mendongak ke arah Rama
"Kamu emang ngga punya salah,saya hanya senang ketika nyiksa kamu begini.melihat kamu menderita itu kepuasan buat saya!". Bentak Rama pergi meninggalkan meli dengan luka yang baru
"Hiks hiks".meli hanya bisa menangis.melawan? Tidak,ia akan tau resikonya jika ia melawan.ia akan disiksa lebih
"Sakit,cape hiks hiks arghhh". Meliana merasakan semua sakitnya dan menangis sekencang-kencangnya hingga ia ketiduran di kamar mandi
Dilain sisi Raka yang baru pulang dari club mendengar cambukan itu langsung menghentikan niatnya untuk pergi kekamar dan melihat sang papah baru saja keluar dari kamar meli.
raka masuk kekamar Meli dan melihat seisi kamar yang sudah berantakan banyak beling yang pecah.ia bergegas menuju kamar mandi pertama yang ia liat adalah meli dengan banyak darah di sekujur tubuhnya"Maafin Abang Mel,abang ngga bisa bantuin Lo dari cambukan papah". Mengelus pipi meli yang memerah,diyakini pasti bekas tamparan.
"Sakit yah,lo harus kuat mel.kalo ngga ada Lo nanti gue sendiri".
"Jangan tinggalin gue sendiri,Lo adik yang hebat bagi gue". Mengelus rambut meli dan mengecup puncak kepala meli tak terasa dirinya menangis melihat kondisi sang adik
"Lo kuat banget yah,ngga nyangka gue punya adik sehebat dan sekuat Lo".
Senyum Raka lalu pergi meninggalkan kamar meli.Tak terasa malam semakin larut jam menunjukan pukul 03:00,meli terbangun yang pertama ia rasakan adalah sakit di sekujur tubuhnya,ia memandang tubuhnya sendiri dengan tatapan sedih
"Untung mamah ngga nyiksa gue juga".
"Tumben bang Raka ngga Dateng,biasanya kalau abis di siksa gini dia selalu Dateng mastiin keadaan gue.ah iya siapa gue,ngayal aja gue". Ujar meli tertawa remeh
Rasanya tubuhnya kini mati rasa bekas cambukan papahnya itu.ia bangkit dan keluar kamar mandi menuju kasurnya.dengan telaten ia mengobati dirinya sendiri."Mungkin aku bisa sembuh fisik tapi tidak dengan mental dan batinku". Lirih meli mengeluarkan air mata mengingat kejadian ia disiksa oleh papahnya sendiri
Matahari telah menunjukan sinarnya,dan masuk ke celah celah jendela seorang gadis menyedihkan.
meli yang sedari malam termenung mendongak ke arah sinar matahari yang sudah menyilaukan matanya"Masih bisa merasakan suasana pagi". Meli bangkit untuk bersiap-siap pergi kesekolahnya
Gadis menyedihkan itu keluar dari kamarnya dan turun kebawah pertama yang ia lihat adalah papah,mamah dan abangnya sedang sarapan pagi.ia tak pernah sarapan pagi dirumah,ah lupa, ia pernah sarapan pagi dirumah dan mungkin itu sudah lama seingetnya waktu kelas 8 smp sekarang keadaan tidak seperti dulu lagi semuanya berubah,benar-benar berubah.
Raka yang melihat meli sedang menuruni tangga pun mengundang berniat untuk mengajaknya sarapan
"Mel,duduk sarapan". Ujar Raka melihat ke arah meli
"Ngga usah ajak dia,hilang nafsu makan saya melihat dia". Ucapan menyakitkan itu keluar begitu saja dari mulut mamahnya
"Kalo mau sekolah,sekolah aja ngga usah ada acara sarapan di rumah udah saya kasih uang bulanan kan". Ketus papahnya
"Ia bang,bener kata papah,yang penting gue masih Nerima duit dari papah.gue bisa beli sarapan di kantin.aku pamit mah lah".senyum Samat meli lalu pergi meninggalkan ketiganya
"Mah pah kapan kita kaya dulu lagi,bisa sarapan bareng,kasian meli pah,semalem papah habis siksa dia lagi kan?". Tanya Raka
"Kenapa emang". Tanya enteng Rama
"Pah,papah sadar ngga sih meli butuh kasih sayang keluarga.disekolah meli di buly di rumah disiksa,yang seharusnya rumah jadi tempat pulang mungkin engga buat meli pah". Ujar Raka
"Yang penting sudah saya kasih duit". Jawab Rama
"Emang,tapi meli juga butuh kasih sayang keluarga!". Meninggikan nada suaranya
"Diam! Lanjutkan sarapannya".tegur mamahnya.membuat Raka kecewa
"Raka pamit mah pah". Lalu pergi meninggalkan keduanya
Raka mengambil motor sportnya lalu pergi meninggalkan pekarangan rumahnya,niat hati ingin menyusul adiknya yang pasti belum jauh dari rumah untuk berangkat bareng ke sekolah.benar saja ia melihat adiknya itu sedang jalan kaki menuju jalan raya yang pasti nantinya akan menggunakan angkutan umum
"Mel". Teriak Raka membuat meli melihat ke arah belakang menghentikan langkahnya.terlihat Raka yang menghampirinya
"Naik,kita bareng ke sekolah".
"Ngga usah gue naik angkutan umum aja".
"Gue bilang naik ya naik ngga usah ngeyel". Ketus Raka menyodorkan hoodienya yang nantinya untuk menutupi paha yang penuh luka itu.tapi bukan meli jika tidak bisa menutupi lukanya
"Gue bilang ngga usah". Balas meli
"naik!". Raka meninggikan nada suaranya
Mendengar itu sudah yakin jika abangnya ini tidak ingin di bantah.meli mengambil hoodie Raka dan memutuskan segera naik ke motor Raka
Raka menancap gas dan membelah jalanan ibukota yang macet ,30 menit berlalu kini keduanya sudah sampai di sekolah.raka memarkirkan motornya di area parkir meli turun dari motor dan raka melepas helm fullface ya.
"Nih,makasih". Ucap meli sambil menyodorkan Hoodie
"Bentar". Raka turun dari motor dan menggandeng adiknya itu
Mulai hari ini ia memutuskan untuk merubah sikapnya kepada adiknya persetan dengan alasan apa yang selama ini ia ingat,ia memutuskan untuk melindungi adiknya,ia tau perasaan adiknya pasti adik kecilnya ini butuh seseorang yang menyuportnya.mengingat dimana Raka melihat sang adik yang ingin bunuh diri.sang adik yang mengerang kesakitan membuat dirinya tak tega.
"Lepas". Ketus meli
"Mulai hari ini gue akan jaga Lo". Melihat mata meli.meli tak bergeming
"Jangan khawatir,gue akan lindungi Lo".yakin raka.membuat meli menangis melepas semua bebannya
"Hiks hiks gue cape bang,sakit,ngga ada yang peduli sama gue semuanya gue rasain sendiri hiks hiks". Ujar meli menutup mukanya dengan tangannya
"Ustt jangan nangis,ada gue". Ujar Raka memeluk meli
KAMU SEDANG MEMBACA
hurtful
Teen Fictionbercerita tentang seorang gadis yang hari harinya dihiasi oleh kesedihan dan penderitaan sampai saat waktunya ia diusir dan ia memutuskan untuk memulai hidup baru dan melupakan kehidupan yang kejamnya ia suka hujan karena hujan bisa menyamarkan air...