11. merasa kehilangan

3 0 0
                                    

1 Minggu berlalu sejak kejadian dimana meli di usir dari rumahnya.
Orang tua meli terlihat biasa saja bahkan menjalani kehidupan seperti biasanya namun tidak dengan Raka ia terus mencari keberadaan meli ia tak mau membiarkan adiknya itu sendiri.



*Kringg kringg..bel istirahat

Selesai jam pertama Raka memutuskan keluar kelas untuk pergi ke rooftop,ia ingin menenangkan pikirannya.

Disisi lain terlihat Rey yang sedang duduk di bangku duduknya ia memikirkan meli sudah seminggu ini meli tak masuk sekolah.
Ada apa dengan gadisnya itu? Kenapa tak berangkat sekolah seminggu akhir ini? Apa dia sakit? Apa dia sedang tidak baik-baik saja?. Sepulang sekolah ia harus kerumah gadisnya.

Ia memutuskan bangkit dari duduknya dan keluar kelas berniat untuk pergi ke rooftop mencari ketenangan.baru saja dirinya keluar tiba tiba

Brukk..

Bahu Rey tertabrak

"Sorry". Raka menatap Rey lalu pergi

"Tunggu". Ujar Rey membuat langkah Raka terhenti lalu berbalik

"Kenapa meli ngga berangkat seminggu ini? Dia baik-baik ajakan?". Tanya rey

"Kita omongin di rooftop". Ucap Raka lalu melanjutkan langkahnya

Kini keduanya sedang duduk di bangku yang ada di rooftop

"Jawab pertanyaan gue yang tadi". Ujar Rey mengawali percakapan

"Dia lagi ngga baik-baik aja". Jawab Raka

"Meli kenapa?". Tanya rey serius

"Dia di usir dari rumah". Membuat Rey tak percaya

"Lo bohong".

"Gue ngga bohong".

"Lo abangnya,harusnya Lo selalu ada buat meli". Rey berdiri menunjuk muka Raka membuat Raka naik pitam.

"Dan Lo juga pacarnya seharusnya Lo juga selalu ada disaat meli terpuruk.kemana aja Lo selama seminggu ini? Hah? Lo malah urusin wanita murahan itu!". Balas Raka meninggikan suaranya dengan meremas kerah baju rey

"Maksud Lo?". Bingung Rey

"CK hebat banget drama Lo". Raka berdecak

"Gue ngga ngerti". Ujar Rey

"Lo pikir gue ngga tau selama ini Lo Deket dengan Siska si wanita murahan itu? Lo pergi ke mall Lo pergi ke cafe tanpa pikirin adik gue yang notabe nya pacar Lo?,Lo ngga usah munafik buat tanya keadaan meli ke gue!".

"Gue ngga ada hubungan sama dia".

"Sering pegangan tangan.yakin Lo ngga ada hubungan? Lo ngga pernah pikirin perasaan adik gue! gimana kalo dia liat? Dia bakal terluka dan gue ngga akan biarin adik gue terluka hanya karena bocah kaya Lo!".

"Gue udah bilang gue ngga ada hubungan sama dia dan gue cuma cinta sama meli".

"CK cinta? Lo asik asik ke mall ke cafe dengan perempuan murahan itu sedangkan adik gue sakit selama dirumah sampai di usir.itu yang Lo sebut dengan cinta?".

Semua perkataan Raka membuat Rey berfikir,ia menyadari memang dirinya pernah pergi ke mall dengan Siska tapi dia tak merasa memegang tangan perempuan itu yang ada dia yang memegang tangannya.dan ya dirinya juga pernah ke cafe dengan Siska.semua yang di ucapkan Raka benar tapi ia tak punya perasaan pada siska,ia hanya memanfaatkan ketika ia merasa kesepian?.

"Mulai sekarang gue minta Lo ngga usah cari meli dan lupain meli karena dia ngga pantes dapetin cinta dari orang kaya Lo!". Ujar Raka lalu pergi meninggalkan Rey

Rey hanya melihat punggung raka yang kian menjauh dari pandangannya.

"Arghhh gue cinta sama Lo Mel,maafin gue,gue nyesel". Teriak Raka terduduk di bangku menumpukan tangannya pada siku dengan meremas rambutnya

"Balik Mel gue kangen sama Lo".

Kini ia kehilangan gadis yang sangat ia cintai itu.ia sudah berjanji kepada gadisnya untuk menjadi tempat pulang disaat semuanya lagi tidak baik-baik saja.lalu sekarang? Ia gagal.

"Maafin gue,gue gagal".

"Maafin gue Mel arghhhhh Lo kemana?".

Rey merogoh saku celananya dan mengeluarkan handphone nya lalu ia mengklik nama seseorang,ia menelfon meli.

Berkali-kali Rey mengklik nama meli namun nihil.

"Apa meli ganti nomer?". Rey bertanya pada dirinya sendiri

Disaat Rey sedang termenung tiba-tiba..

"Kamu kenapa?". ada seorang perempuan datang lalu mengelus tangan rey

"Singkirin tangan Lo dari tangan gue". Ucap Rey santai

"Jawab pertanyaan aku dulu kamu kenapa?". Tanya Siska,ya perempuan itu Siska

"Gue bilang singkirin tangan Lo! Budek Lo?". Emosi Rey menepis tangan Siska

"Ko kamu kasar sih".

"Siapa elo?".

"Kamu lupa yah,kan kita dijodohin dan kalau lulus Kitakan bakal nikah". Ujar Siska enteng

"Jangan mimpi buat bisa nikah sama gue karena itu semua hanya harapan yang tidak akan pernah menjadi kenyataan!". Ujar Rey pergi meninggalkan siska

Siska melihat punggung Rey yang kini menghilang dari pandangannya

"Susah juga buat luluhin sikap Lo Rey". Lirih siska

hurtfulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang