Part 16

32 23 71
                                    

"Hanya dengan kalian lah aku bisa tertawa dengan tulus tanpa dipaksakan."

Happy reading guys 🙏

***

Saat ini Nasya, Kayla dan Arsha sedang berada di rumah nenek Caca, karna sedari kecil Caca sudah tinggal bersama neneknya.

Ada Diva dan Rania juga disini, mereka berenam baru saja selesai mengerjakan tugas kelompok.

"Akhirnya, siap juga..." lega Diva, ia baru saja selesai mengecat botol Aqua yang sudah di potong.

"Capek banget gue, lagian kenapa sih, harus ada kerja kelompok yang beginian." keluh Arsha

"Bikin otak gue mumet aja, huh gue gak suka pelajaran prakarya, banyak amat tugas nya." lanjutnya

"Yaelah, ngedumel mulu lo, sana depan guru nya bilang gitu." ucap Rania

"Ran, bawain es nya dong berat nih!!" Seru Caca dari dalam rumah.

"Bentar," jawab Rania lantas membantu Caca membawa es ke teras rumah.

"Panas banget, tau gini bagus ngerjain tugas nya di dalem aja, kayanya lebih adem." celoteh Kayla

"Ca," panggil Arsha pelan, agar tidak di dengar temannya yang lain.

"Hm,"

"Katanya lo balikan ya sama Rayyan?"

Nasya yang mendengar pertanyaan Arsha meletakkan ponsel nya di lantai, dan melihat ke arah Arsha, lalu mengangguk kan kepalanya.

Arsha menepuk jidatnya, temannya yang satu ini sangat suka mempermainkan perasaan orang lain.

"Kenapa lo mau?"

"Gak tau, mungkin gue masih demen sama dia kali ya,"

"Kalian lagi pada bisik-bisik apasih, kayaknya rahasia banget," Diva memberikan tatapan menyelidik pada Nasya dan Arsha.

"E-eh gak ada kok, perasaan lo aja kali," cetus Nasya

"Terus kenapa tegang sama gugup gitu?" tanya Rania

"Ya kalian sih, tatapan nyeremin banget," jawab Arsha

Lalu mereka melanjutkan aktivitas mereka, yaitu membentuk botol Aqua yang sudah di cat menjadi berbagai macam jenis.

***

"Hooaam,"

"Ngantuk banget gue," kata Nasya sembari mengucek-ucek matanya.

"Tapi laper," keluh nya

Lantas ia pun keluar kamar dan menuruni anak tangga, menuju dapur untuk melihat apakah ada makanan atau tidak.

"Heh, anak pungut," panggil Nadya

Nasya diam saja, karna dia tidak merasa dirinya anak pungut, jadi dia diam saja.

"Lo budeg atau gimana?!, gue manggil lo!" Seru Nadya

"Emangnya lo manggil gue?" tanya Nasya sembari mengobrak-abrik isi kulkas.

"Iyalah, emang nya ada siapa lagi selain kita berdua?" sewot Nadya

"Setan," jawaban asal-asalan dari Nasya membuat Nadya kesal bukan kepalang.

"Heh lo, lo harus masukin gue ke sekolah lo itu, gue gak mau tau," ucap Nadya

"Dih, lo aja sendiri ngapa nyuruh gue, sorry ya kita gak sedeket itu." sinis Nasya

"Dan ya... Ceritanya udah keluar nih sifat aslinya?" Nasya tersenyum smirk.

"Disini cuma ada kita, terserah gue dong mau bersikap kayak gimana," jawab Nadya remeh

NASYA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang