Hola!
Votenya jangan lupa!
Santai aja bacanya pren~ Nikmati cerita ini agar kelen mengerti alur ceritanya secara haqiqi.
𝐍𝐨𝐰 𝐥𝐨𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠. . .
⋘ 𝑃𝑙𝑒𝑎𝑠𝑒 𝑤𝑎𝑖𝑡... ⋙
⎯⎯ ୨ 𝑯𝒂𝒑𝒑𝒚 𝑹𝒆𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈 ୧ ⎯⎯
Hari ini adalah hari minggu, hari dimana semua pekerjaan diliburkan. Sekolah, kuliah dan berkerja, semua mendapatkan liburnya masing-masing.
Ayara tengah berbaring ditempat tidurnya. Ia menatap layar ponsel yang cerah, dirinya tidak tahu harus berbuat apa dihari libur ini.
"Apa gue ketaman deket sini aja kali ya? Gabut juga." Celetuknya
Ayara bangun dari tidurnya, ia membuka lemari besar lalu melihat apa yang bisa dirinya gunakan untuk berjalan-jalan ditaman.
Pilihan Ayara terjatuh kepada sebuah baju berwarna putih, jeans biru dan dilengkapi dengan cardigan berwarna coklat muda. Itu terlihat sangat cocok dan pas ditubuh ramping Ayara, tak henti ia memandang dirinya sendiri pada pantulan kaca.
"Cakep banget dah lo." Ucapnya entah kepada siapa
Ayara tersenyum manis, ia mengambil tas lalu turun kebawah. Ayara mengambil sepatu berwarna putih pada rak didekat pintu, ia juga memakai sebuah tas kecil untuk membawa barang-barang kecil seperti ponsel, kartu debit dan uang cash.
"Mau kemana?"
Ayara menengok, ia berdiri dari duduknya setelah mengenakkan sepatunya.
"Mau ngabisin uang papa, lo mau ikut?" Ucap Ayara
"Enggak. Gak ada kerjaan banget hidup gue kalau ngikutin lo ngabisin duit bokap." Balas Leon
"Yaudah."
Ayara tersenyum lalu keluar dari rumah, ia berjalan menuju taman yang berada sekitar tiga kilometer dari rumahnya.
Keadaan siang ini begitu sepi, jalanan hanya diisi dengan beberapa orang yang tengah berlalu lalang didekat sana. Hari ini juga matahari terlihat berdiam diri ditengah-tengah langit tanpa ada sedikitpun awan yang menutupi sinarnya.
Ayara menyesal sudah memilih untuk keluar dari rumah, seharusnya ia bergulung dibawah AC kamar saja daripada kulitnya terbakar seperti sekarang. Lebih bodohnya lagi adalah Ayara lupa memakai lotion agar tubuhnya terlindung dari sinar matahari.
"Panas banget elah, mana gak ada yang jualan air juga lagi." Keluh Ayara sembari mengibas-ngibaskan lengannya
Ayara memilih untuk duduk dibangku taman yang teduh, ia membuka ponselnya berusaha mencari toko yang berjualan sekitaran taman lewat gps.
"Ada sih, tapi masa gue harus jalan kaki lagi buat kesana? Jauh pula." Ucap Ayara
"Lagian nih ya, Ayara Laudhya tuh tajir melintir, kenapa dirumahnya kagak ada hiburan sama sekali?" Protes Ayara
Ayara menghembuskan nafas panjang. "Gue kangen ibu sama bapak, kangen kakak, kangen adek, kangen Alin juga jadinya." Sambungnya
Sejujurnya, Ayara menyukai hidup dalam tubuh Ayara Laudhya. Namun, ia juga sangat merindukan sosok orang tua kandungnya, ia ingin bertemu dengan orang tua, kakak, adik dan juga Alin sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Two Worlds He Created
FantasyTransmigrasi karena jatoh dari gerbang sekolah?! Yang benar saja! Dunia memang sudah gila. Bertransmigrasi kedalam tubuh seorang gadis bermarga Laudhya membuat Ayara Lavanya harus terjerat dalam kehidupan yang rumit. Harus berhubungan dengan Abumi L...