*Brum Brum
Suara nyaring itu membuat rama keluar untuk mengetahui siapa orang yang bertamu kerumahnya malam malam begini.tak di sangka terlihat meli sedang di bonceng seorang laki-laki membuat Rama naik pitam
"Kemana saja kamu malam baru pulang".
"Mau jadi jalang kamu,hah?!".
"Sini kamu!". Menarik paksa tangan meli untuk masuk kedalam rumah.
"Sakit pah". Mencoba melepaskan tangannya yang kini terasa sakit karena luka yang ada di tangannya yang belum sembuh bekas cambukan kemarin
"Lepaskan tangan anda!". Ucap Rey dengan nada tinggi
"Siapa kamu beraninya meninggikan suaramu di depan saya". Marah Rama
"Saya rey".
"Tidak penting bicara denganmu". Kembali menyeret meli
"Saya bilang lepaskan tangan anda!,apa anda pantas di sebut seorang ayah?". Ujar Rey tak habis pikir
"Tidak usah ikut campur kamu". Ketus Rama
"Saya mohon jangan sakiti meli,meli sakit apa anda tau akan hal itu?". Lirih Rey
"Saya tau,tapi saya senang melihat anak ini sengsara!". Ujar Rama mengeratkan pegangan tangannya membuat meli meringis
"Sttt sakit pah". Ringis meli
"Anda tidak pantas di sebut seorang ayah!". Ujar Rey menunjuk wajah Rama
"Tidak sopan sekali kamu pada orang tua,tidak di ajarkan sopan santun kamu,hah?!". Marah Rama melepaskan tangan meli dan ingin memukul Rey
"Jangan pah meli mohon jangan". Mohon meli memegang tangan Rama,tak tega laki-laki yang baru masuk ke hidupannya ini harus merasakan sakit
"Lepas!!". Rama menghempaskan tangannya membuat meli terlempar.
"Mel,Lo ngga papa?". Khawatir Rey
"CK bagus sekali kamu anak muda beraninya dekati anak saya". Ujar Rama tertawa remeh
"Kamu siapa beraninya dekati anak saya,hah?!". Ujar Rama nada tinggi lantaran emosi melihat Rey
"Saya akan kasih pilihan,kamu pergi atau kamu habis disini!!". Ujar Rama menekankan kata habis.
"Sekali lagi saya katakan anda tidak pantas di sebut orang tua!,apa anda tidak melihat putri anda? Putri anda harus menanggung semuanya sendiri,sakit sendiri!". Ujar Rey emosi
"Harus di kasih pelajaran anak muda ini". Ucap santai Rama
"Rey,kamu pergi yah". Ujar meli
"Tapi Mel selama ini dia udah keterlaluan sama lo.orang tua mana yang menyiksa anaknya sendiri". Ujar Rey nada tinggi. Rama tak menghiraukan omong kosong Rey,ia menyeret kembali meli untuk masuk kedalam rumah
"Aku mohon pergi Rey,aku mohon". Mohon meli
"Tapi Mel..".
"Aku mohon sstt". Mohon meli,meringis kesakitan merasakan tangan yang semakin di genggam erat dan tubuhnya yang di seret
Rey tak bisa melakukan apapun lagi melihat meli yang memohon dirinya untuk pergi,karena Rey tau ketika gadis itu sudah memohon maka ia tidak bisa membantah.Rey hanya bisa melihat tubuh gadisnya itu diseret paksa oleh ayahnya.tak terasa air matanya menetes.
"Bagus sekali yah kamu malam malam begini baru pulang".
"Harus di beri pelajaran kamu ini yah".
"Sini kamu".menyeret tubuh meli untuk di bawa ke gudang
Rama melepaskan gesper yang bertengger di pinggangnya lalu melayangkan gesper itu pada tubuh meli
*Ctarr ctarrr ctarr
*Ctarr
*Plakk
*Prangg
*Bughh
*Ctarr
*Dasar jalang
*Jijik saya liat kamu
*Anak ngga tau di untung
"Ampun pah hiks sakit ampun". Ampun meli menangis merasakan begitu sakitnya
"Ampun pah hiks" Rama tak menghiraukan lanjut menyiksa meli tanpa ampun
*Ctarr ctarr
*Plakk
*Bughh
"Hiks hiks sakit arghh udah pah ampun hiks hiks. Erang meli menangis
*Beraninya kamu bawa laki laki ke rumah
*Mau jadi jalang.hah?!
*Ctar
*Ga guna kamu
"Bugh
"Huft". Rama menghentikan aksinya dan keluar dari gudang tanpa mengatakan sepatah kata apapun dan mengunci gudang itu dari luar
"Hiks hiks". Tinggallah meli seorang dengan luka yang baru,belum juga luka kemarin hilang sekarang sudah nambah luka lagi,emang papahnya ini paling terbaik soal memberikan luka.
"Hiks bang,katanya Abang mau lindungi meli, mana bang?". Tanya meli lirih lalu tertawa garing
"Arghhh semuanya omong kosong hiks".
"Papah kenapa tega sama meli".
"Meli rindu papah yang dulu".
"Meli rindu mamah yang dulu hiks".
"Meli rindu semuanya hiks".
Kenapa tuhan begitu yakin dengan pundak gadis itu? Seolah ia bisa melaluinya seolah ia kuat untuk menghadapinya.menyedihkan sekali hidupnya tak ada tempat pulang hanya ada tempat istirahat.
Menangis,hanya itu yang bisa gadis itu lakukan sekarang.menangis menangis dan menangis tak ada senyuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
hurtful
Teen Fictionbercerita tentang seorang gadis yang hari harinya dihiasi oleh kesedihan dan penderitaan sampai saat waktunya ia diusir dan ia memutuskan untuk memulai hidup baru dan melupakan kehidupan yang kejamnya ia suka hujan karena hujan bisa menyamarkan air...