6. Senyum?

10 0 0
                                    

Rey melepaskan helm fullfacenya,sekarang ia sedang berada di parkiran sekolah.
rey menyusuri pandangan mencari seseorang yang selama 2 hari ini tak bertemu,rindu? Sangat. Ketika Rey menyusuri pandangan ke koridor terlihat perempuan sedang berjalan pelan sambil menundukkan pandangannya ia yakin itu meli.ia segera turun dari motor dan berlari menghampiri meli

"Mel". Teriak Rey,meli yang di panggil namanya pun menengok ke belakang.terlihat Rey yang sedang berlari ke arahnya

"Huft cape juga ngejar Lo". Ucap Rey setelah berhenti berlari

"Siapa Suruh". Cuek meli

"Hehe,gimana kabar Lo?..eh Jangan tanya itu deh udah Basi". Ujar rey

"Udah sarapan?". Tanya rey

"Udah". Jawab meli bohong,pasalnya uang yang di berikan oleh ayahnya itu kian menipis dan selama setengah bulan ini ibunya tak pernah kasih uang jajan kepadanya.minta ke Raka? Mustahil.

"Yakin?,muka Lo pucet". Rey tau meli belum sarapan

"Ngga tuh".

"Kita ke kantin". Ujar Rey menggandeng meli

"Ngga usah di gandeng gue bisa jalan sendiri". Ketus meli melepaskan gandengan tangannya

"Masih sama seperti dulu ternyata". Batin rey

"Yaudah". Ujar Rey

Meli mengikuti Rey dari belakang,tau alasannya kenapa meli tak mau di gandeng? Alasannya karena banyak kaum hawa yang suka sama Rey,dan ia tak mau punya masalah jadi ia memutuskan untuk jaga jarak.kalian ingat Siska? Dia itu pembuly dan tak segan-segan membuly siapapun yang berani dekati rey.meli tau itu dari percakapan siswi-siswi.yang tak dekat dengan Rey saja bisa Siska buly apalagi dekat dengan Rey.

Sesampainya di kantin,Rey menyuruh meli untuk duduk di bangku yang tersedia di kantin itu sedangkan Rey memesan nasi untuk meli.

"Bi nasi 1 sama teh manis 1 ya ". Pesan Rey pada penjual di kantin

"Siap den".

Setelah tak lama menunggu pesanan Rey jadi,Rey membayar dan langsung menghampiri meli yang sedang duduk melamun,Rey duduk di depan meli dan meletakkan nasi dan tehnya di meja

"Masih pagi jangan nglamun". Ujar Rey menepukan tangannya di depan wajah meli

"Hah". Meli terlonjak kaget

"Sorry,kaget yah". Tanya rey merasa bersalah

"Ngga papa". Balas meli

"Makan, jangan siksa diri Lo". Ujar Rey menyodorkan makanan di depan meli

"Lo ngga makan?". Tanya meli

"Gue udah sarapan di rumah" balas Rey,membuat meli terdiam. Rey Melihat perubahan sikap meli

"Sorry,makan gih nanti bel keburu bunyi,atau mau gue suapin?". Tanya rey

"Gue punya tangan". Balas meli,dan mulai memakan makanannya

Rey hanya melihat meli yang sedang makan sambil tersenyum

"Tuhan jika engkau mengizinkan persatukan kami suatu saat nanti,jaga perempuan hebat ini". Batin rey

Meli yang merasa di perhatikan pun mendongak melihat Rey

"Ngapain liatin gue,mau?". Tanya Meli menyodorkan sesendok nasi

"Ngga, udah kenyang buat kamu aja". Balas Rey. Tunggu tunggu kamu?

"Tapi boleh sih kalo kamu mau nyuapin hehe". Ujar Rey tersenyum

"Apaan sih Lo". Ketus meli menggaruk tengkuk leher yang tak gatal

"Ko Lo tiba-tiba pake kamu sih". Tanya meli

"Sekarang kamu dulu nanti abis nikah panggilnya sayang". Jawab rey tertawa

Mendengar itu meli tersenyum samar tapi masih bisa di lihat oleh Rey

"Kamu senyum?". Tanya rey

"Akhirnya gue bisa cetak senyum di bibir Lo Mel". Batin rey

"Ngga". Ketus meli

"Senyum kamu manis,jangan tunjukin senyum kamu ke cowo lain". Ujar Rey

Mendengar itu meli tak menghiraukan tapi dalam hati ia merasa senang baru kali ini ia merasakan jantungnya berdetak kencang.

"Aaa". Rey membuka mulutnya

"Apa?". Tanya polos meli

"Kan tadi nawarin". Jawab Rey lalu membuka mulutnya lagi

Mau tak mau meli menyuapi Rey

"Emm,gini yah rasanya di suapin orang yang aku cinta,enaknya 2 kali lipat". Ujar Rey tertawa garing

Membuat meli kembali tersenyum.

"Terus begini Mel,gue suka Lo yang kaya gini,bukan Lo yang selalu merasakan sakit dan gue akan terus cetak senyum dibibir Lo". Batin rey,ikut tersenyum melihat meli

Di lain tempat ada seorang perempuan sedang melihat interaksi keduanya.

"Awas Lo,abis sama gue!". Batin perempuan itu lalu pergi.

"Kenyang?". Tanya rey melihat nasi yang kini habis tak tersisa,membuat meli malu

"Hehe kenyang". Balas meli,membuat Rey tersenyum.meli bangkit dari duduknya membawa piring dan gelas

"Mau kemana?". Tanya rey

"Mau bayar". Balas meli

"Udah aku bayar,duduk gih". Jawab Rey membuat meli duduk kembali

"Berapa?". Tanya meli tak enak

"Ngga usah bayar". Ujar Rey

"Ngga,gue mau bayar". Ujar meli merogoh kantong bajunya dan menyodorkan uang di depan rey

"Bayar pake senyum". Jawab rey.membuat meli terdiam

"Hah?". Tanya meli

"mau bayar kan? Bayarnya pake senyum kamu aja". Ujar Rey membuat meli tersenyum

"Manis". Ujar Rey lirih tak terdengar oleh meli

"Makasih". Ucap meli

"Sama sama cantik". Jawab Rey dengan senyum tulusnya

*Kringg kringg..bel masuk berbunyi

"Udah bel". Ujar meli

"Yuk ke kelas". Rey bangkit dari duduknya dan menyodorkan tangannya

"Ngapain?". Tanya meli melihat tangan Rey

"Gandeng". Ucap Rey enteng

"Gue ngga mau". Tolak meli lalu pergi meninggalkan Rey

"Yah padahal tadi ada kesempatan". Ujar rey melihat tangannya

"Kasian banget sih Lo". Ucap Rey berbicara dengan tangannya sendiri.lalu pergi menyusul meli.

Meli menerima kehadiran Rey.ia ingin tau apa laki-laki itu benar benar yakin ingin masuk ke kehidupannya yang menyedihkan? Ataukah hanya omong kosong seperti yang diucapkan abangnya?.

Meli juga ingin merasakan kebahagiaan yang dulu pernah ia rasakan.ia tak egois dengan dirinya sendiri,bolehkan meli bahagia?













hurtfulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang