part 2

118 69 191
                                    

Hi guys, Jan lupa untuk Vomen ya dan kalo ada kesalahan mohon dikoreksi, biar aku seneng dan semangat.

Happy reading guys 🙏

***

2 bulan kemudian.

Hari ini, hari Senin, hari dimana seharusnya disekolah ini mengadakan upacara, namun tidak kali ini, jika ada yang bertanya mengapa?

Jawabannya, karna masih corona, sehingga upacara tidak di lakukan.

"Assalamualaikum, Atok oh, Atok."

"Waalaikumsalam."

"Atok lo gak ada disini dek, udah sana-sana." usir Andrew

"Paan anjir, dek, dek lo kira gue adek lo?!" Nasya menatap Andrew sedikit sinis.

"Dek itu, maksudnya pendek, gue singkat jadi dek."

"Halahh, mentang-mentang lo tinggi." ujar gadis itu sinis.

"Sinis amat mbak." kekeh Andrew

Nasya tak menjawab dan langsung duduk dikursinya, Arsha hanya melirik Nasya yang duduk disampingnya, lalu kembali melamun, dan Kayla? Ia sedang adu bacot dengan Andrew, memang Andrew itu suka bikin dating.

"Sha."

"Hm,"

"Ngapa lu, pagi-pagi udah melamun aja."

Untuk beberapa saat Arsha terdiam, lalu ia yang semula menatap lurus ke depan, kini menoleh menghadap Nasya, yang sudah menatapnya menunggu jawaban.

"Ca," panggil Arsha

"Ya?"

"Kalau Raffi suka sama lo, lo terima nggak?"

"Lo kenapa ngomong gitu? Apa, karna kejadian Sabtu kemaren?"

Flashback on

"Gue mau liat gelang lo dong Sha."

Arsha yang sedang mencoret-coret kertas tidak jelas karna jamkos, menoleh kebelakang.
Ya, Raffi duduk dimeja paling belakang, dibarisan meja Arsha dan Nasya.

Meja paling depan terdapat Diva dan Kayla, lalu dibelakang mereka, terdapat Nasya dan Arsha dan dibelakangnya ada Riski yang duduk sendirian, lalu dibelakang nya terdapat Raffi dan teman nya yang bernama Ardian ananta.

"Ini?" tunjuk Arsha Kepada gelangnya.

"Iya, ini lo beli dimana?" tanya Raffi

"Oh, ini dikasi sama Aca, waktu gue ulang tahun."

"Oh, siniin gue pinjem bentar."

Arsha pun melirik Nasya yang sedari tadi mendengarkan percakapan mereka, yang dilirik mengangkat alisnya sebelah seolah mengatakan. 'Apa?'

Arsha diam saja, lantas ia melepas gelangnya dan memberikannya kepada Raffi.

"Nih,"

Lalu dengan senang hati Raffi mengambil gelang itu, dan memakai nya.

Arsha yang melihat itu menahan salting, rona merah di pipinya tercetak jelas, oh tidak, pasti wajahnya sudah seperti tomat.

"Napa lo?" Nasya memicingkan mata curiga.

"H-hah? enggak kok, gue gak papa."

Nasya menghembuskan nafas lega, ia kira temannya ini punya riwayat penyakit keras, karna tadi ia melihat wajah Arsha yang agak memerah dan gelagatnya yang aneh.

NASYA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang