"selanjutnya kamu bisa memanggilku Jeno, sampai kita menikah. Kamu harus memanggilku sayang" ucap mrj, mendengar itu chacha tersentak kaget.
Baru saja akrab sudah membahas hal apa yang harus dilakukan setelah menikah?!"kupanggil kau dengan sebutan jeje saja, lebih mudah untuk diingat" ucap chaeryeong lalu menyeruput coklat hangat nya.
"yah, terserah kamu saja" ucap mrj merajuk.
"Apa kamu marah? seperti anak kecil saja" ucap chaeryeong terkekeh kecil, entah kenapa percakapan kecil ini membuatnya mengingat nya pada seseorang yang pernah ia temui sebelumnya, namun... siapa? chaeryeong sendiri tak bisa mengingat nya dengan jelas.
chaeryeong kembali melamun,kenapa sosok bertopeng itu juga tiba-tiba mengajukan pernikahan dengannya, yang dimana perusahaan ayahnya hanya sebuah perusahaan kecil yang bisa dibilang kurang berpengaruh dalam memajukan entertainment milik Jeje kan.
Dan tutur kata orang bertopeng itu benar-benar membuatnya nyaman,seperti mulai teringat pada suatu kejadian di masa lampau, alias Dejavu. semua yang ia katakan membuatnya merasa merindukan sesuatu yang tak jelas dalam pikiran dan memori nya.
"Aw ! panas !" reflek chaeryeong tatkala minuman coklat panasnya memercik ke jari tangan nya sendiri, pria bertopeng itu segera mengambil mug keramik berwarna merah milik chaeryeong lalu meletakkan nya di meja , lalu meniupi jadi chaeryeong yang terkena minuman itu.
"makanya jangan melamun, sejak dulu kau selalu melamum, tidak pernah berubah" ucap pria bertopeng itu, pandangan chaeryeong yang tadinya fokus pada jarinya, kini berpaling pada pria bertopeng itu. "bukan kah kita baru saja bertemu?kenapa dia begitu peduli? aneh.." batin chaeryeong sembari terus menatap pria bertopeng yang meniupi jadi jari nya yang terkena percikan coklat panas itu.
chaeryeong berhenti dari lamunan nya , ia reflek menarik tangannya dari genggaman mr.j yang meniupi jadi nya.
"ada apa? apa terlalu sakit? butuh aku aku ambilkan obat merah? atau alcohol? dengan kassa juga plaster?" tanya mr.j, nada bicara nya nampak seperti seorang yang benar benar panik.
"Tidak, aku , aku ingin ke kamar mandi, ada dimana?" tanya chaeryeong, menyatukan kepalan tangan nya di dadanya yang berdegup kencang.
"Disana, ikuti saja stiker putih itu" jawab mr.j menunjuk stiker putih bermotif bunga tulip yang berjejer di keramik rumahnya.
"Ah, oke terimakasih " ucap chaeryeong yang lalu meninggalkan mr.j tanpa pikir panjang, menyisakan tas tenteng dan ponsel yang ia letakan sembarang tadi.
"Ada apa dengan nya?" gumam mr.j saat chaeryeong melangkah menjauh menuju kamar mandi.
Tak lama chaeryeong meninggalkan ruang keluarga itu, ponsel chaeryeong berdering, sebuah notifikasi dua panggilan tak terjawab muncul, tak lama ponsel itu dibiarkan berdering tanpa di angkat, kini suara deringnya kembali terdengar.
akhirnya membuat Jeje penasaran, "Mark ...!?" eja mr.j tatkala melihat pop up panggilan yang sedang berlangsung.
"Halo , chacha ?, Kamu dimana? kata nada kau berada di rumah mr.j? itu benar?,aku akan menjemputmu, kalau si manusia hyper sex itu sampai menyakiti mu aku akan membunuh orang iyu" ucap orang dari seberang sana, Mark.
"Hahaha, mimpi saja kamu, bahkan kamu bukan apa-apa bagi saya, beraninya memberi ancaman" balas mr.j geram, nampak satu alisnya yang menaik menjulang keatas tanda sedang marah.
"pria sialan! kau apakan chaeryeong? Dimana dia?! Jangan kau sentuh chacha, kalau kamu berani menyentuh nya seujung helai rambut saja maka aku akan membunuh mu langsung" ucap Mark,memberi peringatan pada seorang mr.j ,
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMOR || Lee Jeno
Fiksi PenggemarChaeryeong terpaksa mengiyakan perintah ayahnya untuk menikahi seorang CEO dari neowayzen Orang terkaya didunia, dengan identitas nya yang masih menjadi rahasia Kekayaannya ia dapuk dari perusahaan perusahaan yang menggeluti banyak bidang terkenal d...