15. Kejelasan dan Keputusan

93 16 5
                                    

"Kami memang kecewa atas apa yang diperbuatnya, tapi kami juga orang tua yang tidak tega melihat anak kami murung dan bersedih dan terus menerus dihantui rasa bersalah. Kami hanya orang tua yang menginginkan anak-anak kami bahagia." __ Aya dan Andra.

🌵🌵🌵

"Assalamualaikum..."

"Mas..."

"Sekali lagi ya, sayang. Bismilah demi anak kita."

Tok.

Krek!

"Waalaikumsalam."

Sosok lelaki berumur 22 tahun yang membukakan pintu, dia Angkasa. Wajahnya yang dia nampakkan tidak bersahabat, tidak ada senyum manis untuk menyapa tamu. Aya tersenyum kikuk dan Andra hanya biasa saja.

"Silahkan masuk."

Angkasa membuka pintu masuk lebar lebar mempersilahkan tamunya untuk masuk, Aya dan Andra segera masuk dengan barang bawaan. Angkasa memanggil pembantu dan menyuruhnya untuk membuat minuman.

Selagi Angkasa memanggil ayahnya Andra dan Aya duduk di kursi ruang tamu itu, rancangan kata-kata mereka susun matang matang untuk dibicarakan nanti kepada Pak Jodi. Keduanya gugup takut akan penolakan.

.
.

"Mau bagaimana lagi? Jika saya menolak niat tanggungjawab dari anak Anda, bagaimana nasib anak saya nantinya?"

"Saya sudah memikirkan ini matang-matang, dengan ini saya terima pertanggungjawaban dari anak kalian." Pak jodi mengelus tangan putrinya, Aretha. Ini keputusannya, meski berat namun pak Jodi harus melakukannya. Pak Jodi juga takut terjadi apa-apa pada putrinya, takut akan tumbuh mahluk kecil yang bersarang dirahim putrinya. Tidak tahukan bagaimana, Agam sudah melakukan itu pada Aretha. Otomatis Agam sudah memberikan beningnya pada rahim Aretha.

"Datanglah lagi begok kesini, kita bicarakan lagi untuk lamaran dan pernikahan."

Andra dan Aya tersenyum senang, keduanya bernapas lega. Akhirnya.

"Baik, besok kami akan kesini membawa anak kami. Terimakasih pak, terimakasih."

...

Tak!

"Gak usah galau terus, minum tuh air usus buntu kesukaan lo."

"Lo, aja." Agam menolak satu pack yakult yang di berikan Andre, dia sedang tidak mau minum atau makan apa-apa.

Mereka yang ada disana saling pandang, markas yang menjadi perkumpulan mereka tiba-tiba jadi sunyi ketika mendengar penolakan dari Agam. Mereka heran, tidak biasanya seorang Agam pencinta yakult menolak minuman kesukaannya. Ada apa dengan Agam? Dari anggota The Dream Angel belum tahu masalah apa yang sedang Agam hadapi, hanya yang intinya saja yang baru tahu.

Ya, pulang sekolah Agam tidak langsung pulang melainkan belok ke markas. Ajakan para sahabatnya.

"Gak biasanya bang." Celetukkan salah satu anggota.

"Minuman usus kesukaan lo, lho itu."

"Eh, maaf ini mah. Bang Agam diliat liat beda ya? Agak kurusan? Lo, baik?"

"Iya bener, kaya ada yang hilang." Sahut yang lain.

"Lama menghilang lagi, kemana aja Gam selama ini?"

"Lo, baik kan?"

"Um, gue baik." Agam menutup matanya, dia bersandar pada kursi.

"Perubahan gue keliatan banget ya?" Tanyanya entah pada siapa dengan mata masih tertutup.

kesalahan | Agam [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang