Bab 9

144 39 13
                                    

Barsel mondar-mandir tak karuan. Ia tak menyangka jika semua akan sekacau ini. Andaikan ia tahu ada wartawan yang mengikutinya, mungkin ia akan berpikir seribu kali dan menahan segala hasrat bodohnya supaya kejadian seperti ini tidak akan pernah terjadi.

Sungguh, rasanya ini seperti mimpi buruk sepanjang hidup Barsel. Ia malu pada keluarganya yang pasti akan bersorak gembira karena telah mencoret dirinya dari daftar nama keluarga. Ia juga malu pada Clara tapi semua itu salahnya. Iya. Semua salah Clara yang tidak pernah melayaninya sampai ia hilang kendali seperti ini.

"Duduklah! Aku pusing melihatmu mondar-mandir seperti itu sejak tadi."

Sena menarik tangan Barsel untuk duduk sembari menunggu kedatangan Bara.

"Bagaimana aku bisa tenang, reputasiku bisa hancur."

Barsel mengacak-acak rambutnya. Ia tak peduli lagi. Penampilannya kini kusut dan terlihat menyedihkan. Sembari menunggu Bara untuk membebaskannya. Ia sudah mengirimkan pesan pada Bara beberapa jam lalu supaya datang ke kantor polisi.

"Kita bisa membangunnya lagi."

"Kamu pikir, semudah itu? Aku banting tulang siang dan malam, mengemis belas kasihan sahabatku supaya mau membantuku. Hingga akhirnya aku sampai berada di posisi seperti sekarang ini."

"Tenanglah, kita bisa membuat alasan yang bisa membenarkan dirimu. Publik akan bersimpati padamu."

"Apa itu?"

Barsel menghentikan langkahnya, ia duduk dan menunggu penjelasan Sena. Ia penasaran dengan ide yang Sena miliki.

"Korbankan Clara."

"Apa?! Jangan bercanda. Apa maksud dari ucapan kamu."

"Katakan pada publik, yakinkan mereka. Bahwa kita saling mencintai lalu datang Clara memaksamu menikah."

"Ide konyol apa ini. Aku tidak bisa melakukan itu. Aku sangat mencintai."

"Kamu mau pilih cinta atau masa depanmu?"

Barsel terdiam. Ia memang mencintai Clara tapi masa depannya juga sangat penting. Ia tak mau hidup susah lagi. Kesempatan juga tidak datang setiap hari, sedangkan wanita bisa datang dengan mudah kapan saja apalagi saat ia memiliki segalanya. Wanita pasti akan mendekatinya dan menyerahkan diri secara cuma-cuma.

"Bagaimana?"

Sena penasaran dengan jawaban Barsel. Ia ingin tahu, seberapa besar arti sebuah cinta bagi seorang pria.

Selama ini, Barsel mengaku sangat mencintai Clara. Andaikan semua itu benar, Barsel pasti akan menolak idenya karena tidak ada cinta yang sengaja menyakiti pasangannya apalagi untuk kepentingan diri sendiri.

"Aku akan mencoba ide darimu."

"Sudah aku duga."

"Aku tidak munafik. Aku memang mencintai Clara tapi aku tidak mau mengorbankan apa yang sudah aku bangun selama ini dengan susah payah."

"Pria dan keegoisannya."

Sena tertawa. Hal seperti ini sudah biasa ia lihat. Banyak pria yang rela mengorbankan wanita demi kepentingan diri sendiri. Ia merasa beruntung tak pernah menjadi korban para pria itu karena ia tak pernah jatuh cinta, lebih tepatnya ia tak pernah membuka hati untuk seorang pria.

Bukan tak ada yang mencintainya. Meski ia bekerja sebagai wanita malam, banyak pria yang ingin menjalin hubungan lebih serius dengannya namun ia tolak mentah-mentah karena ia lebih memilih menjadi barang mahal yang memiliki nilai jual daripada memberikannya secara cuma-cuma dengan alasan demi cinta.

"Pria dengan kewarasannya. Aku tidak mau hancur karena satu masalah kecil seperti ini."

"Terserah kamu saja. Aku juga tidak mau kalau kamu jatuh miskin. Aku tak mau anakku hidup kekurangan."

"Tutup mulutmu, Sena! ini bukan waktu yang tepat untuk membicarakan tentang anak sialan itu. Aku belum percaya kalau anak itu benar-benar anakku."

"Kamu akan membayar mahal untuk hal ini. Aku bisa membuktikannya melalui tes DNA dan kamu harus memberikan aku separuh dari hartamu."

"Jangan pernah bermimpi!"

"Aku memang wanita pemimpi yang selalu menjadikan mimpi itu menjadi sebuah kenyataan."

Sena kembali tertawa. Rasanya ia sangat senang bermain-main dengan Barsel. Ia akan memanfaatkan pria itu dan menguras habis hartanya. Ibaratnya sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui. Harta Barsel dan imbalan yang dijanjikan oleh Bara.

Sena tak sabar menunggu hari itu tiba. Impiannya untuk menghabiskan masa tua dengan damai, sepertinya akan terwujud.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 22, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bara's Revenge Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang