PRÓLOGO

5.3K 259 4
                                    

HEII!!!

Kalian tau kan ini cerita aku? Kalau gitu jangan asal judge apalagi ngebanding-bandingin cerita yang gak seberapa ini sama cerita lainnya.

(Kalau ada komet oot (out of topic) kayak misalnya minta kalian buat liat reading listnya, bawa-bawa cerita lain didalam ceritaku ini, beda-bedain cerita ini sama cerita lainnya, tolong bantu ditegur ya? Soalnya aku kurang nyaman. Terimakasih preenn, love you all 🦋💕)

Semua yang tertuang didalam cerita ini hanyalah karanganku saja, 70% dari otak kecilku yang geulis ini dan 30% nya diambil dari keseharian, lingkungan dan kehidupan pribadiku.

Pokoknya yang ada disini itu gak nyata, hehe. Jadi jangan disama-samain sama kehidupan nyata ya? Karena nanti dibeberapa bab bakalan membahas soal peridol-an yang tentunya aku gak ngambil dari kehidupan-kehidupan idol didunia nyata. Semisal contohnya peragensian aku gak ngambil nama agensi manapun dari dunia maya.

~Hepi Reading~

"Hah? Lewat pager belakang? Enggak mau!"

"Terus lo maunya gimana? Lo mau ketauan sama Bu Sri terus dihukum hah? Gue sih ogah."

"Ya gue juga ogah keles! Lo sih pake acara make up segala, telat kan jadinya!"

"Lah kok nyalahin gue? Salahin noh ayamnya tetangga gue, coba kalau dia berkokok pasti gue gak bakalan bangun kesiangan."

"Yeeuu, ayam lo salahin o'on. Lagian lo hidup jaman apasih? Awal dekade sembilan belas empat lima? Udah ada alarm masih aja nungguin ayam tetangga berkokok!"

"Udah daripada banyak omong mendingan kita lewat pager belakang aja, mau gak? Kalau enggak biar gue sendiri yang lewat pager belakang."

Gadis itu berpikir sejenak.

"Ah lama lo!"

Ia hanya pasrah kala lengannya ditarik oleh teman perempuannya. Mereka telat untuk masuk kedalam sekolah karena gerbang utama sekolah sudah ditutup sepuluh menit yang lalu, jadi kini mereka terpaksa harus masuk lewat gerbang belakang. Gerbang dimana setiap anak SMA Magasewa yang telat hadir harus masuk lewat sana dengan aman tanpa ketahuan.

"Kita naiknya mau barengan?"

"Gue ragu Lin,"

Perempuan dengan rambut dikuncir dan bandu yang menghiasi kepalanya itu mendesah pelan, ia sungguh sebal kepada temannya yang satu ini.

"Ya terus lo punya ide lain selain lewat sini Ayara Lavanya?"

"Ya enggak sih, cuman ya gue takut aja Alin. Gimana ntar kalau misalnya kita ketauan sama guru? Atau sama satpam?" Kata gadis bernama Ayara itu

"Enggak bakal! Guru-guru udah pada ngajar semua Ra, terus juga satpam tugasnya jaga pager depan. Buruan! Lo mau makin telat?!" Tegas Alin

"Iya deh, kita naik barengan aja." Balas Ayara

Ayara mulai menaikki pager yang terbilang cukup tinggi itu. Disampinya Alin menyusul, mereka menaikki pagar itu bersama.

The Two Worlds He CreatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang