Gue pulang. Pulang meninggalkan malaikat terbaik dan tercantik, mama. Meskipun gue tau, mama yang dulu berbeda dengan yang sekarang. Dulu mama cenderung sibuk dengan urusan nya sebagai penyelamat nyawa orang alias dokter
Gue bisa ngerasain itu semua. Gue emang cuek, ga memperhatikan apa yang terjadi di sekitar gue. Tapi meskipun gue cuek, gue bisa ngerasain apa yang terjadi. Kaya sekarang contoh nya, perlakuan mama yang lebih baik dari pada dulu
Tapi mau gimana pun, gue harus pulang ke rumah gue. Rumah yang bagaikan neraka yang memberi kesesatan dunia. Bukan suatu kehangatan layaknya keluarga
Keluarga gue udah berantakan, mama papa cerai. Hak asuh anak jatuh di tangan papa, Karna dianggap mama tidak bisa menjadi ibu yang baik selama ini.
Sidang perceraian, hak asuh anak yang terjadi beberapa hari sebelum nya. Padahal, mungkin mama belum sadar akan kesalahannya. Belum sadar seberapa penting nya anak anak nya daripada berkas berkas nya
Tapi ya sudah lah. Selama ada waktu, gue masih bisa ketemu mama di apartemen nya. Lagian ini garis takdir kehidupan gue. Takdir yang selalu mempermainkan gue.
Author pov
" Baru pulang, hmm? " Tanya Gilbert. " Iya pa, tadi ada kerja kelompok di rumah lyvia. Jadi agak telat " bohong Kanaya
" Masuk, dan bersihkan tubuhmu. Jika lapar, di meja makan sudah tersedia " ujar Gilbert sebelum meninggalkan Kanaya
" Formal banget " batin Kanaya sembari berjalan menuju kamar nya untuk membersihkan diri
Setelah membersihkan diri..
" Kok sepi? Ahh apa yang Lo pikirin nay, Lo udah biasa ngadepin hal kaya gini. Harus nya Lo ga kaget sama semua nya " monolog Kanaya yang sedang berjalan menggunakan hotpants andalannya
Kanaya pun menghabiskan makan nya dengan cepat. Hingga beberapa menit setelah nya, Gilbert ayah nya menuju kulkas untuk meneguk minuman dingin dan sesekali melirik ke arah Kanaya. Hingga sesaat setelah nya dirinya, berbicara
" Masih dengan Arka itu? " Tanya Gilbert meneguk minuman dingin nya sembari melirik ke arah Kanaya. " Kok papa tau? " Tanya Kanaya bingung
" Kanaya Kanaya, kamu lupa siapa papa? Hal yang mudah untuk papa meretas data orang, apalagi hanya data bocah ingusan yang belum tau tanggung jawab seperti dia " ucap Gilbert menaruh kembali minuman dingin nya berlanjut melipat dada nya
" Sampai kapan kamu dekat dengan lelaki itu nay? Papa ngga mau kalo ada orang yang main main sama kamu, pacaran itu tidak penting nay. Jauhi lelaki itu. " Lanjut nya
" Pah.. " ucap Kanaya dengan raut memelas
" Kalo kamu ngga jauhin dia, papa yang akan mengambil tindakan. Papa tidak pernah main main dengan ucapan papa, ingat itu kanaya " ujar Gilbert sembari berjalan melewati Kanaya
Kanaya pun sedih mendengar nya. Baru kali ini dirinya merasakan jatuh cinta, namun sudah kandas sebelum dirinya berperang
***
Keesokan harinya Kanaya menjalani aktivitas seperti biasa. Menjalani hari yang buruk, tiada sambutan hangat, dan hari yang biasa biasa saja bagi Kanaya
Dan hari ini, rumor tersebut semakin beredar, bahkan semakin parah. Rumor foto nya dan ayah nya zaman dahulu
Dengan bejat nya foto tersebut ditempel di Mading sekolah, bahkan disetiap pintu kelas dengan caption " siswi sma harapan bangsa rela menjual dirinya dengan pria tua demi membayar sekolah nya " Sungguh jahat memang.
Rasanya Kanaya ingin menyumpal mulut mereka yang membicarakan dirinya. Mereka tidak tau apa apa soal kehidupan nya, mengapa begitu peduli dengan kehidupan dirinya? Bahkan kehidupan mereka saja tidak jelas seperti apa. Sungguh menyebalkan
![](https://img.wattpad.com/cover/317137023-288-k97508.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kanaya dan dunianya
Teen Fiction" Biarpun dia bukan yang pertama, tapi gue yakin kalo dia yang terakhir dan satu-satu nya untuk gue." -K " Gue cuman mau hidup bahagia dan ada Kanaya disisi dan disetiap langkah hidup gue." -A