Halo Sengsengku😂
Jangan lupa ramein ya, Seng🤏
Happy Reading bukan happy ending!
****
“Jangan berani sentuh cowok asing,” tegur Abdiel tanpa mau membalas uluran tangan Jinha.
Jinha mengerutkan dahinya. “Kenapa?”
“Ga baik”
Abdiel menghela napas, tanpa mengucapkan apa pun lagi, laki-laki itu menggeser drum kosong dan keluar dari gang sempit itu.
Jinha menepuk jidatnya, ia meneriaki laki-laki yang belum ia ketahui namanya.
“WOI COWOK ALAY! HP LO, GIMANA?” teriaknya. “Serah dia lah, capek gue lari!”
Abdiel tak menggubris teriakan dari belakang, Cowok itu tak habis pikir dengan isi kepala Jinha. Iyya, namanya adalah Jinha. Perempuan yang dengan lancangnya menyentuh dirinya. Abdiel memegang lengannya yang bersentuhan dengan cewek itu.
Ia memasang muka sebal kemudian menghembuskan nafas kasar, menyadari satu hal ia berhenti berjalan. Lalu putar balik lagi. Ponsel! Ia lupa di mana letak ponselnya jatuh.
"Hp gue!" serunya panik.
Abdiel mencari di sepanjang trotoar tempat dimana ia bertemu Jinha. Hembusan nafas lega ia keluarkan ketika melihat benda pipi itu tergeletak di dekat tempat sampah, untung saja tak ada orang yang melihatnya. Abdiel dibuat makin lega lagi, ketika benda itu masih bisa menyala, yah walaupun agak retak pada layarnya. Tapi tak pa-pa, yang penting gak harus beli, sayang uang tabungannya jika harus mengganti ponsel yang udah tiga tahun lamanya mengabdi padanya itu.
Dari arah kejauhan, Jinha masih berdiri pada tempatnya. Udah tak terlalu pegal pada kakinya ia berlari kecil ke arah laki-laki itu. Ia cukup tertarik untuk mengetahui nama lelaki itu, maka dari itu ia menghampiri cowok tersebut.
"Ponsel Lo gak mati kan?" Suara tiba-tiba itu membuat Abdiel sedikit tersentak, namun tak berangsur lama. Ia dengan cepat mengubah raut wajahnya ke yang lebih kalem. Fokus pada ponsel membuatnya tak menyadari kehadiran Jinha yang ada di dekatnya.
Abdiel menoleh, ia menggeleng pelan. "Gak pa-pa." Setelahnya ia kembali mengalihkan tatapannya pada ponselnya lagi.
"Nama Lo?" Itu suara Jinha, bukannya tertarik atau gimana, tapi ia cuma sedikit penasaran dengan laki-laki yang sudah dua kali menolongnya itu.
"Abdiel," jawab Abdiel singkat, pemuda itu memasukkan ponselnya pada saku celananya. Lalu, tanpa sepatah kata lagi, meninggalkan perempuan itu. Namun, baru dua langkah ia melangkah, Abdiel berbalik mendekati kembali perempuan itu lagi.
"Di kejar orang jahat?" Abdiel sampai lupa menanyakan itu. Jinha berlari dengan panik, bahkan sampai menariknya untuk bersembunyi pada sebuah gang. Ah! Mengingat itu membuat Abdiel sebal seketika.
'Mandi, Ayah mau mengenalkan kamu dengan anak teman Ayah'
Jinha berdiam diri, ucapan Ayahnya kembali terputar di otaknya. Tentang Ayahnya yang akan mengenalkan dirinya dengan anak temannya. Emang apalagi kalau bukan DI JODOHIN? Ah tidak salah lagi.
Cewek itu masih berdiam diri, otaknya yang cemerlang itu mempunyai ide untuk mengibuli Ayahnya dan berakhir tak memilihkannya pasangan. "Orang jahat!" jawab Jinha setelah seperkian menit dengan intonasi suara yang cukup keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dangerous Bodyguard
Teen FictionAbdiel adalah seorang remaja yang ingin menjadi anggota kepolisian sejak umurnya masih 5 tahun. Karena kegigihannya itulah ia di tuntut agar menjadi laki-laki cerdas dan juga pemberani oleh Papanya. Tak menyangka akibat menolong seorang cewek, ia te...