7. Perangkap

1.6K 169 77
                                    

Hello mblo jomblo!

Happy reading bukan Happy ending!

****

"Apa? Mereka selamatin Jinha?"

"Iya Tuan."

"Baik, sekarang lakukan yang saya perintahkan----"

*****

Abdiel memberhentikan motornya tepat di depan pagar rumahnya. Setelah melihat Jinha pulang bersama dua pria yang di yakini adalah bodyguardnya itu, ia juga memilih pulang. Itu di karenakan pelatih yang selalu melatihnya bela diri sedang tak ada, sudah pergi sebelum dia sampai tadi. Althan juga sama, mereka baru berpisah di jalur rumah mereka masing-masing.

Mengerikan jika tadi dia sampai jatuh dari lantai gedung. Mungkin belum ajalnya.

Cowok yang saat ini masih menggunakan seragam putih abu-abu itu bergerak membuka pagar lalu kembali naik ke motornya. Setelah menyimpan rapi motornya di dalam bagasi. Ia berjongkok untuk membuka tali sepatunya. Segala kegiatan yang dia lakukan itu, dia tak menyadari seorang pria berbaju hitam masuk dan berjalan penuh hati-hati menghampirinya. Di tangan pria itu terdapat sebuah pistol yang di mana pelurunya bisa menembus ketubuh.

Mendengar ada langkah kaki yang sangat mencurigakan, Abdiel kembali mengikat sepatunya yang tadi sudah ia lepas. Ia terdiam ketika sebuah pistol menyandra kepalanya dari belakang. Abdiel menutup matanya, ia menstabilkan kepanikan dalam dirinya. Diam-diam ia mengambil sebuah pulpen tinta cair di saku bajunya yang kebetulan lupa ia masukkan di dalam tas tadi.

"Bangun," kata pria misterius itu membuat Abdiel berdiri. Namun, dengan gerakan cepat Abdiel berbalik dan menancap pulpen tadi di lengan pria itu.

"Argh!"

Ia mengambil alih sebuah pistol di tangan pria itu lalu memutar alih. Sekarang, dia yang menodongkan pria itu sebuah pistol. Ia agak tersentak kaget saat mengetahui siapa yang mau membunuhnya itu.

"Anda?"

****

Motor besar berwarna hitam itu membela jalanan dengan santai. Tak peduli dengan hembusan angin yang terasa menyapu tubuhnya yang terlapis jaket hitam yang memiliki huruf C dengan ukuran besar di belakangnya.

Di detik selanjutnya, lelaki itu melirik kaca spionnya lalu menutup kaca helm full face nya. Ia tiba-tiba menambah laju kecepatan motornya di atas rata-rata. Jalanan yang dia lewati saat ini hanya terisi dengan semak-semak dan juga banyaknya pohon besar. Tak peduli kini gerimis mulai turun ia tetap mengendarai motornya layaknya seorang pembalap profesional. Pengendara itu itu kini kembali melirik kaca spionnya. Sebuah mobil masih setia mengikutinya, bahkan ketika dia menambah kecepatan laju motornya.

Pengendara itu memutar arah, dan kini ia berlawanan arah dengan mobil itu. Hampir saja mereka saling tabrak kalau keduanya tak sama-sama berhenti. Pengendara motor itu dengan cekatan memindahkan gigi motornya dan berakhir berhenti dengan menawan tepat di hadapan mobil hitam itu.

Cit!

Sang pengendara motor itu membuka helm full facenya, hingga kini wajah yang dia idam-idamkan kaum hawa itu terlihat dengan sorot mata tajam.

The Dangerous Bodyguard Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang