3.yakin?

8 1 0
                                    

Seorang gadis sedang termenung di rooftop pasalnya ia memikirkan apa yang di ucapkan abangnya tadi pagi

"Apa abang yakin dengan ucapannya itu?".

"Apakah ia akan menjagaku?".

"Melindungiku?".

Cape memikirkannya.

"Udahlah.ngga penting juga". Ia bangkit untuk pergi dari rooftop dan kembali ke kelas karena bel masuk jam terakhir sudah berbunyi.

*Kringg kringg ...bel pulang sekolah

Sekarang Meliana sedang berjalan kaki menyusuri ibu kota yang sangat ramai.ia menghentikan langkah kakinya tatkala melihat 1 keluarga utuh yang saling bertukar canda dan tawa di sebuah taman,ia hanya bisa membayangkan kapan keluarganya seperti dulu lagi,dulu yang selalu di perhatikan di manja tapi sekarang tidak lagi.terlalu fokus melihat keluarga itu hingga tanpa sadar sudah ada seseorang disampingnya

"Mel?".ia melambaikan tangannya di depan wajah meli,ia tau apa yang sedang dilihat meli

"Hah" meli terlonjak kaget dan melihat orang itu

"Lo ngapain disini bentar lagi mau hujan". Membuat meli mendongak ke atas melihat langit benar saja,langit sendu.

"Ini yang gue tunggu". Lirih meli

"Pulang,gue anter". Tawar Rey

"Ngga usah Lo duluan aja". Tolak meli

"Gue ngga mungkin ninggalin Lo sendiri apalagi sekarang mau hujan".

"Gue udah biasa sendiri,jadi tinggalin gue". Rintik hujan mulai membasahi bumi,derasnya hujan membuat meli tersenyum

"Neduh,gue ngga mau liat Lo sakit". Ujar Rey menarik tangan meli untuk meneduh

"Lepas! Gue ngga akan sakit.mending Lo pergi.gue mau sendiri!".

"Oke gue pergi". Namun belum sempat pergi Rey melihat sebuah luka di tangan meli

"Ini apa Mel?,Lo kenapa?". Tanya rey khawatir sambil memegang luka itu

"Bukan urusan Lo!".

"Jawab ini kenapa?!".

"Gue bilang bukan urusan Lo".

"Boleh gue jujur?". Lirih Rey menatap mata meli lembut

"Gue suka sama Lo".

30 detik

1 menit

2 menit

"Jangan pernah suka sama gue". Tegas meli

"Kenapa?". Tanya rey lirih.ia tak menyangka jawaban yang di lontarkan meli

"Lo akan terluka".

"Gue ngga akan terluka,gue mohon terima gue jadi pacar Lo yah? Gue mau jaga Lo".

"Hh ngga, gue ngga butuh". Ujar meli pergi meninggalkan Rey

"Gue cinta sama Lo Mel".teriak Rey membuat meli menghentikan langkahny.rey berlari menghampiri meli memeluk tubuh ramping meli dari belakang

"Gue mohon terima gue". Meli melepaskan pelukan itu dan berbalik

"Lo apa apaan sih".

"Terima yah? Gue cinta sama Lo Mel udah lama gue nyimpen perasaan ini dan sekarang waktunya gue nyatain perasaan gue yang sebenernya,gue tau Lo sering nangis sendiri gue tau Lo kesepian gue tau Lo suka mendung gue tau Lo suka hujan gue tau semuanya tentang lo.apa yang gue ngga tau?". Ucap Rey

"Lo ngga tau keadaan gue!".

"are you okay?". Ucap lembut Rey,membuat Meliana langsung menangis,bagaimana tidak menangis ia yang selalu menyembunyikan luka,tangis dan kesedihannya tanpa ada orang yang bertanya tentang keadaannya dan sekarang orang di depannya itu bertanya

"Hiks hiks gue ngga baik hiks hiks". Meli menundukan kepalanya menutup wajahnya dengan tangan,ia tak sanggup.ia terduduk

"Sakit yah?". Tanya rey ikut duduk dan melihat luka di sekujur tubuh Meliana yang kini sudah jelas nampak terlihat mungkin karena hujan membuat semua lukanya kelihatan.ia mengelus luka itu

"Selama ini bahkan gue ngga pernah tau keadaan fisik Lo Mel". Lirih Rey tak sadar air matanya mengalir melihat perempuannya kini menangis

"Kalo Lo deketin gue hanya karena sebatas kasihan mending Lo pergi,gue ngga butuh". Mendongak ke arah rey

"You're a great girl". Ucap Rey memeluk tubuh meli

"Teriak Mel kalau itu cara biar bisa bikin Lo lega". Mengencangkan pelukannya

"Hiks hiks arghhhhh gue cape hiks hiks" Meliana benar benar menangis lepas

"Gue cape hidup kaya gini hiks".

"Gue sakit hiks".

"Gue bener bener udah cape hiks".

"Mau nyerah hiks".

"Hiks cape tuhan". Meliana membalas pelukan itu,pelukan yang belum pernah ia rasakan,nyaman.

"Jangan bilang nyerah gue mohon,Lo wanita terhebat yang pernah gue temuin,beruntung gue jatuh cinta sama Lo,gue mau jaga Lo". Ujar Rey

Di bawah guyuran derasnya hujan di tengah kota ibukota mereka berpelukan dengan luka yang mereka bawa.

Keduanya kini sedang meneduh di salah satu toko setelah Meliana menceritakan bagaimana ia mendapat perlakuan keluarganya saat di rumah.

"Jangan pernah ngrasa sendiri lagi,ada gue yang bisa jadiin Lo tempat pulang". Ujar Rey yang kini dengan telaten mengobati luka meli.meli hanya diam tidak sedikitpun ia merasakan sakit.baginya sudah biasa dan tidak ada apa apanya

"Apapun kalo ada masalah Lo wajib cerita sama gue".

"Ngga peduli gue akan terluka atau ngga yang terpenting Lo baik-baik aja". Membuat meli terharu meneteskan air mata,tak pernah ia mendengar kata kata itu sebelumnya.

"Jangan nangis lagi,gue ngga suka liat Lo nangis kecuali tangis bahagia". Ujar Rey menghapus air mata meli

"Gue siap apapun resiko ketika gue udah putusin buat jaga Lo". Yakin rey

"Lo yakin?".











hurtfulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang