MENYESAL [END]

1.4K 70 27
                                    

Part akhir😁

****

"luka seorang perempuan mungkin tidak bisa kamu lihat lewat senyumnya, karena ia menyimpan luka itu di dalam hati dan air mata"

"mana janji yang pernah kau ucap?, Janji itu telah kau ingkari. Namun, beda dengan janjiku yang selalu ku pegang" _Celline


****

Satria dan Abian yang baru saja sampai di kediaman Laras langsung di kejutkan dengan berita dari Nadhea bahwa Laras pergi ketempat suaminya tinggal mengunakan taksi online.

"L-laras pergi, naik taksi" Ujar Nadhea gugup. Jujur saja. Gadis muslimah itu takut jika sudah berhadapan dengan Satria.

"Kok bisa?" Tanya Abian.

"Tadi gue pergi ke kamar mandi. Terus pas gue balik ke kamar. Laras gak ada, gue langsung lari ke depan. Laras udah masuk taksi online. Gue mau ngejar tapi gak ada kendaraan" jelas Nadhea panjang lebar.

Satria segera mengenakan helm nya. Menaiki motornya lalu segera tancap gas. Meninggalkan Abian dan Nadhea.

"Gue duluan" ucap Abian langsung mendapatkan anggukan dari Nadhea.

Ya, Sejak dari Laras sakit. Nadhea selalu menjaga Laras. Padahal Satria sudah menyuruhnya untuk tidak terlalu sering menjaga Laras. Tapi Nadhea tetap kekeuh. Dia terus menjaga Sahabatnya-Laras.

Kecepatan motor yang di kendarai oleh Satria ataupun Abian sudah melebihi rata-rata. Kedua cowok itu tidak peduli lagi dengan nyawanya sebagai taruhan. Air hujan yang sudah mulai turun mereka terobos. Tanpa rasa takut sama sekali. Kedua remaja itu malah meningkatkan kecepatan motornya.

Sedangkan di sisi lain. Reza dan vinzo segera pergi meninggalkan markas. Begitupun dengan tetua secarpion. Mereka langsung menaiki motornya lalu tancap gas menuju kediaman Arifin.

Tertinggal Egend yang masih mematung di salah satu sofa. Pandangan lelaki itu lurus kedepan. Tangannya menggenggam handphone. Bahkan handphone itu tidak mati, masih melihatkan sebuah aplikasi untuk mengirim pesan. Terdapat nama 'Ona...' di aplikasi tersebut.

Tak terasa. Setetes air mata mengalir. Melintasi pipi kanan Egend. "Gue gak mau" lirihnya.

Hingga beberapa detik. Sebuah panggilan masuk. Egend tersenyum Melihat panggilan itu dari sang kekasih. "Assalamualaikum..." Ujarnya lirih lantaran menahan Isak tangisnya.

"Walaikumsalam.... Gen.. hiks"

Egend sangat paham dengan apa yang sedang di rasakan gadis di sebrang sana. Lelaki itu kembali meneteskan air matanya.

"Gue juga gak mau na... Kita harus sama-sama. Gue gak mau pisah dari Lo..."

"Gue gak mau gen... Hiks..."

5 menit sebelum Reza, vinzo dan tetua secarpion pergi. Egend mendapatkan kabar dari Serena. Gadis itu mengirimkan pesan yang menurut Egend sangat menggores hatinya. Setelah lulus SMA. Serena akan di jodohkan oleh teman bisnis ayahnya.

Bukan, bukan ayah Serena yang menginginkan itu. Tapi Zayyan-kakak Serena itu yang menginginkan Serena di jodohkan oleh teman bisnis ayahnya.

"Gue bakal usahain biar kita bisa sama-sama lagi"

"Janji ya gen.."

"Janji" balas Egend dengan senyum getir. Setelahnya Serena menutup panggilan mereka.

Egend berdiri dari duduknya. Menarik nafas dalam lalu menghembuskan nafasnya secara kasar. Setelah itu. Cowok 18 tahun itu mulai keluar markas. Menutup pintu markas dan menguncinya. menaiki motornya dengan sangat lesu.

NoLasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang