18

1.9K 357 70
                                    


◤━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━◥

"Lho, (Name)! Kau baik-baik saja?? Kenapa tanganmu diperban sampai segitunya?"

(Name) berlari kecil menghampiri kelima temannya yang sudah berdiri di depan gerbang kediaman Yaoyorozu. "Ini?" tunjuknya seraya mengangkat kedua tangan diikuti cengiran kuda. "Kayaknya aku terlalu berlebihan dalam latihan memukul. Selama ini aku terlalu mengandalkan kaki dalam bertarung, jadi aku perlu melatih tanganku juga."

Ojiro menerka-nerka. "Jika lukanya seperti itu, berarti kau latihan dengan makiwara ya, (Name)-san? Kenapa tidak pakai samsak saja?"

"Wah, kok tahu? Di rumahku cuma ada samsak gantung, tapi sekarang lagi rusak, hehe. Makanya aku pakai makiwara," balas (Name) usai menoleh pada Ojiro.

Ashido yang sedari tadi memegang dan mengamati tangan (Name) mengangguk paham. "Ini pasti sakit sekali. Kamu bisa belajar dengan kondisi tangan yang begini?"

"Bisa, lah! Kalau nggak bisa, ya.. aku nulis pakai kaki." (Name) berbalik menghadap temannya yang lain. "Lalu, kenapa kalian hanya berdiri di sini? Apa kita belajar di luar?"

Jiro menggaruk pelipisnya canggung. "Belajar di dalam, kok. Hanya saja.. rumah Yaomomo besar sekali, tidak kusangka dia sekaya ini. Dan Kaminari ragu untuk memencet belnya."

"Hah..?! Kenapa jadi aku yang dikambinghitamkan?! Bukannya Sero yang kau suruh pencet bel??" protes Kaminari pada doinya.

"Sero takut belnya rusak jika dia sentuh, makanya aku menyuruhmu!"

"Hei, wajar saja aku takut. Bel itu pasti harganya selangit! Kalau aku disuruh ganti rugi bagaimana?"

Ashido berkacak pinggang menyaksikan perdebatan tidak berguna teman-temannya, sedangkan Ojiro berusaha melerai. "Tenang, teman-teman. Tidak perlu dipermasalahkan lebih lanjut."

"Ini kan cuma bel." (Name) berinisiatif untuk memencet tombol kecil di depannya, lantas dikejutkan oleh suara Yaoyorozu yang menyapa dari speaker di bel tersebut.

"Teman-teman, maaf sudah membuat kalian menunggu. Silahkan masuk!"

Setelah Yaoyorozu mengatakan itu, gerbang tinggi di hadapan mereka mulai terbuka otomatis.

"Sugoi!!"

Dari dalam sana, terlihat sebuah mobil golf listrik datang untuk menjemput mereka ke halaman depan. Ukurannya yang terbilang besar cukup untuk menampung 6-8 penumpang seperti mereka. Dan yang membuat mereka tercengang hingga melotot kagum adalah mobil golf tersebut tidak memiliki pengemudi.

"M-mobilnya jalan sendiri! Aku tidak salah lihat, kan?! Wah.. Yaomomo luar biasa!"

"Tidak usah terlalu heboh, Kaminari. Suara melengkingmu itu bisa menganggu acara minum teh sore para keluarga Yaoyorozu di dalam."

"Suaraku tidak sekeras itu, ya! Dan ini masih terlalu siang untuk minum teh."

Berkat paksaan Sero, akhirnya mereka menghentikan pertikaian dan segera menaiki mobil golf tersebut, kemudian langsung di antar ke halaman depan Yaoyorozu.

Di sepanjang perjalanan, (Name) tidak berhenti terplanga-plongo bak rakyat jelata yang baru pertama kali diajak ke istana. Padahal ini baru bagian luarnya saja, belum termasuk bagian dalamnya yang pasti akan lebih menakjubkan.

𝐓𝐈𝐌𝐄  ||  𝐁𝐍𝐇𝐀 𝐱 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang