MAKSUDNYA?

660 47 10
                                    

"Tidak ada penderitaan yang abadi, tidak ada kebahagiaan yang abadi, kecuali bagi yang pandai bersyukur. Selamanya ia akan merasakan kebahagiaan"

****

Hujan sudah mulai mereda. Jam menunjukkan pukul 01.21 dini hari. Noe masih tertidur lemah di aspal. Darah di hidupnya sudah kering sejak 15 menit yang lalu. Bibirnya terlihat pucat. Begitupun dengan tubuhnya yang sudah seperti mayat yang terlantar.

"Firza?" Ucap lelaki yang masih melajukan mobilnya. Mata laki-laki itu melihat mobil Noe yang terparkir di pinggir jalan. Ia mulai mengarahkan laju mobilnya ke mobil Noe.

Setelah mobilnya terparkir di pinggir jalan secara sempurna. Ia turun dan menghampiri mobil Noe yang berada tepat di depan mobilnya.

"Firza?" Lelaki dengan Hoodie hitamnya itu mengetuk kaca mobil Pajero hitam Noe.

"Kemana orangnya" Batin laki-laki itu. Pandangannya mengedar ke penjuru jalan sampai menemukan Noe yang sedang tergeletak lemah di tengah jalan.

Cowok itu lari ke arah Noe yang sedang tergeletak. "Fir, Firza. Lo kenapa?" Tanya cowok itu sembari menggoyang tubuh Noe.

Dari kejauhan terlihat ada tiga motor sedang melintas. Orang yang melajukan motornya itu sama sama mengerutkan keningnya bingung.

"ITU MOBIL BANG FIRZA KENAPA DI SAMPING JALAN?!!!" Tanya salah satu di antara mereka dengan suara keras. Selagi masih di atas motor mereka juga mengenakan helm full face. Jika tidak dengan suara keras ya gak akan denger.

"GUE GAK TAU?!!. ADA DUA MOBIL DI SANA!!" Sahut cowok yang mengunakan motor Kawasaki ninja 250R berwarna biru.

"Firza. Lo kenapa woyy!" Ini kalimat ke-262 yang sudah keluar berkali-kali dari bibir cowok itu.

"Bang Firza kenapa?" Batin laki-laki yang baru saja turun dari motornya. Ketiga laki-laki itu berlari ke arah Noe.

"Bang bian?" Salah satu dari tiga cowok itu menepuk pundak cowok yang bernama bian, lengkapnya. Abian dirgantara atau yang kerap di sapa bian itu menoleh ke belakang.

Bian Menatap tiga cowok di belakangnya "Firza kenapa?" Tanya bian pada tiga cowok itu.

Tiga cowok yang di maksud adalah. Aarav, Altezza dan bara salah satu Member secarpion. Mereka juga yang sempat bertemu Noe di pasar malam tadi. Dan bara lah yang tertawa dengan gaya kejang-kejang saat melihat Noe mengenakan kostum Frozen.

Mereka memang lebih nyaman memanggil
Noe, firza. Lebih mudah jika di panggil dengan embel-embel 'Abang'.

Abian dirgantara. Dia adalah ketua Genk Corazon. Perkumpulan Genk motor yang terkenal elit itu sudah akrab dengan secarpion. Kedua Genk itu sama-sama memiliki dendam dengan drex.

Drex adalah Penyebab meninggalnya wakil Corazon. Sejak kejadian itu mereka benar-benar tidak pernah akur. Sempat di penjara namun, bebas karena uang. Abian masih berusaha untuk menjebloskan Guntur ke penjara lagi. Salah satunya dengan bantuan secarpion dan perkumpulan Genk motor lainnya yang sama memiliki dendam dengan drex.

"Harusnya gue yang tanya Lo bang. Bang Firza kenapa?" Sahut Altezza. Cowok dengan kaos hitam di pandukan dengan kemeja kotak-kotak berwarna hitam yang kancingnya sengaja di buka, serta dengan celana hitam selututnya itu berjongkok. Mengambil tisu dari kantung celananya. Membersihkan darah yang sudah kering di hidung Noe.

"Bawa ke rumah sakit aja" Usul Aarav.

Kelopak mata Noe mulai membuka Dengan pelan hingga sempurna terbuka. Tubuhnya terasa remuk saat ini. Ia melihat ke empat cowok di hadapannya.

NoLasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang