12. hidup baru

9 0 0
                                    


"Lo ngga perlu tau perasaan gue,biarin gue bergelut dengan perasaan gue sendiri".
-putra


•••

seorang gadis sedang duduk melamun di kamar dengan melihat kearah luar jendela cuaca yang sedang hujan deras, ini yang ditunggu-tunggu akhirnya ia bisa melihat hujan.

1 bulan telah berlalu dan selama sebulan itu meli masih memikirkan orang rumah.
Gimana kabar ayahnya?
Gimana kabar ibunya?
Gimana kabar abangnya?
Gimana kabar Rey?
Apakah mereka baik-baik saja?

Walaupun ayah dan ibunya sering menyiksanya tapi meli merindukan sosok orang tua,meli kangen Raka dan meli juga kangen rey.
ingin sekali bertemu,,

Tapi semua pikiran itu meli tepis ia sudah memutuskan untuk membuka lembaran baru dengan kehidupan yang baru,ia tak ingin ingat masa lalu termasuk rey.
Ia memutuskan untuk melupakan laki-laki yang mungkin sudah ia cintai.

Uang simpanannya kini sudah menipis,mau tak mau ia harus bekerja agar ia bisa bertahan hidup dan tak menyusahkan bi Sumi dan putra

Pernah suatu saat putra ngasih ia uang dan katanya kiriman dari ibu namun dirinya menolak halus,ia tak ingin merepotkan.

"Huftt".

*Tok tok tok

Suara ketukan itu membuat lamunan meli buyar

"Iya kenapa?". Teriak meli dari dalam kamar

"Lo lagi ngapain?". Tanya putra

"Kenapa emang?". Meli beranjak dari duduknya dan membuka pintu

"Lo bisa masak kan?". Tanya putra melihat meli

"Bisa tapi ngga jago".

"Minta tolong masakin,gue laper".

"Lo mau dimasakin apa?". Tanya meli

"Apa aja".

"Oke". Meli melangkahkan kakinya ke dapur

Sebenarnya putra jago masak,gimana ngga jago dulu sebelum ada meli dirinya dirumah sendiri otomatis semua pekerjaan rumah ia lakukan sendiri.
tapi tak tau mengapa dirinya ingin melihat meli memasak

Putra mengikuti langkah meli kedapur,ia duduk di kursi sambil memperhatikan meli yang sedang memasak.

Ia merasa ada perasaan yang tak biasa,apa mungkin dirinya ini menyukai meli?
Tapi tak mungkin selama ini dirinya tak pernah suka sama perempuan jangankan suka dekat saja ia tak mau

Putra tersadar dan menggelengkan kepalanya.

"Gue mikir apasih". Batin putra

Meli sudah selesai memasak dan membalikkan badannya bermaksud untuk menghidangkan masakannya kepada putra

"Lo kenapa?". Tanya meli melihat putra menggelengkan kepalanya

"Ngga papa". Jawab putra

"Nih,maaf cuma masak telur sama tumis".

"Ngga papa,makasih".

"Sama-sama".

Putra memakan masakan meli

"Enak". Batin putra

"Lo ngga makan?". Tanya putra

"Ngga udah kenyang". Jawab meli

"Makan apa emang perasaan dari tadi pagi Lo di kamar terus". Ujar putra

"A-aa i-ituu".

"Ngga usah bohong,makan gih mau gue ambilin nasinya? Tawar putra

"Eh ngga usah gue ambil sendiri". Jawab meli

Keduanya makan,tak ada percakapan membuat meli canggung dalam situasi seperti ini

"Emm put". Panggil meli

"Hm?".

"Lo mau ngga besok pagi temenin gue cari kerjaan?".

"Kerja apa?". Tanya putra

"Apa aja yang penting halal".

"Jam berapa?".

"Gue masuk sekolah".

"Oh iya maaf gue lupa".

"Jadi kangen sekolah". Batin meli

Melihat meli yang melamun putra berdehem

"Ehm Minggu aja gue anter".

"Hah beneran?". Tanya meli

"Iya". Jawab meli

"Jam berapa?". Tanya putra

"Emm 8?".

"Oke".

"Makasih". Ujar meli tersenyum

"Hm".

Lalu keduanya kini melanjutkan acara makan tidak ada percakapan diantara keduanya.

"Sini gue cuci". Ujar meli sambil mengambil piring milik putra

"Ngga usah gue aja". Ujar putra

"Ngga papa sini gue aja".

"Gue aja".

"Yaudah kita bareng aja nyucinya". Putus meli daripada dirinya bertengkar hanya karena masalah nyuci piring.

Akhirnya keduanya sibuk mencuci..

Tak tau angin darimana tiba-tiba putra punya ide

"Lucu". Ujar putra mencolek pipi meli dengan busa ditangannya

"Ihhhh putra kotor tau".

"Hehe". Bukannya minta maaf putra malah mencolek pipi meli lagi

"Ihhhh awas ya lo". Ujar meli kesal

"Sorry". Putra mencolek pipi meli lagi hingga sebelah pipi meli dipenuhi dengan busa sabun

"Ihh putraaaa". Teriak meli,melihat itu putra tau apa yang akan terjadi selanjutnya ia memutuskan untuk berlari kecil menjauh dari meli

"Sini ngga Lo". Teriak meli mengejar putra dengan penuh sabun ditangannya

"Sorry sorry hehe". Ujar putra tanpa rasa bersalah,ia terus menghindar dari kejaran meli

"Ngga!". Meli berusaha menangkap putra

Dan akhirnya meli berhasil menangkap putra dan segera mencolekkan sabun ke wajah putra

"Huftt rasain hahah". Meli tertawa puas melihat wajah putra

Terus tertawa Mel,gue suka.









hurtfulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang