بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
"Sebaik-baiknya bacaan adalah Al-Qur'an"
~HAPPY READING~
💠•💠•💠
Pagi harinya, kini keluarga Zahira sedang menikmati sarapan pagi bersama. Sama seperti biasanya, Susana meja makan hening, tidak ada yang membuka suara, hanya ada dentuman piring, sendok, dan garpu yang digunakan untuk makan.
Setelah tiga puluh menit kemudian, acara sarapan pagi keluarga Zahira pun sudah selesai. Langsung saja Zahira, Zahra, Bunda Farah, dan Bi Lastri segera membereskan alat makan, dan menyimpan makanan yang masih tersisa. Sementara Ayah Arga sudah beranjak dari ruang makan, dan pergi ke ruang keluarga untuk kembali mengurus bisnisnya. Walaupun ini adalah hari Sabtu, namun tidak ada kata libur bagi Ayah Arga, beliau harus tetap memantau bisnisnya, dan memastikan bahwa semuanya baik-baik saja.
Setelah selesai membereskan peralatan makan, dan menyimpan makanan yang masih tersisa, Zahira, Zahra, dan Bunda Farah pun segera menyusul Ayah Arga ke ruang keluarga. Setelah sampai, ketiga perempuan itu pun ikut duduk di sofa bersama Ayah Arga.
Ayah Arga yang merasakan ada pergerakan di sekitarnya pun mendongakkan kepalanya, dan menatap sang istri, serta kedua putrinya yang sudah ikut duduk bersama dirinya di sofa. Lalu Ayah Arga menutup laptop, dan meletakkan berkas-berkas yang sedang dirinya pegang di atas meja.
"Hari ini kalian free kan?" Tanya Ayah Arga pada sang istri, dan kedua putrinya.
"Iya ayah, emang kenapa?" Jawab Zahra lalu balik bertanya pada sang ayah.
"Ayah rencananya mau ajak kalian ikut ayah survei ke lokasi pembangunan proyek ayah sama Alfian," ucap Ayah Arga mengajak sang istri, dan kedua putrinya untuk ikut bersama dirinya untuk survei ke lokasi pembangunan proyeknya dengan Alfian.
"Hari ini ayah? Kan ini weekend, nggak mau di rumah aja? Tanya Bunda Farah.
"Iya bun, mumpung ayah free. Takutnya kalo nanti-nanti malah ayah sibuk, dan nggak sempet ke sana," jawab Ayah Arga memberikan penjelasan pada sang istri.
"Emang proyek apa sih ayah?" Tanya Zahira ikut penasaran.
"Hotel dengan nuansa alam gitu," jawab Ayah Arga.
"Wah, berarti lokasinya masih asri ya, yah? Tanya Zahra antusias.
"Iya lah kak, di daerah puncak," jawab Ayah Arga sedikit merasa gemas pada putri sulungnya itu.
"Wah Masya Allah, bisa sekalian healing nih," ucap Zahra begitu semangat. Rasanya dirinya sudah tidak sabar ingin melihat pemandangan alam yang sangat indah di puncak.
Memang Zahra lebih suka pergi ke tempat-tempat dengan nuansa alam, seperti pedesaan, pegunungan, dan pantai. Karena menurut Zahra, jika dirinya pergi ke tempat-tempat dengan nuansa alam, Zahra bisa merasakan ketenangan, dan rasa syukur atas adanya alam semesta yang telah Allah ciptakan dengan begitu indahnya. Sedangkan Zahira lebih suka pergi ke tempat-tempat wisata religi, dan bersejarah dalam Islam. Karena menurut Zahira, jika dirinya pergi ke tempat-tempat wisata religi, dan bersejarah dalam Islam, Zahira bisa menjadi pribadi yang lebih kuat imannya, dan lebih bisa menjadi hamba yang bertakwa kepada Allah SWT.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Yang Tak Direncanakan
Ficção AdolescenteBagaimanakah perasaan kalian jika takdir mengharuskan untuk menikah dengan lelaki yang tidak kalian cintai? Apalagi lelaki tersebut adalah guru kalian sendiri? Hal itulah yang dialami oleh seorang gadis cantik bernama Zahira Salsabila Khairussyifa...