Dari hari ke hari, Dipa mulai terbiasa menjalani rutinitas barunya. Gerakan-gerakan yang di awal sering dikoreksi Om Genta, lambat laun makin membaik dan berujung nihil revisian. Hubungannya dengan oatmeal pun makin akrab. Ibarat kata pendekatan dengan seorang gadis, saat ini Dipa ada di tahap saling curhat. Bahkan, sekarang dia jago mengombinasi resep oatmeal yang enak. Tanpa terasa, Dipa telah berada pada minggu terakhir tantangan Om Genta. 3 hari lagi, semua akan selesai dan dia bisa fokus menimba restu padanya.
"Enak banget kayanya, Dip?" komentar Teh Rina sembari meletakkan tas jinjingnya di meja.
"Ini favoritku, Teh," jawab Dipa sebelum melahap suapan selanjutnya. Hari ini dia meracik kombinasi oatmeal, buah, granola, dan madu. Di kotak bekalnya, potongan-potongan pisang, stroberi, anggur, dan mangga berdiri berjejalan memberi kesegaran. Kehadiran granola bikin tekstur yang tidak monoton. Terakhir, goresan madu yang mengalur di atasnya sukses jadi pelengkap paripurna yang tidak hanya memberi manis, tetapi menyediakan khasiat luar biasa buat tubuh.
"Favorit? Engga salah denger nih?"
Dipa nyengir kuda. Teh Rina kemudian mengenang masa-masa di mana Dipa tiap pagi sambat gara-gara harus sarapan makanan yang dia sebut sebagai bubur bayi gagal. Tiap hari mengeluh sakit punggung karena olahraga. Tiap hari mengutuki nasib. Namun, sekarang itu semua tinggal kenangan. Keluhan-keluhan itu luntur dan wajah Dipa kian cerah dari hari ke hari.
"Maksud Teteh, ganteng?"
"Cerah ama ganteng beda ya, Ontohod! Kamu biasa ngaca di mana sih? Di pasir?"
Dipa manyun. "Teteh enggak mau nyoba nawarin si A'a buat olahraga? Boleh kok pakai workout plan punyaku."
"Duh, ntar perut si A'a enggak buncit lagi dong? Engga deh."
"Biar sehat, Teh," timpal Dipa sambil mengunyah. "Perut buncit itu bahaya loh, apalagi buat cowok. Bisa ningkatin kadar lemak di peredaran darah. Ujung-ujungnya bisa jantungan. Lagian, workout plan aku itu buat pemula kok. Kalau level advance lain lagi kombinasinya."
"Beuh, udah jago nih ceritanyah? Mana nih Dipa yang ngomel-ngomel kalau disuruh olahraga?"
"Kan orang bisa berubah, Teh."
Tidak bisa dielakkan, setelah mendengar pesan Tante Citra, dia menjalani olahraga tanpa banyak berpikir. Pokoknya dilakukan saja. Yang tak pernah Dipa perkirakan, ternyata kegiatan yang awalnya sekadar untuk memenuhi kewajiban, perlahan berubah menjadi kesukaan. Terlebih setelah dia merasakan dampaknya. Badannya mulai terasa bugar, pikirannya terasa segar, dan staminanya jauh lebih prima. Dipa bahkan sering menambah porsi latihannya di sore hari. Rasa ingin tahunya terhadap berbagai jenis latihan pun meningkat. Dia mulai sering mengakses video tutorial workout level selanjutnya.
"Ternyata gaul ama Gugum ada gunanya ya, Dip. Enggak sia-sia kalian bikin duo jeletot."
Kuping Dipa panas mendengar julukan yang sudah lama tak didengarnya lagi. Panjang umur, tak lama muncul nama Gugum di ponsel Dipa. Semenjak kejadian itu, mereka tidak pernah saling mengontak lagi. Lagi pula, buat apa menghubungi Gugum? Konon kabarnya, jangkrik berotot itu sekarang sudah sibuk melanglang buana dari podcast satu ke podcast lain, dan sukses jadi raja endors. Melihat pagi-pagi Gugum menghubunginya, Dipa merasa ada sesuatu yang urgen yang harus segera dibahas.
"Ya, Gum?"
"Kang, ngerasa teu kalo hype goyang jeletot udah ilang?"
"Bodo amat."
"Udah seminggu ini engga ada endors masuk. Calling-an podcast juga teu aya. Kita harus bikin sesuatu yang baru nih."
"Hah? Kita?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BERBURU RESTU
HumorDipa cuma ingin menikahi Ajeng di KUA. Tanpa resepsi. Tanpa ingar bingar pesta. Menurutnya, resepsi pernikahan hanyalah bentuk kesombongan, pamer, dan buang-buang uang. Belum lagi ribetnya, ampun dah! Ajeng sih tidak masalah menikah di KUA saja. Kal...