HAY HAY HAYYYY
MASIH INGAT DENGAN AGAM DAN ARETHA?
ADUH MAAF BANGET YA AKU LAMA GAK UPDATE, SIBUK KERJA HEHE BIASALAH YANG UDAH HARUS CARI CUAN SENDIRIAYO RAMAIKAM YA
LUPPP HAPPY READINGTYPO TANDAIN!!!
.....
Manusia dibentuk dengan berbagai karakter masing masing. Dengan sikap dan sifat yang berbeda. Banyak sekali perbedaan antara manusia satu dengan manusia lainnya. Mulai dari kehidupan dan karakteristiknya. Manusia satu dengan manusia lain tidak bisa disamakan. Begitupun Agam, Agam tidak bisa disamakan dengan orang lain termasuk disamakan dengan orang yang di cintai Aretha, karena mereka beda.
Agam dengan karakternya, dan dia dengan karakternya.
Sudah semaksimal mungkin ketika Agam sedang bersama Aretha, Agam selalu merubah sikapnya. Seperti yang selalu Agam perhatikan dulu saat Aretha bersama sang pacar, Agam sebisa mungkin melakukan hal yang sama. Baik dari menatapnya, memperlakukannya dan menunjukkan rasa cintanya. Namun nihil, Aretha tidak tersentuh dan Agam gagal dalam usahanya. Kembali, mau seberusaha apapun Agam dia tidak akan sama dengan kekasih Aretha. Mereka keduanya dua orang berbeda, dan akan tetap berbeda dimata Aretha. Agam dengan keburukannya dan sang pacar dengan kebaikannya.
Aretha menyadari kakau Agam berusaha keras untuk selalu seperti dia, mau mencari dia di diri Agam pun tidak bisa, karena keduanya orang yang berbeda. Iya dia, Raja.
Aretha mengelus pelan perutnya yang sudah membuncit. Kemarin, egonya membawanya untuk membunuh makhluk kecil itu, namun sekarang hatinya yang lebih unggul. Hatinya berkata bahwa dirinya besarkan saja dulu makhluk itu, mau kedepannya bagaimana itu urusan nanti. Hidup masih berjalan meskipun ia menolak.
Benarkan? Mau menolak atau bersikeras tidak menerima, hidup masih akan tetap berjalan.
"Kalau kamu sakit suatu saat nanti, itu pilihan kamu. Jangan salahin aku." Aretha berkata pada perutnya, tendangan kecil dirinya dapatkan-mungkin itu respon atas perkataannya. Aretha tahu, segala sesuatu yang di paksakan tidak akan baik kedepannya. Dan Aretha tahu, bahwa dirinya akan menjadi ibu yang buruk untuk anaknya. Aretha ingin seperti ibunya; yang mencintai dan menyayanginya sepenuh hati. Kasih sayang yang nelimpah dan selalu di prioritaskan. Aretha punya cita cita, ketika dia menjadi ibu dirinya akan menjadi ibu seperti sebagaimana ibunya.
Namun sekarang semuanya sirna, dirinya tidak akan menjadi seperti ibunya. Yang ada, dirnya akan menjadi ibu yang jahat. Yang mungkin saja tidak akan memberikan apa yang ibunya berikan kepadanya.
Manusia hanya bisa memikirkan kemungkinan kemungkinan kedepannya bagaimana, namun kita tidak tahu bagaimana Tuhan akan memberi jalan. Tuhan punya rencananya, dan itu pasti yang terbaik untuk umat-Nya.
.....
Dilain tempat di markas TDA Agam sedang dikelilingi oleh para sahabatnya dengan berbagai macam raut wajah yang berbeda. Wajah dan keadaan lelaki itu sangat berantakan, dan dari mulutnya tidak berhenti mengeluarkan asap rokok. Entah sudah berapa banyak batang rokok yang cowok itu habiskan semenjak datang ke markas. Tidak beda dari wajahnya, hati dan perasaannya pun sama berantakan. Apalagi pikirannya, Agam bertarung sendiri dengan pikirannya, memecahkan dirinya harus bagaimana dengan Aretha, dan harus bagaimana untuk melanjutkan hidupnya.
"Gue percaya sama lo pada. Gue bakal pergi jauh nanti sama anak gue. Lo pada masih di sini, kan? Gue titip dia ya, jaga dia, meski dia nanti bukan milik gue lagi tapi gue sebagai sahabat dari kalian mau minta tolong, jaga dia lindungi dia sebagaimana kalian ngelindingin gue selama ini." Agam mengeluarkan jawaban dari hasil bertarung dengan pikirannya pada sahabat sahabatnya. Agam menyesap tembakaunya, bibirnya menipis, mulutnya terasa pahit. Lelaki itu berkata sembari menerawang kedepan, melihat satu persatu sahabat yang ada di depannya. Mendapatkan beberpa ekspresi yang Agam memakluminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
kesalahan | Agam [On Going]
Ficção Adolescente[Squel Menikah dengan CEO?] Blurd Kesalahan, adalah jalan yang gue ambil demi mendapatkan Lo, gue egois. Ya, itu gue, Agam Januarga Abraham. Agam, dia... Tuan kaktus yang egois.