BAB 5 - Kasih Sayang Mammu

1.5K 116 2
                                    

Konnichiwa!

Lanjutt preenn? Sudah tau belum siapa itu Niskala dan Gema?

Kalau sudah menebak silahkan kunci jawaban kalian karena jawabannya ada di dalam cerita ini, jadi pastikan kalian baca ceritanya sampai ending biar tau nih kira-kira jawaban kalian bener atau salah.

Yuk lanjut, jangan lupa votenya dulu ya!

⎯⎯ ୨ 𝑯𝒂𝒑𝒑𝒚 𝑹𝒆𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈 ୧ ⎯⎯

"Aya pulang..."

"Sayang? Kenapa lemes gitu?"

Aura bertanya kepada anak perempuan satu-satunya, wajah Ayara terlihat lesu dan tak bersemangat.

Gadis itu pulang dengan keadaan perut kosong serta tubuh lemas, ditambah lagi udara malam di luar begitu dingin membuat tubuh Ayara juga ikut terkena dinginnya angin.

"Maaf Aya pulang malem." Ucap Ayara

"Enggak apa-apa nak, yaudah kamu makan dulu ya? Kasihan perutnya kalau dibiarin kosong." Balas Aura

Ayara mengangguk lalu Aura segera membawa putrinya kemeja makan. Disana sudah ada sup hangat yang baru saja Aura buat, ia segera mengambil nasi serta lauk-pauk kedalam piring Ayara.

"Makan dulu ya sayang," Aura menyodorkan sendok dan langsung diterima oleh Ayara

Ayara memakannya dengan perlahan, perutnya memang keroncongan karena dari tadi ia belum makan apapun sama sekali. Makan pun hanya saat sarapan tadi pagi saja, walau kelaparan tapi entah mengapa ia tidak nafsu makan.

"Aya kenapa? Kalau ada masalah cerita sama Mammu dan Pappu ya sayang... Jangan dipendem sendiri, enggak baik buat mental kamu." Kata Aura

Mammu dan Pappu merupakan panggilan kasih sayang dari Ayara untuk kedua orang tuanya. Dahulu saat Ayara kecil ia tidak bisa mengucapkan panggilan mama dan papa secara fasih, jadi ia lebih memilih untuk memanggil ibu dan ayahnya sebagai Mammu dan Pappu.

"Enggak apa-apa Mammu, Aya lagi capek aja karena tugas sekolah Aya banyak." Jawab Ayara berbohong

Aura tersenyum. "Yasudah kalau Aya gak mau cerita sekarang, Mammu ngerti kok." Aura berkata demikian, ia tidak mau terlalu memaksakan kehendak putrinya.

Bagi Aura, kenyamanan adalah nomor satu dalam hubungan orang tua dan anaknya. Anak butuh pengertian dari kedua orang tuanya dan tidak bisa dipaksa seenaknya saja. Seorang anak juga manusia yang memiliki mental lemah, maka dengan begitu cara yang paling benar adalah lembut dan sabar.

Aura tidak mau jika ia memaksa Ayara agar menceritakan permasalahannya. Itu malah akan membuat hubungan mereka merenggang, Ayara juga punya privasi yang harus dijaga. Tidak semua hal tentang Ayara harus Aura ketahui, sebagai ibu juga ia mengerti bahwa Ayara sudah besar dan bisa mengurusi permasalahan hidupnya sendiri.

Tugas Aura hanyalah menjaga dan mendidik putrinya sebaik mungkin, memberi kasih sayang serta kehangatan yang nyaman bagi Ayara.

Aura merintikan air matanya, Ayara melihat hal tersebut lalu berhenti mengunyah makanan yang ada didalam mulutnya.

"Mammu kenapa? Kok nangis? Aya nyinggung mammu ya? Maaf Mammu, tapi Ayara bener-bener enggak kenapa-napa." Ucap Ayara merasa bersalah

The Two Worlds He CreatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang