23. Memiliki Tanggung Jawab

112 18 1
                                    

My
Susu kotak sama kinderjoy

Diperjalanan Agam menerima balasan pesanmya, membaca isi balasan pesan itu Agam langsung melesat ke supermarket. Memarkirkan motornya membuka helmnya Agam masuk kedalam supermarket. Berjalan menuju rak tujuannya, susu kotak dan kinderjoy. Rak-rak lainnya Agam melewati, mata sipitnya yang jikalau tersenyum akan menjadi bulan sabit itu mengamati satu persatu isi rak hingga pada akhirnya bertemu jumpa juga dengan rak susu kotak juga kinderjoy. Tidak tanggung-tanggung Agam mengambilnya banyak sebagai bahan persediaan, Agam belum tahu apa-apa saja Snack atau jajanan lainnya yang di sukai Aretha. Ternyata bukan hanya susu kotak dan kinderjoy saja yang Agam beli melainkan bermacam-macam Snack, susu, minuman dan es krim. Tak lupa juga minuman kesukaannya, yakult.

"Kalau ada yakult varian mangga gue borong sama mesin mesin, sayangnya gak ada." Agam bergumam sendiri sembari mendorong troli yang hampir penuh. Cowok itu masih celingukan, hal apa lagi yang harus dibeli.

"Kebutuhan cewek kalinya?" Agam berdiri depan rak yang berisikan kebutuhan cewek setiap bulannya, apa lagi kalau bukan pembalut.

Agam mengerjap, dalam hati membaca merek mereka yang terpampang dikemasan pembalut itu. Berwarna warni dan berbeda beda, "ohh, itu ternyata yang sering bunda pake, ada sayapnya." Agam mengangguk-anggukkan kepalanya.

Jangan kira Agam belum pernah membeli yang seperti itu, Agam pernah membelinya, beberapa kali. Tapi, bersama ayahnya. Bukan dirinya yang disuruh membeli barang dengan merek berbeda itu, ayahnya. Namun karena ayahnya meminta bantuan padanya dengan embel-embel macam-macam Agam pun menyetujui mengantarnya. Hahaha, lucu sekali komuk ayahnya saat tertekan di suruh membeli barang yang menurut ayahnya barang yang harus di jauhi. Selain selelu di tertawa kan oleh ibu-ibu yang melihat batang itu juga yang menghambat bercocok tanam. Taulah?

"Apa cewek yang hamil butuh yang kayak gini?"

"Nggaklah, Gam. Perempuan hamil gak bakal menstruasi." Tiba-tiba ada yang berceletuk dibelakangnya, Agam menoleh dan mendapati Tania yang tersenyum kepada-nya.

"Lagi belanja, ya? Sama siapa? Bunda kamu?" Tania menggeser tubuhnya hingga berdiri disamping Agam. "Aku juga lagi belanja sama mamah, tuh, mamah aku dirak persabunan."

Agam mengernyit tidak memperdulikan Tania, sudah lama hidupnya rasanya tentram saat tidak bertemu dengan cewek yang bernama Tania, sekarang? Kenapa harus bertemu lagi? Agam pergi dari sana menuju kasir, untuk membayar barang belanjaannya. Tania membuntuti.

"Agam, makasih ya udah datang ke acara ultah aku satu bulan yang lalu. Oh, ya, aku waktu itu cari-cari kamu tauu, tapi kamunya gak ada. Aku tanya temen-temen kamu kayaknya mereka juga gak tahu, mereka juga cari kamu. Kamu kemana waktu itu?" Tania nyerocos tanpa henti, bercerita mundur kala satu bulan yang lalu.

"Kamu kan udah aku kenalin sama orang tua aku waktu itu, mereka selalu nanyain kamu, gimana kalau hari ini kamu kerumah aku? Atau... Mamah!" Tania memanggil ibunya, Agam membelalakkan matanya dengan segera membelakangi Tania menghadap pada kasir.

"Iya, sayang?" Langkah kaki mendekat, terdengar meski tidak nyaring sampai kalau dilebih-lebihkan telinga Agam bergerak sesuai ketukan langkah kaki.

"Ini Agam yang selalu mamah tanyain ke aku," Tania tiba-tiba menarik tangan Agam dan merangkulnya.

"Ya, ampun. Mamah akhirnya bisa ketemu juga sama pacar kamu Tania, apa kabar nak?" Mamah Tania tersenyum.

Agam tidak tahu harus mengatakan apa atau bereaksi bagaimana, mulutnya tertutup dengan pergerakan tubuhnya yang terhenti. Apa katanya? Pacar Tania? Yang benar saja! Agam suami Aretha.

"Kabar aku baik, Tante." Demi menghormati mamahnya Tania, Agam merunduk dan menyalami tangan mamahnya Tania. Agam mendapatkan usapan dibahunya dari mamahnya Tania.

kesalahan | Agam [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang