Expect The Unexpected
ex·pect
expected; expecting; expects : to anticipate or look forward to the coming or occurrence of"Thanks, Pak Bagas" Giselle mengasihi, dirinya tidak tahu harus berterimakasih sebanyak apa lagi kepada pimpinan Barak 1 itu, setelah pertarungan epik yang dirinya lakukan bersama Safwan dan Bono. Bagas dengan personilnya, membantu menembaki beberapa mayat hidup yang mengerumuni mereka. Dengan beberapa mobil militer yang sudah pergi terlebih dahulu, tetapi mereka memilih untuk tidak meninggalkan.
Seperti statement Bagas sebelumnya, ada kemungkinan mereka akan mundur daripada bertaruh nyawa dengan personil seadanya. Mereka berhasil mundur, namun tidak meninggalkan sesamanya. Bagas mengangguk terhadap ucapan wanita tadi. Mereka bertaut beberapa centimeter lalu pergi meninggalkan satu sama lain. Giselle mulai menaikki mobil militer kembali, kini mereka sudah beberapa kilometer jauh didepan posko sebelumnya. Hanya ada bebatuan dan pohon kelapa yang buahnya hampir tidak ada, ditanah berserakan daun jatuh karena angin besar akibat hujan akhir-akhir ini dimalam hari.
"Siap jalan lagi, Ya?" Kata seorang supir yang mambawa rombongan. Giselle duduk dipaling belakang bangku, suara mobil mulai terdengar bergemuruh, memaksa gas untuk menembus jalanan. Disisi lain, Bagas juga sedang melamun, memikirkan arah pulang untuk orang-orang dibelakangnya. Sejujurnya, ia tidak punya arah. Kantor markas besar tidak bisa terhubung, ada kemungkinan bahwa mereka lenyap dengan wabah didalamnya. Sebagai orang yang mengetahui tentang rahasia pemerintah, rahasia mengenai penyebab virus zombie ini bermula, ia merasa seperti menyimpan bom waktu dan sekantung penuh karung yang siap diisi dengan dosa. Kehilangan manusia, tidak hanya satu namun banyak. Ia tidak tahu mengenai perasaan itu. Terlebih harus kehilangan seseorang yang ia sayangi setelah dirinya sebagai anak yatim piatu, ia harus kehilangan orang terkasih, yang saat ini pun status dirinya pun ia tak tahu.
Kembali pada rencana, Bagas akan membawa mereka ke dataran rendah di daerah Bandung. Untuk saat ini melewati jalan tol adalah alternative terbaik setelah tidak ada jalan di daerah pemukiman warga lagi, di jalanan perkotaan? Tinggalkanlah harapan jika kau masih ingin hidup. Bagas kembali fokus pada perkamen peta yang Bono sempat coret-coret dengan tandanya, memang hanya Jalan Tol yang mereka semua belum lalui. Mereka bisa saja kedaerah Jawa, tapi perlu beberapa jam untuk sampai. Di Bandung banyak sekali bukit maupun gunung untuk di daki, mungkin lebih aman jika disana.
Disaat Bagas sedang memikirkan strategi lainnya, Bono dan Safwan sibuk mengobrol dibelakang mobil militer, guncangan yang mereka rasakan dari jalanan yang tidak mulus membuat suara mereka teredam satu sama lain. Mereka menumpangi mobil yang berbeda dengan Bagas dan Giselle, mereka berdua bersama dengan survivor yang notabene masih berumur dewasa muda sekitaran anak SMA sampai umur-umur yang harusnya stress di bayangi quarter life crisis. Bono nyengir, tidak menyangka kehidupan akan berputar berkali-kali jauh dari yang dirinya rencanakan.
"Lah, kok? Ini malah belok?!" Seseorang bersuara "Kak Bono, kenapa ini beda jalur?"
Bono mengalihkan pandang, dua hingga tiga mobil mengikuti jejak Bagas paling depan. Ia berpikiran bahwa sang supir sedang mengantuk. "Bentar kakak teriak dulu" ia menengadah, keluar dari tenda mobil militer "Pak! Kita salah belok!"
Tidak didengar, dirinya memukul bagian belakang mobil. Dibantu oleh Safwan yang terus memanggil supir didepan. Ketukan mobil semakin kencang dengan guncangan jalan yang mulai berkelok, mobil mulai masuk ke daerah perumahan dengan jalur dipenuhi bebatuan. Safwan membelalakan mata seketika para mayat hidup mulai berdatangan mengejar mobil satu-satunya ini. Berisikan satu lusin lebih manusia yang belum bermutasi.
"Bangsat!" Bono melompat keluar, dirinya sedikit terkilir namun memilih berlari mengejar pintu kemudi. Dirinya berpegangan pada bak mobil dengan kaki yang sedikit terseret. Sesaat ia sampai dirinya menggapai jendela pintu kemudi, Bono terkejut melihat dua orang yang bertugas mengemudi telah berubah menjadi zombie, kakinya masih menginjak gas "Astaga!"
KAMU SEDANG MEMBACA
LIFELESS - on hold
Adventureon hold due to writer issue 🦠 Hari bangkit tubuh tak bernyawa yang tertelungkup dalam genangan darah, senyum menyeringai dan kilat mata kosong kelaparan tanpa identitas didunia kedunianya. Ya. Kehidupan sudah terkuras dari hidup mereka. Kisah per...